HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Kamis, 30 Juli 2015

kurisaukan keluasan dunia

Rasul saw bersabda : “Aku sungguh tidak merisaukan syirik menimpa kalian setelah aku wafat, yang kurisaukan adalah keluasan dunia yang membuat kalian saling hantam memperebutkannya” (Shahih Bukhari)
Inilah jawaban Nabi saw terhadap kekuasaan disebuah Negara timur tengah, mereka sangat merisaukan dan meributkan kesyirikan, namun mereka saling bunuh demi berebut kekayaan, mereka rela mengundang dan membayar ribuan pasukan AS ke negeri mereka demi membantai saudara mereka muslimin mereka sendiri demi memperebutkan minyak, mereka rela tak membantu Palestina yang dibantai Israel, demi naiknya harga minyak, inilah yang dikabarkan oleh Rasul saw : “Sungguh Demi Allah aku tidak takut syirik menimpa kalian, namun yang kutakutkan adalah keluasan dunia yang kalian saling memperebutkannya” (Shahih Bukhari).
Jawaban Rasul saw ini membungkam semua lidah orang yang merisaukan syirik atas muslimin yang beribadah
~ Al Habib Munzir Al Musawa ~
sumber

Allah mencintai orang-orang yang bertobat

Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz:
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (AI-Baqarah, 2:222)
Jika Allah mencintai orang-orang yang bertobat, maka kita mengetahui bahwa tobat pasti dilakukan oleh setiap orang yang dicintai Allah. Tidak mungkin Allah mencintai seseorang kemudian membiarkannya penuh dengan noda kemaksiatan, baik dengan dosa kecil maupun besar. Bahkan Allah akan membebaskan dia dari belenggu yang membuatnya terus-menerus bermaksiat. Allah lah yang pertama-tama memberinya kemampuan untuk bertobat, baru kemudian ia dapat bertobat kepada-Nya. Allah lah yang pertama-tama mencintainya, barulah kemudian ia dapat mencintai-Nya dan menampakkan tanda-tanda cintanya kepada Allah SWT.
Pengetahuan bahwa di dalam tobat terdapat rahasia cinta Allah, sebenarnya sudah cukup untuk membangkitkan semangat orang-orang yang beriman untuk bertobat. Seandainya tidak ada keutamaan lain dalam bertobat selain hal ini, maka sudah seharusnya setiap Mukmin mendambakan tobat. Sebab, cita-cita tertinggi setiap orang yang beriman adalah mendapatkan cinta Allah. Tidak ada yang lebih penting bagi mereka selain hal ini. Karena itulah setiap bentuk kebaikan menjadi sarana takwa dan tobat, baik itu haji, jihad, ilmu, dakwah, pertemuan yang baik, maupun bulan Ramadhan. Semua jenis kebaikan merupakan sarana dan lahan untuk bertobat. Kita pun telah mengetahui bahwa kewajiban bertobat berlaku bagi semua orang, dan tobat merupakan langkah awal dan tidak ada akhirnya. Kita juga mengetahui bahwa tidak ada seorang penghuni bumi maupun langit, baik yang terdahulu maupun yang akan datang, yang mencapai puncak makrifat terhadap salah satu sifat atau nama Allah. Apalagi untuk mengetahui dengan sempurna semua nama dan sifat Allah. Setiap orang dari mereka memiliki kekurangan, baik itu kaum mulia; para muqarrabin. Dengan berkat karunia Allah, mereka senantiasa menemukan dalam diri mereka perasaan kurang, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda beliau saw:
“Duhai Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari amarah-Mu, dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha Suci Engkau, aku tidak dapat memuji-Mu dengan sebuah pujian sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”
Allahuma soli ala sayidina muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim
sumber

Jangan Menjadi Budaknya Dunia

lihat video

DIANTARA SYIRIK DAN ZUHUD

 Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Jauhilah sifat syirik, baik syirik lahiriah ataupun batiniah. Sifat syirik lahiriah seperti menyembah patung atau berhala, sementara syirik batiniah seperti bersandar kepada makhluk dan hanya memerhatikan kepadanya, baik dalam kemudharatan ataupun dalam manfaat.
Di antara manusia ada orang yang memiliki dunia, tetapi dia tidak mencintainya; dia memiliki dunia tetapi tidak dimiliki dunia; dunia mencintainya tetapi dia tidak mencintai dunia; dunia lari di belakangnya, tetapi dia tidak lari ke belakang mengejarnya; dia memanfaatkan dunia tetapi dunia tidak berhasil memanfaatkannya; dan dia berhasil memisahkan diri dari dunia, tetapi dunia tidak memisahkan diri darinya.
Dia benar-benar telah membuat hatinya menjadi baik kerana Allah Azza wa Jalla, sedangkan dunia tak mampu merosaknya. Maka, dia mampu mengatur dunia, sementara dunia tak akan mampu mengaturnya. Kerana itu, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik harta yang bermanfaat adalah harta orang yang soleh.” Beliau juga bersabda, “Tidak ada kebaikan dalam dunia ini, kecuali bagi orang yang berkata begini dan begitu.” Beliau mengisyaratkan bahawa orang itu memisahkan dunia dengan tangannya dalam berbagai segi yang baik.
Maka, hendaklah engkau membiarkan dunia di tanganmu untuk kebaikan hamba-hamba Allah Azza wa Jalla. Keluarkanlah dunia dari hatimu hingga dunia sama sekali tidak membahayakanmu. Janganlah kenikmatan dunia dan perhiasannya menipumu. Sebab, tidak lama lagi engkau akan pergi dan dunia pun akan pergi setelah kepergianmu.”
--Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Fath Ar-Rabbani
sumber

janganlah engkau meninggalkan sholat berjama'ah

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid (Tanggul) :
"Jikalau engkau ingin dijauhkan dari ujian,diluaskan rezekinya serta dinaikkan derajatnya, maka janganlah engkau meninggalkan sholat berjama'ah"
sumber
sumber2

HUKUM ALAT MUSIK REBANA DI MASJID

 Didalam madzhab syafii bahwa Dufuf (rebana) hukumnya Mubah secara Mutlak (Faidhulqadir juz 1 hal 11). Diriwayatkan pula bahwa para wanita memukul rebana menyambut Rasulullah saw disuatu acara pernikahan, dan Rasul saw mendengarkan syair mereka dan pukulan rebana mereka, hingga mereka berkata : bersama kami seorang Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi”, maka Rasul saw bersabda : “tinggalkan kalimat itu, dan ucapkan apa – apa yang sebelumnya telah kau ucapkan” (Shahih Bukhari hadits No.4852), juga diriwayatkan bahwa rebana dimainkan saat hari Asyura di Madinah dimasa para sahabat radhiyallahu ‘anhum (Sunan Ibn Majah hadits No.1897)
Dijelaskan oleh Imam Ibn Hajar bahwa Duff (rebana) dan nyanyian pada pernikahan diperbolehkan walaupun merupakan hal yang Lahwun (melupakan dari Allah), namun dalam pernikahan hal ini (walau lahwun) diperbolehkan (keringanan syariah karena kegembiraan saat nikah), selama tak keluar dari batas - batas mubah. Demikian sebagian pendapat ulama (Fathul Baari Almasyhur Juz 9 hal 203)
Menunjukkan bahwa yang dipermasalahkan mengenai pelarangan rebana adalah karena hal yang Lahwun (melupakan dari Allah), namun bukan berarti semua rebana haram, karena Rasul saw memperbolehkannya, bahkan dijelaskan dengan Nash Shahih dari Shahih Bukhari. Namun ketika mulai makna syairnya menyimpang dan melupakan dari Allah swt maka Rasul saw melarangnya.
Demikianlah maksud pelarangannya di masjid, karena rebana yang mengarah pada musik lahwun, sebagian ulama membolehkannya di masjid hanya untuk nikah walaupun Lahwun, namun sebagian lainnya mengatakan yang dimaksud adalah diluar masjid, bukan didalam masjid.
Pembahasan ini semua adalah seputar hukum rebana untuk gembira atas akad nikah dengan lagu yang melupakan dari Dzikrullah.
Berbeda dengan rebana dalam maulid, karena isi syairnya adalah shalawat, pujian pada Allah dan Rasul-Nya saw, maka hal ini tentunya tak ada khilaf padanya, karena khilaf adalah pada lagu yang membawa lahwun.
Sebagaimana Rasul saw tak melarangnya, maka muslim mana pula yang berani mengharamkannya, sebab pelarangan di masjid adalah membunyikan hal yang membuat lupa dari Allah didalam masjid, Sebagaimana juga syair yang jelas – jelas dilarang oleh Rasul saw untuk dilantunkan di masjid, karena membuat orang lupa dari Allah dan masjid adalah tempat dzikrullah, namun justru syair pujian atas Rasul saw diperbolehkan oleh Rasul saw di masjid. Demikian dijelaskan dalam beberapa hadits shahih dalam Shahih Bukhari, bahkan Rasul saw menyukainya dan mendoakan Hassan bin Tsabit seraya melantunkan syair di masjid, tentunya syair yang memuji Allah dan Rasul-Nya.
Saudaraku, rebana yang kita pakai di masjid itu bukan lahwun dan membuat orang lupa dari Allah, justru rebana - rebana itu membawa muslimin untuk mau datang dan tertarik hadir ke masjid, duduk berdzikir, melupakan lagu - lagu non muslimnya, meninggalkan alat – alat musiknya, tenggelam dalam dzikrullah dan Nama Allah Swt, asyik ma’syuk menikmati rebana yang pernah dipakai menyambut Rasulullah saw, mereka bertobat, mereka menangis, mereka asyik duduk di masjid, terpanggil ke masjid, betah di masjid, perantaranya adalah rebana itu tadi dan syair – syair pujian pada Allah dan Rasul Nya, dengan meniru perbuatan para sahabat yaitu kaum Anshar radhiyallahu’anhum yang perbuatan itu sudah diperbolehkan oleh Rasul saw.
Dan sebagaimana majelis kita telah dikunjungi banyak ulama, kita lihat bagaimana Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh, justru tersenyum gembira dengan hadroh majelis kita, demikian pula Al Allamah Alhabib Zein bin Smeth (Pimpinan Ma’had Tahfidhul Qur’an Madinah Almunawwarah). Demikian pula Al Allamah Al Habib Salim bin Abdullah Asyatiri (Pimpinan Rubat Tarim, Hadramaut) juga menjadi Dosen di Universitas Al Ahqaf Yaman. Demikian Al Allamah Alhabib Husein bin Muhamad Alhaddar, Mufti wilayah Baidha, mereka hadir di majelis kita dan gembira, tentunya bila hal ini mungkar niscaya mereka tak tinggal diam dan akan melarang kemungkaran di masjid, bahkan mereka memuji majelis kita sebagai majelis yang sangat memancarkan cahaya keteduhan melebih banyak majelis – majelis lainnya.
Mengenai pengingkaran yang muncul dari beberapa ulama adalah karena mereka belum mentahqiq masalah ini, karena tahqiq dalam masalah ini adalah tujuannya, sebab alatnya telah dimainkan dihadapan Rasulullah saw yang bila alat itu merupakan hal yang haram mestilah Rasul saw telah mengharamkannya tanpa membedakan ia membawa manfaat atau tidak. Namun Rasul saw tak melarangnya, dan larangan Rasul saw baru muncul pada saat syairnya mulai menyimpang, maka jelaslah bahwa hakikat pelarangannya adalah pada tujuannya. Nah.. para ulama atau kyai ahlussunnah waljamaah yang melarangnya mungkin dimasa kehidupan mereka rebana dipakai hal yang mungkar dengan sorak - sorai dan tawa terbahak - bahak didalam masjid, maka mereka melarangnya.
~ Al Habib Munzir Al Musawa ~
sumber

Keinsyafan Dalam Berhijab

video Wanita Sholehah Selalu Berhijab

lihat video

MEMPERBANYAK SUJUD

سُئل النبي ﷺ عن عمل يدخل الجنة أو عن أحب الأعمال إلى الله
فقال :عليك بكثرةِ السجود لله فإنك لا تسجدُ للهِ سجدةً
إلا رفعَك الله‬ بها درجةً وحطَّ عنك بها خطيئةً " [ رواه مسلم ]
sumber

Selasa, 28 Juli 2015

TEKNIK SOLAT KHUSYUK DAN TAWAJJUH

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup Surah Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Wahai para pengikut Muhammad yang selalu menuju pengesaan Zat, semoga Allah memudahkan urusanmu, hendaklah engkau merenungkan tujuh samudera yang meliputi tujuh ayat yang diulang-ulang dalam Al-Qur`an Al-Azhim yang merupakan cabang dari tujuh sifat Dzat Ilahi yang setara dengan tujuh lapis langit dan tujuh bintang semesta.
Renungkanlah ayat-ayat ini dengan sungguh-sungguh, lalu jadikanlah dirimu seperti yang dilambangkan di dalamnya, niscaya engkau akan selamat dari tujuh jurang jahanam yang menghalangi manusia mencapai syurga Zat, yang menjadi tempat musnahnya semua atribute dan keberbilangan.
Tentu saja renungan dan tadabbur seperti itu tidaklah mudah bagi mu kecuali setelah engkau membersihkan lahiriahmu dengan syariat Rasulullah saw yang bersumber dari Al-Qur`an, serta membersihkan batiniahmu dengan mengikuti akhlak Rasulullah SAW yang berasal dari kandungan Al-Qur`an. Kerana Al-Qur`an yang menjadi penyatu kedua sisi akhlak Rasulullah saw, lahir dan batin; serta turun dari Rabb-nya yang telah menunjuknya sebagai khalifah di bumi.
Al-Qur`an adalah akhlak Allah swt yang diturunkan kepada Nabi-Nya. Maka siapapun yang berakhlak dengan Al-Qur`an, pasti akan beruntung seperti beruntungnya Rasulullah SAW. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda: "Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah", kerana memang itulah yang diingatkan di dalam Al-Qur`an.
Surah al-Fatihah menjadi bahagian paling terpilih dari seluruh isi al-Qur`an dengan bentuk yang paling mudah dan pemaparan yang paling jelas. Siapapun yang merenungi surah ini pasti akan mendapatkan apa yang dapat didapatkannya dari seluruh isi Al-Qur`an. Itulah sebabnya surah ini wajib dibaca ketika hamba bertawajuh (memusatkan) kepada Zat Tunggal yang oleh syariat disebut dengan istilah "solâh".
Solat merupakan mi'raj bagi mereka yang menuju kepada-Nya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: "Solat adalah mi'raj orang mukmin." Rasulullah juga bersabda: "Tidak sah solat kecuali dengan membaca Fâtihah al-Kitâb."
Oleh sebab itu, maka bagi engkau yang sedang melakukan solat dengan menghadap ke arah Ka'bah yang sejati atau kiblat yang hakiki, hendaklah engkau melaksanakan solat wajib dengan tekun yang dapat mendekatkan anda kepada kiblat hakiki, sehingga engkau dapat meraih hikmah dan rahsia-rahsia yang terkandung di penetapan kewajiban solat oleh syariat. Kerana jika engkau ingin mendekatinya atau menghadap ke pintu kiblat hakiki itu, engkau harus terlebih dulu berwudhu dan menyucikan diri dari segala kotoran baik yang lahir maupun yang batin.
Kemudian engkau harus membersihkan dirimu dari segala bentuk syahwat, sehingga engkau akan dapat memulai takbiratul ihram tanpa waswas syaitan yang membaca dengan hawa nafsu yang menyesatkan. Ketika Anda melafazkan takbiratul ihram, ingatlah bahawa engkau telah mengharamkan terhadap dirimu segala kehidupan dunia yang engkau miliki:
Bacaan "Allahu Akbar" harus engkau perhatikan maknanya. Yaitu bahawa Dia adalah Zat Maha Agung Maha Besar di dalam Zat-Nya yang tidak dinisbahkan kepada yang selain Dia, kerana mereka tidak ada yang selain Dia.
Lakukan ini sebagai karaktermu, bukan untuk mencari keutamaan. Jadikanlah ia sebagai pusat dari konsentrasimu dan inti dari semua tujuan yang engkau inginkan.
Ketika engkau melafazkan "Bismillâh" demi mencari anugerah dan berkat, maka gerakkanlah hasrat dan mahabbah (cinta) engkau hanya kepada Allah.
Ketika engkau melafazkan "Ar-Rahmân", engkau sedang menghirupnya dari nafas kasih sayang Allah yang akan membantu engkau untuk naik ke sisi-Nya.
Ketika engkau mengucapkan "Ar-Rahîm", engkau merasa nyaman dengan hembusan kelembutan rahmat-Nya. Engkau datang dengan maqam memohon kelembutan Allah SWT sembari menghitung nikmat yang sudah Dia berikan kepada Anda.
Ketika engkau bersyukur atas nikmat Allah dengan merapalkan "Al-Hamdulillâh", engkau telah bertawasul kepada-Nya dengan bersyukur atas nikmat-Nya.
Ketika engkau melafazkan "Rabb al-'âlamîn", engkau mengakui sepenuhnya atas kecakupan, dan keliputan-Nya terhadap seluruh semesta.
Ketika engkau melafazkan "Ar-Rahmân", engkau memohon keluasan rahmat Allah dan keumuman kasih sayang-Nya. Ketika engkau merapalkan "Ar-Rahîm", engkau selamat dari azab yang pedih berupa sikap berpaling kepada yang selain Allah yang Maha Benar. Engkau telah sampai kepada-Nya setelah sebelumnya terpindah dari-Nya. Bahkan engkau telah berhubunganya dengan-Nya.
Ketika engkau melafazkan "Mâliki yaum ad-dîn", engkau telah memutuskan hubungan dengan segala sebab asbâb secara mutlak dan engkau teguhkan maqam kasyf (penyingkapan) dan syuhûd (kesaksian). Ketika tampak kepada engkau sesuatu yang tampak bagi engkau, maka di maqam itu engkau boleh berkata dengan segenap jiwa-raga: "Iyyâka na'budu", hanya kepada-Mu kami menyembah; "wa iyyâka nasta'în", hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
Ketika engkau melafazkan "ihdina-sh-shirâth al-mustaqîm", engkau telah meneguhkan maqam ubudiyyah (penghambaan).
Ketika anda melafazkan "shirath al-ladzîna an'amta 'alaihim", engkau telah meneguhkan maqam al-jami' (penyatuan).
Ketika engkau melafazkan "ghair al-maghdhûb 'alaihim", engkau telah menyatakan takut dari kekuatan kekuasaan sifat-sifat Allah yang agung.
Ketika anda melafazkan "walâ adh-dhâllîn", anda menyatakan takut mundur lagi setelah sampai di tujuan.
Ketika engkau melafazkan "âmîn", engkau telah aman dari syaitan yang terkutuk.
Hendaklah engkau solat dengan cara seperti yang disebutkan di atas, agar shalat engkau dapat menjadi mi'raj ke puncak Zat Tunggal dan tangga menuju Langit Keabadian; serta dapat menjadi kunci bagi khazanah azali yang abadi.
Semua itu tentu tidaklah mudah kecuali setelah engkau mampu mematikan keinginan engkau dari berbagai bentuk tuntutan sifat-sifat kemanusiaan (keakuanmu) dan berakhlak dengan akhlak yang diredhai serta sifat terpuji.
Kecenderungan hati seperti ini tidak akan pernah engkau raih kecuali setelah engkau melakukan uzlah melarikan diri dari orang-orang yang tenggelam dalam kealpaan serta memutuskan diri dari mereka dan dari gangguan berikut adat-kebiasaan mereka yang buruk. Kalau itu tidak dapat engkau lakukan, maka tabiat manusia selalu ingin mencuri, penyakit selalu menyerang, dan nafsu selalu mendorong ke arah keburukan serta jauh dari sang Maula.
Semoga Allah melindungi kita dari kejahatan nafsu serta menyelamatkan kita dari tipu-dayanya melalui anugerah-Nya.”
--Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani.
sumber

AlHabib Idrus bin Salim AlJufri Muasis AlKhairat Palu

Kisah Guru Tua Sayidil Imam AlAriefbillah AlHabib Idrus bin Salim AlJufri Muasis AlKhairat Palu:
AlHabib Idrus bin Salim AlJufri Palu yang biasa di sapa Guru Tua oleh para Masyarakat Palu mendapat laporan bahwa kini masyarakat banyak yang bermain Judi Undian berhadiah,lalu di saat Sholat Jum'at Guru Tua bertindak menjadi Khatib namun sebelumnya Guru Tua mengumumkan agar Jamaah jangan ada yang pulang setelah Sholat Jum'at nanti
Setelah Sholat Jum'at usai,GuruTua pun berdiri dan mengumumkan maksudnya
" Jamaah sekalian akan saya umumkan nomor Undian yang akan Keluar Minggu ini ....... cepat kalian catat .......... "
Nampak Jamaah yang suka bermain undian senang dan sebagian Jamaah terheran heran,akhirnya Jamaah pulang dan benarlah apa yang dikatakan oleh Guru Tua nomor undian yang di umumkannya Keluar minggu ini,mengetahui akan hal tersebut murid muridnya bertanya
" Guru kenapa engkau malah memberitahukan nomor yang akan keluar pada masyarakat ...... ? "
Lalu Jawab Guru Tua pada murid muridnya
" Sudah kalian lihat saja nanti ......... "
Lalu tibalah hari Jum'at dan masyarakat bertanya tentang jadwal Khotib Guru Tua,setelah masyarakat mengetahui di mana Masjid yang Guru Tua menjadi Khatib,berbondong bondonglah Masyarakat membanjiri Masjid tersebut,usai Sholat Jum'at masyarakat tidak ada yang beranjak menunggu pengumuman dari Guru Tua,lalu Guru Tua berdiri dan mengumumkan nomor yang akan keluar minggu ini dan nyata nomor yang di umumkannya keluar dan begitu terus menerus hingga seluruh bandar bandar Judi Undian bangkrut
Setelah tidak ada lagi bandar Judi undian yang berani buka karna banyak yang Rugi besar,barulah Guru Tua memberikan nasehat kepada Masyarakat akan Dosa dan siksa orang berjudi yang Alloh sediakan
sumber

Ijazah dan Sanad Ilmu

Buya Yahya Menjawab | Ijazah dan Sanad Ilmu

Assalamu ‘Alaikum WR. WB.
Semoga kemuliaan dari Allah swt selalu menyertai perjalanan Buya Yahya ….
hamba mohon petunjuk, bisakah hamba menjadi murid Buya yang sah dengan mendapatkan ijazah sanad langsung dari Buya, baik ijazah sanad keguruan, ‘ilmu, akhlak yang mutawatir dari guru-guru Buya sampai pada Rasulullah saw ? hamba mohon petunjuk dengan hal ini, karena hamba ingin sekali berkumpul dengan Buya sampai pada Rasul saw fiddunya wal akhirah walaupun tidak secara dZahir namun bisa dengan hubungan ruh …
Wa’alaikum Salam WR. WB.
Aamiin allahumma aamiin.
Kemuliaan pada diri anda yaitu disaat anda ber-khusnudzon pada kami. Dan kami sangat jauh dari apa yang anda duga, dan semoga Allah menjadikan kami seperti apa yang anda khusnudzon-kan kepada kami. Adapun untuk memberikan ijazah, sebetulnya kami sangat tidak pantas untuk memberikan ijazah, akan tapi sebagai kerinduan kami untuk menyambungkan anda kepada guru-guru kami, maka kami pun memberi ijazah amalan-amalan yang kami dapat dari guru-guru kami termasuk amalan Ratib Al-Atthas, Ratib Al-Hadad, Wirdul Lathif, Wirdul Faatih dan lain-lainnya. Dan akan lebih sempurnanya lagi jika kita bisa bertemu langsung. Tetapi jika anda berada di tempat yang jauh dan tidak memungkinkan untuk bertemu langsung, jarak tidak menjadi masalah, akan tetapi kerinduan anda untuk sambung itulah yang menjadikan sambung yang sesungguhnya. Mohon doakan kami selalu!
Wallahu A’lam Bish-Showab.
sumber

CINCIN PERAK UNTUK LAKI LAKI

APAKAH BENAR CINCIN PERAK UNTUK LAKI LAKI HARUS YG ADA MATANYA WALAUPUN SEDIKIT?...KATANYA JNGN SAMPAI POLOS..
KARENA MENYAMAI ORANG NON MUSLIM.?
Al Habib Munzir Al Musawa:
hal itu tergantung niatnya, jika tidak diniatkan untuk mengikuti adat non muslim maka tidak terkena dosa atau makruh, sebagaimana baju dan apa apa yg kita gunakan.
namun sebaiknya memang memakai batu, kecuali saya, karena tangan saya hampir tiap hhari jadi rebutan orang yg bersalaman, jika terjadi desakan saya risau cincin bermata itu melukai wajah mereka, maka saya tak menggunakan mata cincin.
sumber

Barang siapa berpuasa bulan romadlon dengan penuh keimanan

قال سيدنا ﷺ:
(من صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفر له ما تقدم من ذنبه).
رواه البخاري ومسلم
وفي مسند أحمد: (من صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر)
sumber

IMAM SYAFII MENGHATAMKAN ALQUR'AN 60 KALI DALAM BULAN ROMADLON

حال السلف في رمضان‬:
كان الإمام الشافعي يختم في شهر رمضان ستين ختمة 
ما منها شيء إلا في صلاة .
و كان الإمام مالك إذا دخل رمضان نفر من قراءة الحديث ومجالسة أهل العلم
وأقبل على تلاوة القرآن من المصحف .
وكان سفيان الثوري إذا دخل رمضان ترك جميع العبادة وأقبل على تلاوة القرآن.

sumber

KEDALAMAN FIQH DAN HADITS AL 'ALLAMAH AS SAYYID AHMAD BIN MUHAMMAD AL MUHDHOR

Terik matahari memanggang kota Makkah. Masjidil Haram tengah disesaki jamaah haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdiri di atas mimbar. Ia membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang.
Lama sekali sang Khatib berkhutbah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang. Maklum,,,saat itu bertepatan musim panas. Keringat bercucuran deras. Usai khutbah,,,sang Khatib mengimami sholat. Anehnya,,,,sholat kali ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yg ia pakai pun yang amat pendek2.
Setelah salam,,,seorang jamaah menghampiri khatib. Namanya Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat yang biasa ia pakai untuk berjalan.
Lalu tanpa diduga,,,sang habib menggebuk khatib dengan tongkat sembari berkata-kata lantang,,,"Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah SAW. Mestinya kamu meringkas khotbah dan memanjangkan sholat." Khatib itu berteriak kesakitan. "Hai orang-orang,,,aku dipukuli seorang Hadhrami...! Habib Ahmad menimpali,,,"Aku bukan Hadhrami," ia lalu bersenandung,,,"Kami mengenal Batha' (sebuah daerah di Makkah) dan ia mengenal kami. Bukit Shafa dan Baitullah (Ka'bah) pun mencintai kami."
Kota Makkah geger, Sang Amir,,,,Syarif Muhammad geram. Diperintahkannya polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadhrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib mereka tercinta itu. "Tak usah khawatir! Ibundaku,,,Khadijah binti Khuwailid,,,selalu bersamaku," ujar Habib Ahmad menenangkan. "Aku akan berlindung di tempatnya," lanjutnya.
Saat itu juga ia bergegas ke kubbah Sayidah Khadijah RA,,,istri mulia baginda Nabi SAW. Dan sepasukan aparat keamanan pun mengejar di belakangnya. Sesampai di depan kubbah,,,peristiwa ajaib terjadi,,,pintu kubbah terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad punmasuk,,,dan pintu itu tertutup kembali. Para aparat b'usaha membuka,,,namun tak kuasa.
Mereka menemui juru kunci kubbah dan meminta kunci. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan kuberikan kunci ini kepada siapa pun." Akhirnya dengan luapan amarah,,,mereka mengambil secara paksa. Berbekal kunci itu,,,mereka berhasil membuka pintu kubbah. Tapi ajaib,,,Habib Ahmad tak kelihatan batang hidungnya. Mereka mencari-cari,,,namun hasilnya nihil,,,ia seperti raib di perut bumi.
Para abdi raja itu akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Syarif Muhammad perihal kejadian luar biasa itu. Syarif merasa takjub. Ia kemudian menanyai warga Hadhrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok Habib yang alim itu.
Penguasa Makkah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa utk Habib Ahmad sbg tanda maaf. Sang Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu,,,,Syarif Muhammad membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Makkah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku,,,Khadijah Al-Kubra." katanya. Beberapa hari kemudian,,,ia mendatangi Syarif dan memberi kabar,,,"maaf Amir,,,,Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quweireh." Peristiwa itu terjadi pada musim haji tahun 1250 Hijriyah.
Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Muhdhor lahir di kota Rasyid,,,Lembah Dhau'an, Hadramaut,,,thn 1217 Hijriyah. Saat masih kanak2,,,ia diboyong ayahnya ke Haramain. Di sana ia berhasil menghafal Al Quranul Karim dalam usia tujuh tahun dg bacaan yg bagus. Ia kemudian menekuni berbagai bidang pengetahuan. Di antara guru2nya di Makkah adalah: Syekh Umar bin A. al-Atthar,,,Syekh Muhammad Sholeh ar-Rais,,,Syekh Ahmad as-Showi al-Mishri dan Syekh Abdur-Rahman al-Kazbaniy.
Setelah bekal ilmunya lumayan mumpuni,,,ia mulai sering diajak mondar-mandir antara Makkah & Hadramaut oleh ayahnya. Ketika singgah di Hadhramaut,,,,ia menyempatkan diri menimba ilmu kpd ulama2 besar di sana,,,,spt Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr,,,Habib Abu Bakar bin Abdullah al-attas,,,,Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith,,,Habib Abdullah bin Idrus al-Barr,,,dan Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan.
Menginjak usia dewasa,,,ia memutuskan kembali ke kota Rasyid. Ia menempati rumah salah satu paman dari pihak ibunya yg merupakan keluarga besar marga Bazar'ah. Ia kemudian menikah dg seorang wanita sholehah dari keluarga al-Habsyi. Dari pernikahan ini ia dikaruniai putra & putri bernama Umar,,,,,Hamid,,,Hadun,,,Khadijah,,,dan lainnya. Selanjutnya,,,,setelah memiliki uang cukup,,,ia membeli sebuah rumah di daerah Quweireh. Di kota itu ia menikah lagi dengan wanita dari keluarga Syekh Abu Bakar bin Salim-setelah istri pertamanya meninggal dunia.Pernikahan ke-2 ini membuahkan beberapa putra & putri,,,,di antaranya: Muhammad,,,Musthafa,,,dan Sholeh.
Dari kota inilah,,,,nama Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdhor terus menjulang. Cahaya ilmu dan akhlaknya menerangi negeri Hadramaut,,,bahkan seluruh persada bumi. Ia dicintai kaum muslimin. Kalam2nya mudah diterima lubuk hati. Dan tersingkaplah nurbuwat yg pernah ditorehkan Syekh Umar Bamakhramah.
Ya,,,beratus tahun sebelumnya,,,Syekh Umar menulis untaian syair yg mengilustrasikan sosok Habib Ahmad al-Muhdhor. Dilukiskannya perangai Habib Ahmad beserta tempat2 yg pernah ia singgahi. Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr,,,salah satu guru Habib Ahmad,,,ketika membaca syair itu,,,ia berseru kepada orang-orang sekitarnya, "Katakan kepada Ahmad al-Muhdhor bahwa Syekh Bamakhramah mengajaknya bicara."
Selain berilmu tinggi,,,,Habib Ahmad dikenal keras dalam mujahadah. Jauh hari,,,,ia telah menyiapkan liang kuburnya sendiri yg ditempatkan di sebelah masjidnya. Ia meluangkan waktu berbaring di liang itu setiap hari sembari membaca Al-Quran. Tercatat tujuh ribu kali khatam ia selesaikan di dalam kubur itu sebelum akhirnya meninggal dunia.
Namun ia pribadi yang unik. Di balik kekhusyukannya itu,,,ia selalu menampakkan diri seolah-olah sebagai sosok jenaka. Ia pura-pura suka bergurau. Gurauannya bahkan kadang keterlaluan. Pernah ia menyesal dan berniat takkan bergurau lagi,,,akan tetapi ia langsung ditegur Rasulullah SAW dalam mimpi agar meneruskan kebiasaannya bergurau.
Hati Habib Ahmad memiliki pertautan yg erat dengan Ummul Mukminin,,,Khadijah al-Kubra. Ia menulis kumpulan syair yg memuji ibunda az-Zahra itu. Hikayat di atas adalah salah satu bukti. Dan akhirnya ia menyusul ibundanya itu pada tahun 1304 H,,,dalam usia 87 tahun. Ia meninggalkan beberapa putra yg sholeh. Salah satunya adalah Habib Muhammad al-Muhdhor, Bondowoso, seorang ulama besar yg pernah meramaikan blantika dakwah di Nusantara ini. Ia juga meninggalkan beberapa murid yang hebat. Di antaranya: Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dan Habib Idrus bin Umar al-Habsyi.
RABBi fanfa'na bibarakatihim wahdinal husna bihurmatihim, wa amitna bi thariqatihim wal mu'afatin minal fitani..
sumber

Amalan-amalan sunah pada bulan Ramadhan

Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunahkan pada bulan ini di antaranya:
1. Mengkhatamkan Al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali turun dari lauhul mahfuz ke langit dunia sekaliagus. Allah berfirman:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah: 185)
Ibnu Abbas RA berkata; “Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus.”
Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus al-Quran, dan berkumpul dalam majlis al-Quran dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur’an bisa dilakukan di dihadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Quran di malam hari.
Dalam hadist di atas, mudarosah antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, karena malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.
2. Shalat tarawih
Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Shalat tarawih atau qiyam Ramadhan tidak ada batasannya. Sebagian orang mengira shalat tarawih tidak boleh kurang dari 20 rakaat, sebagian lain mengira tidak boleh lebih dari 11 atau 13 rakaat. Ini adalah pendapat keliru yang menyalahi dalil. Hadits-hadits menunjukkan bahwa shalat malam adalah perkara yang luas, tidak ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Bahkan ada riwayat yang jelas mengatakan bahwa nabi Saw. pernah shalat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Dua rakaat dua rakaat, jika seseorang diantara kalian khawatir masuk waktu subuh hendaklah shalat satu rakaat witir.”
3. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.
4. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi:” Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (Bukhari Muslim)
5. Bersedekah
Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).
Ibnu Abbas RA berkata; “Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus.“
Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.
6. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I’tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena Rasulullah Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.
Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”
Memperbanyak berbuat kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaki dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain. Ciptakanlah kreasi dan inovasi dalam berbuat kebaikan agar saldo kebaikan kita terus bertambah.“dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
sumber

Mereka para wahabi tidak punya sanad

Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Alaihi Rahmatullah:
-- Tafsir Surah QS Surat Al-An'am Ayat 116 --
Seorang bertanya kepada habibana Munzir:
Wahabi mengatakan bhw jamaah mayoritas blm tentu selaras dengan sunnah Rasul saw.Mereka yang mengamalkan tahlilan,ziarah,kenduri dlsb di anggapnya tidak benar,dengan berdalilkan QS Surat al an'am 116 :
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)."
Kemudian dlm hadits riwayat shahih bukhori Rasul saw:''Barangsiapa yg memisahkan diri dr kelompok muslimin sejengkal lalu ia wafat,maka wafatnya adl dlm keadaan matinya org jahiliyah''.
Bgmn tafsir keduanya bib?
-------------------------------------------------------------------
Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Menjawab:
Saudaraku yg kumuliakan,
1. tafsir ayat (QS Surat al an'am 116) itu turun dimasa Nabi saw belum maju dakwahnya, sungguh disaat Nabi saw diutus sebagai Rasul, baru beliau sendiri yg muslim, selain beliau saw dimuka bumi tak ada muslim, lalu beliau saw mulai berdakwah dan turun ayat itu, karena sebagian penduduk bumi dalam kesesatan, berikut tafsir Imam Ibn Abbas ra atas ayat tsb :
{ وَإِن تُطِعْ } يا محمد { أَكْثَرَ مَن فِي الأرض } وهم رؤساء أهل مكة منهم أبو الأحوص مالك بن عوف الجشمي وبديل بن ورقاء الخزاعي وجليس بن ورقاء الخزاعي { يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ الله } يخطئوك عن طريق الله في الحرم { إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظن } ما يقولون إلا بالظن { وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ } يكذبون في قولهم للمؤمنين أن ما ذبح الله خير مما تذبحون أنتم بسكاكينكم { إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِ } عن دينه وطاعته { وَهُوَ أَعْلَمُ بالمهتدين } لدينه يعني محمداً عليه الصلاة و السلام وأصحابه
JIKA KAU TAATI wahai Muhammad KEBANYAKAN PENDUDUK BUMI yg dimaksud adalah tokoh tokoh di Makkah diantara mereka abul ahwash, malik bin ayyub alhashmiy, budail bin warqa alkhuzza'iy, dan jaliis bin warqaa' al khuzza'iy MEREKA AKAN MENYESATKANMU DARI JALAN ALLAH, mereka akan membuatmu menyimpang dari jalan Allah swt di tanah haram makkah, TIADALAH YG MEREKA IKUTI KECUALI HANYA PERSANGKA SANGKA mereka hanya berucap dg sangkaan DAN TIADALAH MEREKA KECUALI BERDUSTA, berdusta pada ucapan mereka pada orang orang beriman, bahwa apa apa dari sembelihan Allah (perbuatan mereka) lebih baik dari pada kalian dg sembelihan pisau kalian, SUNGGUH TUHANMU LEBIH MENGETAHUI SIAPA SIAPA YG SESAT DARI JALAN NYA SWT lebih mengetahui yg berdosa pada Nya dan yg taat pada Nya, DAN DIA LEBIH MENGETAHUI SIAPA YG DIDALAM HIDAYAH YG BENAR yaitu Muhammad saw dan para sahabat beliau saw (Tafsir Ibn Abbas ra QS al Al An'am 116).
Jelas sudah mereka salah menafsirkan, mereka menafsir tanpa tahu asbab nuzulnya, maka hadits riwayat shahih Bukhari memperjelas bahwa kalau pemimpinnya muslim maka taatlah, selama tak memerintahkan berbuat maksiat, jika memerintahkan berbuat maksiat maka jangan ditaati.
Riwayat lainnya ketika orang orang berdatangan pada sayyidina Anas bin Malik ra mengadukan perbuatan khalifah hajjaj (jauh setelah wafatnya khulafa urrasyidin dan Anas bin Malik ra adalah sahabat Rasul saw yg sangat lanjut usia dan berjumpa dg mereka mereka yg tidak hidup dimasa nabi saw), maka berkata anas bin Malik, bersabarlah, dengar dan taatlah pd pemimpin selama muslim, dan tiadalah pemimpin itu kecuali semakin hari semakin buruk, dan ini kudengar dari nabi kalian Muhammad saw. (Shahih Bukhari)
Dijelaskan oleh imam ibn hajar dan lainnya bahwa seorang Sahabat rasul saw berkata : "tidak akan ummat ini bersatu dalam kemungkaran."
Nah.. manakah yg kita pilih?, kelompok imam imam madzhab yg diikuti ribuan al hafidh dan hujjatul islam dan imam imam lainnya, atau kelompok sempalan yg baru muncul abad ke 18 ini..?, kita lihat 4 imam madzhab berasal dari 1 sanad, karena Imam Ahmad bin hambal adalah murid Imam Syafii, dan Imam syafii adalah murid Imam Malik, dan Imam Malik saling bertanya dan berbagi ilmu dg Imam Abu Hanifah (imam hanafi), dan mereka berguru pada Imam Nafi, dan Imam Nafi berguru pada Abdullah bin Umar bin Khattab ra, jelas sudah sanadnya, bahkan ada pendapat bahwa Imam Malik dan Imam hanafi berguru kepada Imam Jakfar Asshadiq bin Imam Muhammad Al Baqir, bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib kw.
Tentu mereka yg memisahkan diri dari sanad keguruan termulia inilah yg sesat, mereka kelompok kecil, dan kelompok imam imam madzhab kesemuanya berasal dan berkumpul dari 1 sanad kepada sahabat.
Mereka para wahabi tidak punya sanad, karena ibn abdulwahab diusir dan dibenci oleh gurunya, dan ia tak memanut gurunya, maka putuslah sanadnya, merekalah yg berfatwa dengan bersangka sangka tanpa ilmu yang jelas, karena ibn abdul wahhab adalah pada abad ke 18, yaitu 12 abad sesudah masa nabi saw, dan sekitar 1000 tahun sesudah masa para Imam imam dan hujjatul islam, dimana hadits sudah hanya tersisa kurang dari 10% dari hadits yang ada, baru ia mau berfatwa ini dan itu denga hadits yang kurang dari 10% dari hadits yg ada?
Inilah kesalahan mereka, mereka tak mengikuti fatwa para imam, sedangkan para imam itu sangat tinggi keluasan ilmunya dan mereka bagai rantai hingga Rasul saw.
Wallahu'alam
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim
sumber

Doa Menghilangkan Dahaga Saat Puasa

Diantara amalan yang diijazahkan Habib Ali adalah : "Barangsiapa yang membaca surat fatehah tujuh kali kemudian diusapkan ke tubuhnya maka saat puasa dia tidak akan merasa kehausan (dengan izin Allah)."
Selamat meyakini dan mengamalkan
sumber

ROMADLON BULAN DITURUNKANNYA KITAB SMAWI

رمضان شهر الكتب السماوية..
قال سيدنا ﷺ:
(أنزلت صحف إبراهيم أول ليلة من شهر رمضان، وأنزلت التوراة لست مضت من رمضان، و أنزل الإنجيل لثلاث عشرة مضت من رمضان، وأنزل الزبور لثمان عشرة خلت من رمضان، وأنزل القرآن لأربع وعشرين خلت من رمضان).
حديث حسن في الجامع الصغير
sumber

KENAPA ALLAH TIDAK RELA JIKA ADA IBU YANG BERSEDIH

Kenapa Allah tidak rela jika ada ibu yang bersedih?
Allah berfirman,
فَرَجَعْنَاكَ إِلَى أُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ -٤٠-
“Maka Kami Mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati.”
(Thaha 40)
فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ -١٣-
“Maka Kami Kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati”
(Al-Qashas 13)
أَن تَقَرَّ أَعْيُنُهُنَّ وَلَا يَحْزَنَّ -٥١-
“Yang demikian itu lebih dekat untuk ketenangan hati mereka, dan mereka tidak merasa sedih.”
(Al-Ahzab 51)
فَنَادَاهَا مِن تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي -٢٤-
Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, “Janganlah engkau bersedih hati.”
(Maryam 24)
وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي -٧-
“Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati.”
(Al-Qashas 7)
Semua ayat diatas sedang berbicara kepada wanita khususnya kaum ibu. Berulang kali Allah swt mengulang kata-kata “agar ia (ibu..) tidak bersedih”. Kenapa seakan Allah tidak ingin melihat ada ibu yang bersedih?
Ayat-ayat diatas ingin menyampaikan bahwa kesedihan wanita khususnya ibu itu begitu dalam dan rasa sakitnya begitu besar. Mereka tidak mampu menanggungnya sendiri.
Ketika seorang wanita bersedih, hatinya akan patah…
Karena itu…
Jangan sampai kita patahkan hati ibunda walau hanya dengan satu kata, walau dengan menunda permintaannya, walau dengan memberi tahu problem dan masalah kita…
Jangan sakiti hati saudari kita walau hanya dengan candaan belaka…
Jangan lukai hati istri kita dengan meremehkannya…
Peluk putri kita dengan penuh kasih sayang dan tersenyumlah..
Berikan apa yang ia minta..
Mendekatlah kepada Allah dengan berbuat baik kepada mereka..
Bukankah pernah Rasulullah saw bersabda,
Tidak ada yang memuliakan wanita kecuali orang mulia.
Dan tidak ada yang merendahkan mereka kecuali orang hina.
Guru dari Imam Madzhab Maliki dan Hanafi yang dikenal dengan Imam Ja’far As-Shodiq pernah berpesan agar ketika seorang ayah datang, berilah oleh-oleh kepada anak perempuan terlebih dahulu sebelum anak lelaki.
Lalu, masih adakah yang menuduh islam merendahkan kemuliaan wanita?
sumber

KERANJANG AIR

KERANJANG AIR
Ada seorang remaja bertanya kepada
kakeknya:
“ Kakek, apa gunanya aku membaca Al-Qur’an, sementara aku tidak mengerti
arti dan maksud dari Al-Qur’an yg
kubaca “.
Lalu si kakek menjawabnya dg tenang:
“ Cobalah ambil sebuah keranjang batu
ini dan bawa ke sungai, dan bawakan
aku sekeranjang air. “
Anak itu mengerjakan seperti yg
diperintahkan kakeknya, tapi semua air
yg dibawanya habis sebelum ia
sampai di rumah.
Kakeknya berkata :
“Kamu harus berusaha lebih cepat “
Kakek meminta cucunya kembali ke sungai. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi2 keranjangnya kosong (tanpa air)sebelum sampai di rumah.
Dia berkata kepada kakeknya:
“Tidak mungkin bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dg ember ya?“
“ Aku ingin sekeranjang air, bukan dg ember “ Jawab kakek.
Si anak kembali mencoba, dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong.
"Kakek…ini tidak ada gunanya. Sia2 saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah “
Kakek menjawab, "Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik2 apa yg terjadi dg keranjang itu “
Anak itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjangnya yg tadinya kotor
berubah menjadi sebuah keranjang yg BERSIH, luar dan dalam.
Cucuku, apa yg terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari
kamu akan berubah, luar dan dalam.
Itulah kasih sayang Allah dlm mengubah kehidupanmu..
Saudaraku...
Tidak ada yg sia2 ketika kita membaca Al Qur’an.
Mari kita lebih sering lagi membacanya.
Meski tanpa tahu artinya, namun tentu tetap berusaha untuk memahami artinya.
“ALLAHUMMA Ya Allah rahmatilah hidup
kami dg Al-Qur'an, dan jadikanlah Al-Qur'an itu imam, cahaya, hidayah dan
rahmat untuk kami dan keluarga
kami..Aamiin”
sumber

As-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Al Jailani Al Hasani

Al Imam Al Allamah Al Bahrul Akmal Faridu As-Syaikhul Ilm As-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Al Jailani Al Hasani
Ibnu Sa’ad dan Mala meriwayatkan di dalam sirahnya bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : ‘Pada setiap generasi umatku terdapat manusia-manusia adil dari kalangan Ahlul Baitku, yang menyingkirkan dari agama ini segala bentuk penyimpangan orang-orang yang sesat, pemalsuan orang-orang yang batil , dan petakwilan orang-orang yang bodoh.’
Dikalangan dunia penuntut ilmu dipondok-pondok pesantren, nama Sayyid Ahmad Zaini Dahlan sudah tidak asing lagi. Namanya harum dan masyhur dikalangan mereka karena sebagian besar daripada sanad keilmuan para ulama Nusantara (Indonesia, Malaysia dan Fathoni ) bersambung kepada ulama besar ini. Beliau sangat terkenal sebagai seorang ulama pembela Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam menentang faham Wahabi, sehingga Ulama besar ini sangat dibenci dan amat dimusuhi oleh golongan Wahabi. Maka banyak fitnah yang ditaburkan terhadap beliau. Tujuannya tidak lain agar umat Islam yang tidak tahu yang sebenarnya menjauhinya.
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Adalah salah seorang “Syaikhul Islam” yang ilmu dan dakwahnya menyebar ke seluruh penjuru dunia. beliau merupakan pengajar terkemuka di Masjidil haram yang kala itu menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Murid-muridnya datang dari berbagai belahan dunia. Sayyid Ahmad Zaini Adalah keturunan ” Quthb Rabbany” Syaikh Abdul Qadir al Jailani.
Ulama besar inilah yang telah memberi perlindungan kepada Syaikh Rahmatullah bin Kholilurrohman al-Kironawi al-Hindi al-Utsmani ( lahir 1226H /1811M, riwayat lain lahir Jumadil Awwal 1233H /9 Maret 1818M, wafat malam Jum`at, 22 Ramadan 1308H /2 Mei 1891M) ketika diburu oleh penjajah Inggris bahkan beliau memperkenalkannya kepada pemerintah Makkah. Sehingga Syeikh Rahmatullah mendapat izin untuk membuka Madrasah Shoulatiyah.
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan adalah merupakan seorang Syeikhul Islam, Mufti Haromain dan Pembela Ahlus Sunnah Wal Jama`ah. Berasal dari

Mengenai Amal

(Bidayatul Hidayah,Al Imam Al-GHazali.ra)
Ibnu al Mubarak .ra telah meriwayatkan dalam sanadnya dari seseorang yang berkata kepada Sahabat Mu'adz.ra, "Ceritakan padaku hadist yang engkau dengar dari Rasulullah SAW." la melanjutkan, "Mu'adz.ra pun menangis sampai aku menganggap ia tak akan berhenti." Kemudian Mu’adz.ra berkata, "Betapa aku rindu pada Rasulullah SAW dan betapa aku ingin menjumpainya." Lalu katanya, Rasulullah SAW, pernah berkata padaku:
Wahai Mu'adz, aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu. Jika engkau betul-betul memperhatikan ucapanku ini, pasti ia akan bermanfaat bagimu dipaparkan sisi Allah. Tapi, Jika engkau mengabaikannya, kau tak punya hujjah(alasan) apa pun dipaparkan sisi Allah SWT pada hari kiamat. Wahai Mu'adz, sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan tujuh malaikat sebelum menjadikan langit dan bumi, untuk tiap langit ada satu malaikat, dan pada tiap pintu ada Penjaganya dari mereka. Malaikat pencatat amal, mencatat amal hamba dari pagi hingga sore, kemudian amal dibawa naik ke langit yang bercahaya bagaikan matahari, hingga sampai dipaparkan dilangit dunia, dengan perkiraan cukup baik dan banyak. Malaikat penjaga pintu itu berkata kepada malaikat pencatat amal, "Berhentilah dan lem­parkanlah amal tersebut ke muka orangnya! Aku meng­urus masalah ghibah (membicarakan aib orang/gossip). Allah memerintahkanku untuk tidak membiarkan amal orang yang berghibah melewatiku."
Lalu ada yang lain lagi, malaikat pencatat amal itu membawa naik amal hamba bercahaya terang sehingga sampai ke langit kedua. Tiba-tiba malaikat penjaga langit kedua tersebut ber­kata, "Berhentilah dan lemparkan amal itu ke muka orangnya! ia beramal untuk mencari kemewahan du­nia. Aku bagian urusan kemewahan dunia. Aku ditugaskan Allah untuk tidak membiarkan amalnya melewatiku. la telah berbangga kepada manusia dalam majelis-majelis mereka."
Kemu­dian naiklah malaikat pencatat amal dengan membawa amal hamba yang bersinar karena sedekah dan sembahyang, sehingga malaikat tersebut kagum. Ketika sampai di langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga langit tersebut berkata, "Berhentilah dan lemparkan amal itu ke muka orangnya! Aku mengurusi bagian sombong. Allah Azza Wa Jalla telah me­merintahkanku untuk tidak membiarkan amalnya me­lewatiku. Orang itu beramal tetapi menyombongkan diri kepada orang-orang di majelis-majelis mereka.
Kemudian para malaikat pencatat amal membawa amal orang yang berkilauan cahayanya bagaikan bintang karena tasbih, salat, puasa, haji, dan umrahnya sampai ke la­ngit keempat. Tapi tiba-tiba malaikat penjaga langit itu berkata, "Berhentilah dan lemparkan amal itu ke muka, punggung dan perut orangnya! Aku mengurus bagian 'ujub. Tuhan menyuruhku supaya tidak membiarkan amalnya melewatiku. Jika beramal, maka ia memasuk­kan rasa bangga diri(`ujub) di dalamnya.
Kemudian datang malaikat pencatat amal membawa amal hamba sampai ke langit kelima, bagaikan pengantin yang di­hantar oleh istrinya. Tiba-tiba malaikat penjaga langit itu berkata, "Berhentilah dan lemparkan amal itu ke muka orangnya, dan pikulkan di atas bahunya! Aku mengurus masalah dengki. Dia dahulu dengki pada orang yang belajar dan beramal seperti yang ia lakukan. la selalu dengki pada mereka yang ahli ibadah. Tuhanku, Allah SWT memerintahkanku untuk tidak membiarkannya melewatiku.
Kemudian datang malaikat pencatat amal membawa amal hamba yangr bersinar seperti sinarnya matahari karena salat, zakat, haji, umrah, jihad, dan puasa. Ke­tika sampai ke langit keenam, tiba-tiba malaikat penjaga langit tersebut berkata, "Berhentilah dan lemparkan amal itu ke muka orangnya! Dia tidak memiliki rasa kasih sayang sama sekali pada hamba Allah (sesama manusia makhluk ciptaan-Nya) yang terkena musibah atau penyakit. Bahkan ia mengejeknya. Aku malaikat yang mengurus bagian kasih sayang. Allah, telah menyuruh aku supaya amalnya tidak melewatiku."
Kemudian datang malaikat pencatat amal dengan membawa amal hamba berupa puasa, salat, infak, jihad, dan sikap wara’. Amal itu bersuara seperti suara lebah, dari cahaya bagaikan kilat. Bersamanya juga ada ribuan malaikat. Ketika sampai ke langit ketujuh, tiba-tiba malaikat penjaga langit tersebut berkata, "Berhentilah dan lemparkan amal itu ke muka orangnya! Pukul semua ang­gota badannya dan tutup hatinya! Aku malaikat yang menutup jalan menuju Tuhan terhadap amal yang bu­kan karena Allah. Sebab dalam beramal, dia hanya menginginkan kedudukan di kalangan para fuqaha (ahli agama), agar disebut-sebut di antara para ulama, dan agar suara­nya didengar di berbagai kota. Allah telah menyuruh­ku supaya tidak melepaskan amal itu melewatiku. Se­tiap amal yang tidak tulus karena Allah SWT semata, maka ia terma­suk riya’. Sementara Allah tidak menerima amal orang yang riya'.
Kemudian datang malaikat pencatat amal membawa amal hamba yang berupa salat, puasa, haji, umrah, akhlak mulia, diam dan zikir. Amal itu diantar oleh malaikat langit yang tujuh, semuanya sehingga tersingkaplah baginya semua hijab penutup antara ia dengan Allah. Dia berada di hadapan-Nya sementara para malaikat bersaksi atas amal perbuatan salehnya yang ikhlas ka­rena Allah SWT. Tiba-tiba Allah SWT. berfirman, "Kalian para malaikat yang mencatat amal hamba-Ku, dan Aku Yang Maha Mengawasi hatinya. Dia tidak beramal untuk ke­ridhaan-Ku tapi ia beramal untuk selain-Ku. Karena itu, ia pantas mendapat laknat-Ku." Lalu semua malaikat berkata, "Selayaknya ia mendapat laknat-Mu dan laknat kami." Lalu penduduk langit dan bumi memberikan laknat padanya."
Kemudian Mu' adz.ra menangis histeris dan bertanya, "Ya Rasulullah, aku hanyalah Mu'adz. Bagaimana aku bisa selamat darinya?"
Jawab Nabi SAW, "Wahai Mu'adz,
1. ikutilah jejakku walaupun pada amalmu ada kekurangan.
2. Peliharalah lidahmu jangan sampai menjatuhkan saudaramu, khususnya ahlul Qur'an.
3 Hendaknya engkau ingat dosa-dosamu dan jangan kamu tanggungkan dosa itu pada orang lain (yakni jika kamu bersalah, jangan mengkambing-hitamkan orang lain).
4. Jangan mencela mereka. (sesama makhluk Allah)
5. Jangan memuji dirimu dengan menjelekkan orang lain.
6. Jangan engkau masukkan amal dunia ke dalam amal akhirat.
7. Jangan bersikap riya.
8. Jangan sombong da­lam majelismu sehingga orang lain waspada terhadap buruknya akhlakmu.
9. Jangan engkau menyeru seseorang sedangkan di sisi engkau ada orang lain. (berbisik-bisik jika hanya ada 3 org) 10Jangan ber­bangga diri di hadapan manusia sehingga dengan de­­mikian kebaikan dunia dan akhirat terputus darimu.
11. Jangan memecah belah orang dengan lidahmu karena dengan demikian anjing-anjing neraka pada hari kiamat akan merobek-robekmu. Allah SWT berfirman, "Mereka yang menarik dengan keras" (Q.S. an-Nazi’at: 2). Apakah engkau tahu, wahai Mu'adz, siapa mereka? Mereka ada­­lah anjing-anjing di neraka yang menarik daging orang-orang yang suka mengadu domba dari tulangnya."
Maka aku berkata, "Wahai Rasulullah, siapa yang mampu melakukan itu semua dan siapakah yang akan se­lamat?"
Beliau SAW menjawab, "Wahai Mu'adz, ia mudah bagi yang diberi kemudahan oleh Allah Azza Wa Jalla. Cukup bagimu dari itu semuanya dengan mencintai manusia se­bagaimana engkau mencintai dirimu. Juga, engkau tidak menyukai sesuatu menimpa mereka sebagaimana eng­kau tak suka kalau hal itu menimpa dirimu. Dengan begitu, engkau akan selamat."
sumber

Hubungan Maksiat Dengan Bencana

Hubungan Maksiat Dengan Bencana
Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.
Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.
Al Imam Al Quthb Al Habib Muhammad bin Abdullah bin Syech bin Abdullah bin Syech Alaydrus
(Dari kitab Iidhoohul Asroori Uluumil Muqorrobiin)
Wahai saudaraku, sadarlah, perbaikilah amal shalehmu dengan sekuat tenaga. Amatilah setiap zaman dengan cermat. Sebab, ada zaman yang keburukannya banyak dan kebahagiaannya sedikit. kesedihannya tersebar rata, kesusahannya banyak dan keberkahannya sedikit. Dikatakan bahwa Allah SWT. mewahyukan kepada salah seorang nabi-Nya .AS, "Jangan mencari harta dan berkeluarga di zaman yang penuh bencana." Oleh karena itu seorang yang berakal hendaknya sadar dan berhati-­hati, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan segenap kemampuannya agar terhindar dari bencana. Sesungguhnya yang menjerumuskan manusia ke dalam berbagai bencana ini tak lain adalah kelalaian, pengabaian, berpalingnya mereka dari Allah Yang Maha Tinggi, dan keinginan kuat untuk dekat kepada Allah tanpa diiringi amal yang memadai. Karena itulah Allah SWT murka dan tidak memberikan berkah pada bumi. Sehingga alam porak poranda dan keadaan makhluk pun terpuruk.
Demikianlah zaman yang penuh kelalaian. di dalamnya para pelaku maksiat bermaksiat secara terang-terangan, zaman yang serba sulit, zaman yang pengaruhnya sangat mengkhawatirkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah berpaling dari makhluk-Nya. Sebab, jika Allah meridhoi hamba-NYA, maka la akan memandang mereka dengan penuh kasih, alam pun bercahaya, jiwa senang, hati hidup, kebahagiaan tampak, keadaan manusia menjadi baik, berkah melimpah ruah dan kebaikan semakin meningkat. Dikatakan dalam sebuah Diwan-syair:
Kau lihat kampung ini ceria saat Nu'man ada,
Dan menjadi suram ketika ia tiada
atau :
Demi hidupku,
jika hati ini bahagia saat berdekatan denganmu,
ia pasti menderita ketika jauh darimu,
kau pergi atau tinggal,
cintaku padamu tetap membara,
tempatmu di hatiku selalu terjaga,
betapa sepi dunia tanpa dirimu,
dan alangkah indahnya bila bersamamu
Atau:
Kehadiranmu membuatku senang dan bahagia,
Tanpamu dunia adalah penjara,
Kujalani hidup ini,
dan kehidupan terasa nikmat bersamamu,
berderai air mataku karenamu,
dan kampung ini terasa nyaman berkatmu.
Jika tidak berlomba 'tuk memperoleh cintamu
dan tidak cemburu kepadamu
lalu dengan siapa lagi aku mesti berlomba?
Kau telah membuatku mencintai Najd dan Hajir,
Padahal keduanya bukan negeriku,
Kau dahulu pernah tinggal disitu,
Maka keduanya menjadi tempat nyaman bagiku.
Para ulama berkata, Jika Allah Ta'ala berpaling dari makhluk, la jadikan alam ini gelap gulita, maka lenyaplah kesenangannya, padamlah cahayanya, hancurlah hati manusia, menjadi buruk keadaan mereka, tersebar merata kesedihan,menjadi sedikit kebaikan, lenyaplah amanah, hilanglah rasa cinta, membumbung tinggi harga-harga, orang jahat berkuasa, berkuranglah keuntungan para pedagang, orang berakal menjadi bingung menyaksikan peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bumi porak poranda dan tak ramah kepada penghuninya. Dalam syair dikatakan:
Jika aku berkunjung ke suatu kota
dan tak kulihat engkau disana
kota berubah muram wajahnya
dan semua menjadi gelap gulita
Bencana ini terjadi karena dosa-dosa manusia; karena mereka melanggar larangan-Nya dan mengabaikan perintah­-Nya. Sebab Allah dapat menyegerakan atau menunda siksa. Siksa yang disegerakan adalah seperti yang telah kusebutkan: kerusakan alam dan lain-lainnya. Adapun siksa yang ditunda adalah siksa yang dijanjikan di akhirat. Oleh karena itu, orang yang cerdas seharusnya bangkit dari tidurnya dan mencurahkan semua tenaga untuk bersungguh-sungguh beribadah kepada Tuhannya. Sehingga, ketika manusia ditimpa siksa dan bencana, maka Allah dengan Rahmat-Nya akan menyelamatkan mereka yang sungguh-sungguh berkhidmat kepada-Nya. Sebab, bencana yang diturunkan akan menimpa semua manusia: yang taat apalagi yang durhaka. Hanya saja bencana yang menimpa orang yang baik, sedikit dan sangat ringan. Meskipun bencana dan musibah duniawi menyakitkan dan membahayakan, namun demi mencari pahala, maka kaum sholihin bersabar atas pahitnya qodho dan pedihnya bala'. mereka berkata:
baik ataupun buruk perlakuan-Nya
aku pasti ridho kepada-Nya
dan hatiku pun rela dengan ketentuan-Nya
meski tak pernah kuhirup aroma keridhloan-Mu
meski tak kunjung henti hari-hari amarah-Mu
Lain halnya dengan orang yang lalai dan suka bermaksiat. Mereka akan mendapat bencana dan malapetaka yang dahsyat. Demikian buruknya perbuatan mereka. sehingga bencana itu juga menimpa orang-orang yang baik di antara mereka.
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
"Dan peliharalah dirimu daripada siksa yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zalim di antaramu saja."
(QS :Al-Anfal. 8:25)
Juga disebutkan bahwa Allah SWT berfirman dalam salah satu kitab yang diturunkan-Nya. "Karena dosa seorang munafik, sebuah kota terbakar. Lantaran dosa seorang munafik, dunia terbakar."
Perbuatan yang paling menyebabkan manusia tertimpa berbagai bencana adalah amalan yang muncul dari hati yang penuh kedengkian dan riya'. terutama jika amalan itu dikerjakan oleh seorang ahli zuhud alau ahli ilmu. Sebab, Allah SWT telah berfirman kepada bani Israil, "kalian menuntut ilmu untuk selain Allah. Kalian belajar bukan untuk diamalkan. Kalian bcrsihkan minuman kalian dari kotoran, tapi makanan haram sebesar gunung. kalian telan. Kalian memakai pakaian dari bulu domba, tapi menyembunyikan nafsu serigala. Karena itu demi Keagungan-Ku. Aku bersumpah akan menimpakan kepada kalian fitnah yang dapat menyesatkan pemikiran para ahli pikir dan hikmah."
Untungnya, setiap terjadi bencana Allah SWT selalu menyayangi dan melindungi hamba-hamba-Nya yang soleh.
Demikianlah menjadi kewajiban Kami untuk
menyelamatkan orang-orang yang beriman.
(QS. Yunus. 10 ayat 103)
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman.
(QS Al-Hajj. 22 ayat 38)
Diriwayatkan bahwa seorang utusan Allah SWT menemui seorang lelaki saleh Bani Israil yang ditimpa berbagai bencana. "Jangan takut sesungguhnya Allah bersamamu. Allah berfirman untukmu. "Sesungguhnya seorang kekasih tidak akan menelantarkan kecintaannya. Orang yang bertawakal kepada­-Ku tidak akan hina. Dan orang yang meminta kekuatan dari-­Ku, tidak akan lemah."
Wahai saudaraku, berpikirlah, dekatkanlah dirimu kepada Allah di saat senang, la akan mengingatmu ketika kamu menghadapi kesulitan. Sesungguhnya Allah amat mengasihi dan menyayangi hamba-Nya. dan Allah tidak akan melupakan mereka kecuali jika mereka melupakan-Nya. Dalam salah satu kisah diriwayatkan bahwa Allah Ta 'alaberfirman. "Barang siapa mengingat-Ku. Aku akan mengingatnya. Barang siapa beriman kepada-Ku dengan shidq. hendaknya ia bertawakal kepada-Ku dengan shidq. Sehingga cukuplah Aku sebagai pelindung dan pemberinya pahala."
Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba pilihan-Nya. memberikan kebaikan yang banyak kepada kita, dan melindungi kita dari semua bencana dengan rahmat-Nya.
Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,
sumber

Cerita Seorang Sayyid dengan Penguasa Saudi Arabia

Cerita Seorang Sayyid dengan Penguasa Saudi Arabia
Suatu ketika seorang Habib dari Hadramaut ingin menunaikan ibadah haji dan berziaroh ke Datuknya Rasulullah SAW. Beliau berangkat dengan diiringi rombongan yang melepas kepergiannya. Seorang Sulton di Hadramaut, kerabat Habib tersebut, menitipkan Al-Qur’an buatan tangan yang terkenal keindahannya di jazirah arab pada saat itu untuk disampaikan kepada raja Saudi.
Sesampai di Saudi, Habib tersebut disambut hangat karena statusnya sebagai tamu negara. Setelah berhaji, beliau ziarah ke makam Rasulullah. Karena tak kuasa menahan kerinduannya kepada Rasulullah, beliau memeluk turbah Rasulullah. Beberapa pejabat negara yang melihat hal tersebut mengingkari hal tersebut dan berusaha mencegahnya sambil berkata, “Ini bid’ah dan dapat membawa kita kepada syirik.” Dengan penuh adab, Habib tersebut menurut dan tak membantah satu kata pun.
Beberapa hari kemudian, Habib tersebut diundang ke jamuan makan malam raja Saudi. Pada kesempatan itu beliau menyerahkan titipan hadiah Al Quran dari Sulton Hadramaut. Saking girang dan dipenuhi rasa bangga, Raja Saudi mencium Al Qur’an tersebut!
Berkatalah sang Habib, “Jangan kau cium Qur’an tersebut… Itu dapat membawa kita kepada syirik!” Sang raja menjawab, “Bukanlah Al Qur’an ini yang kucium, akan tetapi aku menciumnya karena ini adalah KALAMULLAH!”
Habib berkata, “Begitu pula aku, ketika aku mencium turbah Rasulullah, sesungguhnya Rasululullah-lah yang kucium! Sebagaimana seorang sahabat (Ukasyah) ketika menciumi punggung Rasulullah, tak lain adalah karena rasa cinta beliau kepada Rasulullah. Apakah itu syirik?!”
Tercengang sang raja tak mampu menjawab.
Kemudian Habib tersebut membaca beberapa bait syair Majnun Layla yang berbunyi,
Marortu ‘alad diyaari diyaaro laila # Uqobbilu dzal jidaari wa dzal jidaaro
Fa ma hubbud diyaar, syaghofna qolbi # Wa lakin hubbu man sakana diyaro
Aku melewati sebuah rumah, rumah si Layla # dan aku menciumi setiap dinding-dindingnya
Bukankah karena aku mencintai sebuah rumah yg membuat hatiku hanyut dlm cinta # akan tetapi krn cintaku kpd sang penghuni rumah
Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,
sumber sumber2

TINGKATAN PUASA

Al Habib Munzir Al Musawa:
puasa orang awam : adalah puasa yg menahan lapar dan haus dan hal hal yg membatalkan puasa saja, mereka sah puasanya, mendapat pahala.
puasa Khawaash : puasa disertai panca indranya, tidak melihat hal yg haram, tidak mendengar hal yg haram, tidak bicara dg ucapan dosa, tidak melangkah ke tempat yg haram, tidak berbuat dg kedua tangannya hal hal yg haram, sebab hal hal diatas tidak membatalkan puasa, misalnya mencaci orang, tentunya tidak membatalkan puasa, namun membatalkan pahalanya, puasa khawaash adalah menyertakan panca indranya untuk menahan dari hal yg haram.
puasa khawaashul khawaash, adalah puasa disertai panca indra dan disertai perasaannya, hingga hatinya pun dijaga dari niat buruk, ini adalah yg paling berat.
sumber

Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu

Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah saw dan kesayangannya ra Beliau berkata:
Saya menghafal dari Rasulullah saw (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih)
Kandungan Hadits:
1. Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2. Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan syubhat, khususnya jika di antara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.
3. Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya keraguan dan kebimbangan.
5. Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.
6. Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.
sumber

Senin, 27 Juli 2015

pembelaan Allah swt

Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Alaihi Rahmatullah:
Allah swt berfirman
"Wahai orang orang yg beriman, jika kalian menolong Allah, Allah akan menolong kalian dan menguatkan langkah kalian"(QS Muhammad 7)
ayat ini Allah tentukan pada surat Muhammad saw, merupakan suatu isyarat bahwa pembelaan Allah swt terbesar pada pada pecinta Sayyidina Muhammad saw sebelum mereka yg hanya membela agama tanpa cinta dan memuliakan Rasul saw.
lalu Allah turunkan lagi firman Nya :
"Telah datang pada kalian Utusan dari bangsa kalian, sangat berat memikirkan kesulitan yg menimpa kalian, sangat menjaga kalian, dan berlemah lembut pada orang beriman" (QS Attaubah).
padahal surat ini turun tanpa basmalah, yg dikatakan para ulama karena surat ini turun dg Allah dalam keadaan Murka, namun justru di akhir ayat Allah tunjukkan bahwa kemurkaan Nya swt reda dg mengenalkan Rasul saw yg lemah lembut pada kita, dan Rasul saw itu dicipta Allah, Allah yg menghendaki beliau lemah lembut, maka di surat yg satu satunya tanpa basmalah ini karena Allah dalam keadaan murka, masih Allah tunjukkan cintanya pada Nabi saw dan memuji Nabi saw.
dan ingat, islam bangkit bukan di makkah, tapi kota islam pertama adalah Madinah, padahal madinah tak punya sejarah apa apa, namun Madinah tempat kota para pecinta Rasul saw, maka berkembanglah islam darisana.
kini indonesia negara muslim terbesar di dunia, dan berakidahkan aswaja, maka mereka menyerbu kemari, namun tetap saja usaha mereka akan gagal kalau kita berjuang keras semampu kita, karena mereka ini ajaran baru, sempalan abad ke 18 yg diciptakan dan dibiayai Inggris.
saudaraku, saya rasa buku kenalilah akidahmu sudah cukup membungkam mereka, bukut itu sudah menutup fatwa Ibn Bazz yg sangat terlihat dangkal dalam memahami hadits dan syariah.
wahabi diperangi oleh segala penjuru, mereka diperangi amerika, mereka diperangi syiah, mereka diperangi aswaja, dan mereka terus berusaha diberantas pemerintah.
dan mereka juga diperangi Allah swt, maka kita jangan risau, kita turut ambil bagian untuk mengkikis akidah mereka, menyelamatkan mereka yg barangkali masih bisa diselamatkan.
di MR banyak wahabi yang tobat, Alhamdulillah…
kita memerangi akidah mereka lho, bukan membunuh mereka maksud saya.
dan semampunya berusahalah menyemangati ulama setempat untuk bangkit, ibu ibu agar bangkit, jangan mau dilarang yasinan, burdah dll.
juga mereka yg kewafatan, jelaskan bahwa jangan mengikuti ajaran wahabi, rujuk pada dalil2 di kitab kenalilah akidahmu, insya Allah usaha kita tak akan dibiarkan Allah swt
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
dan jangan Lupa membaca Aqur’an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Alqur’an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur\’an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya.
Wallahu a'lam
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim.
sumber

Kata-kata yang lahir dari hati yang ikhlas

Kata-kata yang lahir dari hati yang ikhlas – Al-Imam Al Arif'Billah Al-Habib ’Abdullah bin Thohir Al-Haddad --
Kata-kata yang lahir dari hati yang ikhlas dan benar akan jatuh ke hati
Sang Guru Mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
menyebut di dalam Irsyadatud Da’iyat (kumpulan pelajaran Habib Umar di Darul Zahra’):
Mengenai kesan dari sikap ikhlas ini, para ulama bercerita tentang al-Imam al-Habib ’Abdullah bin Thohir al-Haddad, yang tinggal di Qaidun. Beliau adalah salah seorang guru kita yang sempat ditemui oleh ulama-ulama besar yang hidup di zaman ini. Beliau pernah bertemu dengan Khidhr di Mekah.
Pada suatu acara maulid di Mekah, berkumpullah para ulama dari timur dan barat; Syam, Mesir, Suriah, Palestin, Hijaz, Maghribi dan lain-lain negara. Mereka semua berpidato. Setelah para ulama berpidato, mereka berkata kepada al-Habib ’Abdullah Thohir al-Haddad: Sekarang giliranmu, wahai Sayyid!
MasyaAllah, mereka yang dari Yaman, Hijaz, Mesir, Syam dan Maghribi telah berpidato, sudah memadai, jawab beliau.
Kami ingin mendengar pidatomu walaupun sedikit, desak mereka. Kata yang lain pula: Wahai Sayyid ’Abdullah, bukankah kau keluar dari rumah untuk berdakwah?
Al-Habib ’Abdullah Thohir al-Haddad bangkit lalu mengangkat kedua tangannya berdoa:
أللهم اهدنا فيمن هديت
Ya Allah, berilah kami petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Kau beri petunjuk
Mendengar doa ini, semua hadirin menangis
وعافنافيمن عافيت
Berilah kami ‘afiat sebagaimana orang yang telah Kau beri ‘afiat
Suasana majlis dipenuhi dengan suara tangisan hadirin.
وتولنا فيمن توليت
Lindungilah kami sebagaimana orang-orang yang telah Kau beri perlindungan
Seorang ulama Mesir bangun lalu berkata: Lihat Sayyid ini, ia mengucapkan kalimat yang kita semua sudah tahu. Setiap hari kita mendengar dan berdoa dengannya [doa qunut]. Namun, dek kerana ucapan itu kelaur dari hati yang shidq (benar) perhatikan kesan yang ditimbulkannya. Tadi ramai orang dari pelbagai negara telah berpidato. Mereka menceritakan keadaan umat-umat terdahulu, derita dan kesulitan yang mereka alami, tetapi tidak seorangpun menangis, dan kita tidak merasakan sedemikian khusyu’. Apa sebabnya? Perhatikanlah keikhlasan hati orang-orang sholeh. Cahaya yang terdapat di dalam hati mereka menyebabkan ucapannya meninggalkan kesan pada kita semua …
sumber

Imam Ali Zainal Abidin(Al Imam Sajjad)

Beliau adalah Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dijuluki dengan julukan Abal Hasan atau Abal Husain. Beliau juga dijuluki dengan As-Sajjad (orang yang ahli sujud).
Beliau adalah seorang yang ahli ibadah dan panutan penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Beliau meninggalkan segala sesuatu kecuali Tuhannya dan berpaling dari yang selain-Nya, serta yang selalu menghadap-Nya. Hati dan anggota tubuhnya diliputi ketenangan karena ketinggian makrifahnya kepada Allah, rasa hormatnya dan rasa takutnya kepada-Nya. Itulah sifat-sifat beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin.
Beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahun 33 H, atau dalam riwayat lain ada yang mengatakan 38 H. Beliau adalah termasuk generasi tabi’in. Beliau juga seorang imam agung. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ayahnya (Al-Imam Husain), pamannya Al-Imam Hasan, Jabir, Ibnu Abbas, Al-Musawwir bin Makhromah, Abu Hurairah, Shofiyyah, Aisyah, Ummu Kultsum, serta para ummahatul mukminin/isteri-isteri Nabi SAW (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin, mewarisi sifat-sifat ayahnya (semoga Allah meridhoi keduanya) di didalam ilmu, zuhud dan ibadah, serta mengumpulkan keagungan sifatnya pada dirinya di dalam setiap sesuatu.
Berkata Yahya Al-Anshari, “Dia (Al-Imam Ali) adalah paling mulianya Bani Hasyim yang pernah saya lihat.” Berkata Zuhri, “Saya tidak pernah menjumpai di kota Madinah orang yang lebih mulia dari beliau.” Hammad berkata, “Beliau adalah paling mulianya Bani Hasyim yang saya jumpai terakhir di kota Madinah.” Abubakar bin Abi Syaibah berkata, “Sanad yang paling dapat dipercaya adalah yang berasal dari Az-Zuhri dari Ali dari Al-Husain dari ayahnya dari Ali bin Abi Thalib.”
Kelahiran beliau dan Az-Zuhri terjadi pada hari yang sama. Sebelum kelahirannya, Nabi SAW sudah menyebutkannya. Beliau shalat 1000 rakaat setiap hari dan malamnya. Beliau jika berwudhu, pucat wajahnya. Ketika ditanya kenapa demikian, beliau menjawab, “Tahukah engkau kepada siapa aku akan menghadap?.” Beliau tidak suka seseorang membantunya untuk mengucurkan air ketika berwudhu. Beliau tidak pernah meninggalkan qiyamul lail, baik dalam keadaan di rumah ataupun bepergian. Beliau memuji Abubakar, Umar dan Utsman (semoga Allah meridhoi mereka semua). Ketika berhaji dan terdengar kalimat, “Labbaikallah…,” beliau pingsan.
Suatu saat ketika beliau baru saja keluar dari masjid, seorang laki-laki menemuinya dan mencacinya dengan sedemikian kerasnya. Spontan orang-orang di sekitarnya, baik budak-budak dan tuan-tuannya, bersegera ingin menghakimi orang tersebut, akan tetapi beliau mencegahnya. Beliau hanya berkata, “Tunggulah sebentar orang laki-laki ini.” Sesudah itu beliau menghampirinya dan berkata kepadanya, “Apa yang engkau tidak ketahui dari diriku lebih banyak lagi. Apakah engkau butuh sesuatu sehingga saya dapat membantumu?.” Orang laki-laki itu merasa malu. Beliau lalu memberinya 1000 dirham. Maka berkata laki-laki itu, “Saya bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar cucu Rasulullah.”
Beliau berkata, “Kami ini ahlul bait, jika sudah memberi, pantang untuk menginginkan balasannya.” Beliau sempat hidup bersama kakeknya, Al-Imam Ali bin Abi Thalib, selama 2 tahun, bersama pamannya, Al-Imam Hasan, 10 tahun, dan bersama ayahnya, Al-Imam Husain, 11 tahun (semoga Allah meridhoi mereka semua).
Beliau setiap malamnya memangkul sendiri sekarung makanan diatas punggungnya dan menyedekahkan kepada para fakir miskin di kota Madinah. Beliau berkata, “Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi itu dapat memadamkan murka Tuhan.” Muhammad bin Ishaq berkata, “Sebagian dari orang-orang Madinah, mereka hidup tanpa mengetahui dari mana asalnya penghidupan mereka. Pada saat Ali bin Al-Husain wafat, mereka tak lagi mendapatkan penghidupan itu.”
Beliau jika meminjamkan uang, tak pernah meminta kembali uangnya. Beliau jika meminjamkan pakaian, tak pernah meminta kembali pakaiannya. Beliau jika sudah berjanji, tak mau makan dan minum, sampai beliau dapat memenuhi janjinya. Ketika beliau berhaji atau berperang mengendarai tunggangannya, beliau tak pernah memukul tunggangannya itu. Manaqib dan keutamaan-keutamaan beliau tak dapat dihitung, selalu dikenal dan dikenang, hanya saja kami meringkasnya disini. Beliau meninggal di kota Madinah pada tanggal 18 Muharrom 94 H, dan disemayamkan di pekuburan Baqi’, dekat makam dari pamannya, Al-Imam Hasan, yang disemayamkan di qubah Al-Abbas. Beliau wafat dengan meninggalkan 11 orang putra dan 4 orang putri. Adapun warisan yang ditinggalkannya kepada mereka adalah ilmu, kezuhudan dan ibadah.
Radhiyallohu anhu wa ardhah…
[Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba'alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba'alawy]
sumber