HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Sabtu, 15 Agustus 2015

Kemulyaan jumat

Jibril pernah mendatangiku dan di tangannya ada sesuatu seperti kaca putih..Di dalam kaca itu, ada titik hitam..Nabi ﷺ pun bertanya, “Wahai Jibril apakah itu?lalu beliau menjawab, “Ini hari Jumaat”..Nabi bertanya lagi, “Apa maksudnya hari Jumat?” Jibril mengatakan, “Kalian mendapatkan kebaikan di dalamnya.
Hari jumat menjadi hari raya bagimu dan bagi kaummu setelahmu. Sementara, orang Yahudi dan Nasrani mengikutimu (Sabtu–Ahad)..Nabi ﷺ bertanya, “Apa lagi yang kami peroleh di hari Jumat?” Beliau menjawab, “Di dalamnya, ada satu kesempatan waktu; jika ada seorang hamba muslim berdoa bertepatan dengan waktu tersebut, untuk urusan dunia serta akhiratnya maka pasti Allah ﷻ kabulkan doanya..Allah ﷻ simpan untuknya dengan memberikan yang lebih baik dari perkara yang dia minta, atau dia dilindungi dan dihindarkan dari musibah.
Nabi ﷺ bertanya lagi, “Apa titik hitam ini?” Jibril menjawab, “Ini adalah kiamat, yang akan terjadi di hari Jumaat..Hari ini merupakan pemimpin hari yang lain menurut kami. Kami menyebutnya sebagai “yaumul mazid”, hari tambahan pada hari kiamat.” Aku bertanya, “Apa sebabnya?” Jibril menjawab, “Karena Rabbmu, Allah ﷻ menjadikan satu lembah dari minyak wangi putih. Apabila hari Jumat datang, Dia Dzat yang Mahasuci turun dari illiyin di atas kursi-Nya. Kemudian, kursi itu dikelilingi emas yang dihiasi dengan berbagai perhiasan. Kemudian, datanglah para nabi, dan mereka duduk di atas mimbar tersebut. Kemudian, datanglah para penghuni syurga dari kamar mereka, lalu duduk di atas bukit pasir. Kemudian, Rabbmu, Allah ﷻ Dzat yang Mahasuci lagi Mahatinggi, menampakkan diri-Nya kepada mereka, dan berfirman, “Mintalah, pasti Aku akan beri”..Maka mereka meminta redha-Nya. Allah ﷻ pun berfirman, “Aku halalkan untuk kalian rumah-Ku, dan Aku jadikan kalian berkumpul di kursi-kursi-Ku. Karena itu, mintalah, pasti Aku beri!” Mereka pun meminta kepada-Nya. Kemudian Allah ﷻ bersaksi kepada mereka bahwa Allah ﷻ telah meredhai mereka.
.
. (Hr. Ibnu Abi Syaibah, Thabrani dalam Al-Ausath, Abu Ya’la dalam Al-Musnad, Hasan Shahih)
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar