Sang Guru tersenyum lembut.., membuatku menunduk dan semakin deras airmataku mengalir haru dan asyik dalam cinta dan bakti padanya..
Seraya berkata lembut : Bagaimana keadaan Jamaah di Indonesia?
Aku terdiam dan tak mampu menjawab..
Seraya berkata lembut : Semoga mereka dalam kebaikan dan kedamaian..
Semoga semakin banyak yg bertobat dan kembali kepada keluhuran..
Aku menjawab : Amiin..
Hanya itu yg bisa keluar dari bibirku..
Sang Guru berkata lagi : Kabarkan padaku..
Aku menangis tersedu sedu dan berkata : Mereka semakin banyak.., mereka semakin banyak tuanku.., saya risau tuanku..
Sang Guru tersenyum.. terdiam.., lalu berbisik lembut : apa yg kau risaukan..?
Aku berkata : musuh semakin banyak… saya risau mereka akan merusak
perjuangan kita..., saya tidak mau memerangi mereka.., saya selalu
memaafkan mereka sebelum mereka meminta maaf.., namun saya risau pula
karena mereka terus ada..
Sang Guru berkata lirih : kita kelompok damai yg tidak memusuhi.., semoga Allah menenangkan kita dari gangguan musuh..
Aku menunduk.. amiiin.. bisikku.., airmata berjatuhan semakin deras..,
wajah indah dan damai itu kembali melantunkan wejangan wejangan lembut dg suara lirih dan terkadang berbisik lembut..,
hingga akhirnya Guru berkata lembut dan pelahan : Adakah yg masih mengganjal dihatimu..?
Aku menunduk.. airmata telah berjatuhan membasahi permadani.., aku diam
dan tak berani berucap.., dan beliau menatapku dg cermat dan risau..,
dahi Guru berkerenyit tanda beliau benar benar menanti jawabanku.., maka
aku berkata lirih.. : mereka dengki pada saya.. saya sedih mengapa
mereka dengki pada saya.., dan kemajuan yg semakin pesat justru semakin
memicu hal ini.., maka saya tidak tahu harus bagaimana..
Beliau
tersandar dan tersenyum.. beberapa detik tanpa suara, lalu beliau
melantunkan ayat ayat kejadian Nabi Yusuf as yg didengki oleh saudara
saudara kandungnya.. lalu beliau berkata lirih : bahkan anak anak para
nabi pun ada yg tidak selamat dari sifat dengki pada saudaranya..
Lalu beliau tersenyum.. senyum yg menghibur jiwa yg risau dan resah..,
Aku tercenung.. lalu beliau menyadarkanku dari lamunanku dg
menghentakkan sebuah siwak kepangkuanku.., siwak dipukulkan
kepangkuanku.. tanda kedamaian dan keakraban yg sangat menyejukkan..
Aku berkata lirih.. : apa yg harus saya lakukan..?
Maka Guru berbisik lembut : kita adalah kelompok damai, kita adalah
kelompok yg selalu berdoa, kita berusaha dg naungan doa, kita bekerja dg
naungan doa, kita beraktifitas dengan naungan doa..
Doa kepada Allah.. doa kepada Allah.., doa kepada Allah..
Aku menunduk.. mulai kurasa bahwa aku telah banyak menyita waktu Guru.., aku berbisik disela sela tangis…, saya pamit……
Guru menjawab : kutitipkan engkau pada Allah…..
Aku roboh dalam tangis dan kubenamkan wajahku dipangkuan Guru, aku akan
kembali berjuang dalam dakwah.., aku akan berhadapan dg segala apa apa
yg semoga Allah meringankan segala bebanku..
beliau menepuk
bahuku dg akrab untuk menyemangatiku, akupun bangkit.., berdiri mundur
tanpa berani membelakangi.. sambil terus menunduk tanpa berani memandang
wajah damai itu lagi.., sampai ke pintu barulah kubalikkan tubuhku..
Allahuma soli ala sayidina muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar