HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Sabtu, 31 Oktober 2015

Hadir Di Majelisnya Para Ulama’ Dapat Menghapus Dosa Sebesar Gunung Tihamah

Saudara-saudariku yang kukasihi, kita hidup disuatu masa dimana para ulama’ dijauhi, majelisnya diasingkan, betapa ramai ummat manusia menganggap tidak penting majelis ilmu dan ulama’, menganggap tidak penting mempelajari ilmu agama, lebih mementingkan diri untuk menyibukkan urusan dunia dan memayahkan diri untuknya. Ideologi hidupnya asal perut kenyang maka hidup bahagia. Akibat dari menjauhi ulama dan majelis ilmu akan melahirkan generasi yang tak bermoral, tak beretika, jauh dari ketaqwaan apalagi keimanan, padahal betapa penting majelis ilmu itu dalam membangun kualitas bangsa.

Berikut ini nasehat ulama’ Madinah, Al-faqih Al ‘Allamah Al ‘Arif Billah Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith Hafidzahullah ta’ala yang kami kutip dari kitab karangannya, “Manhajussawi Syarah Ushul Thariqah Assadah Aali Ba’alawi” , menuturkan perihal anjuran dan pentingnya majelis ilmu dan ulama bagi kehidupan ummat manusia. Ketahuilah, tanpa adanya peran ulama yang merupakan pemegang tongkat estafet pewaris para Nabi, maka kehidupan ummat manusia tak ubahnya dengan kehidupan binatang.

Inilah keutamaan majelis ilmu dan Ulama’ sesuai dengan hadist Nabi serta kalam para ulama salaf :

Ada riwayat dari Yahya bin Abi Katsir rahimahullah untuk kemudian beliau memberikan penafsiran atas firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru kepada Tuhan-Nya di pagi hari dengan mengharap keridlaan-Nya” [QS. Al-Kahfi : 28]

Beliau berkata yang dimaksud ayat tersebut adalah bersama-sama majelis ilmu agama.

Ada juga hadist menjelaskan keutamaan majelis ilmu sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma.

ان رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل المسجد فرأى مجلسين أحد المجلسين يدعون الله ويرغبون إليه و والاخر يتعلمون الفقه ويعلمون , فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم كلا المجلسين على خير, أحدهما أفضل من الآخر , وأما هؤلاء فيدعون الله ويرغبون إليه إن شاء أعطاهم الله وإن شاء منعهم . وأماهؤلاء فيتعلمون ويعلمون الجاهل , وإنما بعثت معلما وهؤلاء أفضل و فأتاهم حتى جلس معهم

Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memasuki masjid dan beliau melihat dua majelis. Salah satunya sedang Berdoa kepada Allah, dan lainnya sedang belajar dan mengajar. Kemudian beliau bersabda kepada mereka, “Keduanya sama-sama dalam kebaikan, namun salah satunya lebih utama daripada yang lain nya. mereka yang berdoa kepada Allah, jika Allah mengehendaki maka akan mengabulkannya dan jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan mengabulkannya. Dan mereka yang sedang belajar dan mengajar orang-orang yang jahil, sesungguhnya aku diutus sebagai pendidik, dan mereka inilah yang lebih utama”. Kemudian baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendatagi mereka dan ikut duduk bersama mereka.

Sebuah hadist yang telah diriwayatkan oleh Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, berliau bersabda ,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

“Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?”, beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah/majelis dzikir.”

Dan diriwayatkan lagi dari Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu, sebuah hadist marfu’,

قَالَ إِنَّ ِللهِ سَيَّارَةً مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ وَحَفُّوْا بِهِمْ

“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling mencari kelompok-kelompok dzikir. Jika mereka telah mendatanginya maka mereka mengelilinginya.”

Dari Imam Atha’ Rahimahullah ta’ala , katanya, “kelompok-kelompok dzikir itu adalah majelis untuk mengetahui hukum halal dan haram, untuk mengetahui bagaimana cara membeli, untuk mengetahui bagaimana cara menjual, bagaimana cara melaksanakan shalat, bagaimana cara berpuasa, bagaimana cara melaksanakan haji, bagaimana cara menikah dan cara menjatuhkan talak, dan lain sebagainya.”

Dalam sebuah hadist lagi di sebutkan

عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم بَيْنَمَا هُوَ جَالِسُ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرِ , فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُوْلِ الله صلّى الله عليه وسلّم وَذَهَبَ وَاحِدٌ , قَالَ : فَوَقَفَا عَلَى رَسُوْلِ الله صلّى الله عليه وسلّم فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا , وَأَمَّا الآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ , وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهَبَا . فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ الله صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : ” أَلاَ أَخْبِرُكُمْ عَنِ الْنَّفَرِ الثَّلاَثَةِ ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللهِ فَآوَاهُ الله , وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ , وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ ”

Dari Abu Waqid Al Laitsi bahwa ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sedang duduk dalam majelis di Masjid, beliau dikelilingi oleh para sahabat, tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang mendatangi Rasulullah dan yang satunya lagi pergi. Kedua orang itu berdiri di hadapan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Salah seorang dari mereka melihat celah di sela majelis lalu dia duduk disitu. Dan satu lagi duduk di bagian belakang majelis. Sementara yang ketiga pergi meninggalkan majelis. Sesudah menyampaikan nasehat (ceramah) beliau bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan tentang tiga orang tadi? Adapun orang yang pertama, ia mendekati Allah, maka Allah pun mendekatinya. Orang yang kedua, ia malu – malu, maka Allah pun malu terhadapnya. Adapun orang yang ketiga, ia berpaling, maka Allah pun berpaling darinya.

Dari Umamah radhiyallahu anhu katanya, telah bersabda Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

إن لقمان الحكيم عليه السلام قال لابنه
يَا بُنَيَّ عَلَيْكَ بِمَجَالِسِ العُلَمَاءِ، وَاسْتَمِعْ كَلاَمَ الحُكَمَاءِ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِ القَلْبَ المَيِّتَ بِنُوْرِ الحِكْمَةِ كَماَ يُحْيِ الأَرْضَ المَيِّتَةَ بِوَابِلِ القَطْرِ

“Sesungguhnya Luqman al Hakim berkata kepada anaknya, “Duhai anakku, hendaknya engkau (menghadiri) majlis-majlis para ulama dan dengarkan baik-baik ucapan para ahli hikmah. Sebab Allah akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan tanah yang mati dengan tetesan air hujan.

Berkata Sahl bin Abdillah At Tustari rahimahullah, ” Barangsiapa ingin melihat majelisnya para Nabi, hendaklah ia melihat majelisnya para ulama’, sebab ulama’ adalah pengganti para Rasul terhadap ummatnya, dan juga pewaris ilmunya. Maka bermajelis dengan para ulama’ adalah berarti bermajelis dengan pengganti para Nabi.

Dari ibnu mas’ud radhiyallahu anhu beliau berkata

المتقون سادة, والفقهاء قادة ,ومجالستهم زيادة

“Orang-orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang mulia, dan para fuqahaa (ahli fiqh) para pembimbing umat. Adapun duduk bermajelis dengan mereka semua adalah keutamaan.”

Dari Sayyidina Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma, katanya,

مجلس فقه خير من عبادة ستين سنة

“Duduk bermejelis bersama orang ahli fiqh (ahli ilmu agama) adalah lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun.”

Diriwayatkan dari Sayyidina Umar ibnu Khattab radhiyallah anhu, beliau berkata:

إن الرجل ليخرج من منزله وعليه من الذنوب مثل جبال تهامة, فإذا سمع العالم خاف واسترجع عن ذنوبه وانصرف إلى منزله وما عليه ذنوب, فلا تفارقوا مجالس العلماء فإن الله عز وجل لم يخلق على وجه الأرض رتبة أعز عليه من مجالس الذكر

“Sesungguhnya seorang laki-laki yang keluar dari rumahnya dengan setumpukdosa seberat gunung Tihamah, kemudian dia mendengarkan nasehat orang alim sehingga timbul rasa takut [dalam dirinya] dan timbul upaya untuk keluar dari dosa-dosa [yang disandang]nya sampai kemudian dia pulang, maka baginya tidak ada lagi dosa. Oleh karena itu, janganlah kalian menjauhi majelis ulama’, karena Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menciptakan lagi di permukaan bumi ini derajat lain yang lebih mulia dibandingkan dengan derajat majelis dzikir. (keterangan ini disebutkan di dalam kitab ihya’).”

Berkata Ka’ab Al Ahbar rahimahullah ta’ala .

وَقَالَ كَعَبْ اْلاَحبَارْ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ لَوْاَنَّ ثَوَابَ مَجْلِسِ الْعُلَمَاءِ بَدَا لِلنَّاسِ لاَقْتَتَلُوْا عَلَيْهِ حَتَّى يَتْرُكَ كُلُّ ذِىْ اِمَارَة امَرَته وكُلُّ ذِىْ سُوْق سُوْقَه

“Andaikata pahalanya seseorang yang berada di majelis ulama’ diketahui oleh manusia, niscaya manusia itu akan berebut sehingga meninggalkan pekerjaannya (bagi yang pekerja) dan pedagang akan meninggalkan dagangannya.”

Berkata Imam ‘Atha’ Rahimahullah.

مجلس علم يكفر سبعين مجلسا من مجالس اللهو

Majelis ilmu itu dapat melebur kesalahan dari 70 majelis permainan yang tidak berfaedah.

Berkata Tuanku Al Imam Ahmad bin Hasan Al ‘Attas radhiyallahu anhu , 

“Majelis dakwah kepada Allah dan majelis dzikir orang-orang sholih adalah merupakan sabun pencuci bagi hati dan siraman air bagi hati. Adapun hati yang sudah berkarat maka dibutuhkan sabun pencuci, sedangkan hati yang masih hidup maka cukup disiram dengan air niscaya semakin bertambah hidup.”

Selanjutnya beliau radhiyallahu anhu berkata :

ما يعقد مجلس علم أو ذكر الله إلا وأنشأ الله من ذلك المجلس سحابة بيضاء فيسوقها الى قوم لم يعملوا خيرا قط , ويمطرها عليهم , فيصيروا كلهم من السعداء

“Tidaklah diadakan sebuah majelis ilmu atau majelis dzikir kepada Allah, melainkan Allah munculkan awan putih menaungi kaum yang tak pernah melakukan amal kebaikan sama sekali kemudian Allah turunkan hujan keatas mereka sehingga mereka menjadi orang-orang yang beruntung.”

Berkata Tuanku Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad radhiyallahu anhu,“Terkadang ada sebagian orang-orang jahil menjauhi para ulama’ dan menjauhi majelisnya para ulama’, hal itu dilakukan dikarenakan takut akan mengetahui suatu ilmu yang akan mewajibkan mereka untuk mengamalkannya, mereka kira itu sebuah keudzuran, jauh, sungguh jauh sekali, bahkan hal yang demikian akan menambah penekanan dan menambah penuntutan untuk lebih mendekati majelis ilmu dan ulama’. Sebab mereka telah berpaling dari hukum-hukum Allah secara disengaja maka oleh karena itu lebih dituntut dan lebih ditekankan lagi. Padahal yang dimaksud keudzuran itu adalah setidaknya dia dirawat di pelosok-pelosok dan jauh dari penduduk Islam. Adapun jika dia seorang muslim dan pendahulunya juga orang muslim maka tak ada alasan udzur baginya”.(Tatsbitul Fu’aad).

Berkata Abu Laits, ” Barangsiapa duduk di sisi orang alim dan tidak mampu menghafal sesuatu dari ilmu, maka dia memperoleh tujuh karomah, yaitu memperoleh keutamaan orang-orang yang belajar, tercegah dari melakukan perbuatan dosa, turunnya rahmat kepadanya saat ia keluar dari rumahnya, dan manakala rahmat turun keatas orang-orang yang hadir dalam halaqah ilmu diapun juga mendapat bagian dari rahmat tersebut, ditulis baginya keta’atan selagi ia menyimak ilmu, dan jika hatinya gelisah/sumpek disebabkan tidak bisa memahami ilmu maka kegelisahan nya itu menjadi sebuah wasilah kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana firman Allah :

أنا عند المنكسرة قلوبهم من أجلي

“Aku (Allah) bersama orang-orang yang pecah hatinya (sumpek) demi aku”

Artinya, Allah yang menghibur mereka dan yang menolong mereka.

Sumber : Kitab Manhajus Sawiy Syarah Ushul Thariqah Assadah Aali Ba’alawi, dalam bab anjuran menghadiri majelis ulama’.

Oleh : KH. Abbas R Mawardi

KISAH CINCIN NABI SULAIMAN AS HILANG

Walaupun Baginda Nabi Sulaiman as hebat dan pintar, namun Beliau juga pernah digoda oleh setan atau Iblis.

Dikisahakan oleh Wahab bin Munabbib.

Nabi Sulaiman as ini selalu mengenakan cincin di jarinya dan tidak pernah dilepas baik pada siang ataupun malam, kecuali kalau beliau akan masuk ke kamar kecil barulah cincin itu dilepasnya.


Kisahnya
Pada suatu hari nabi Sulaiman as akan pergi ke kamar kecil, maka cincin tersebut dititipkan kepada bawahan yang dipercayainya. Di atas cincin itu tertulis nama Allah SWT. Ketika Nabi Sulaiman as berada di kamar kecil itulah setan datang dan mendekati bawahannya yang membawa cincin. Rupa dan bentuk setan itu sama persis dengan Nabi Sulaiman as. Sang ajudan pun tidak ragu sedikitpun, lalu diserahkannya cincin itu kepada setan yang menjelma menjadi Nabi Sulaiman as tersebut.

Setelah itu, setan itu memakai cincin itu di jari manisnya.
Setan kemudian menghadap para hulu balang dan duduk dengan tenangnya di atas singgasana kerajaan Nabi Sulaiman as. Saat itu pula maka datanglah semua anggota kerajaan baik yang dari golongan jin maupun manusia, para burung dan binatang lainnya. Mereka semua mengira bahwa yang duduk di singgasana itu adalah Nabi Sulaiman as yang asli.

Ketika Nabi Sulaiman as keluar dari kamar kecil, ia meminta cincin dari anak buahnya tadi, dan betapa kagetnya si anak buah karena cincin tadi telah diberikan kepada Sang Raja. Si anak buah dengan wajah agak heran, lalu bertanya kepada Sang Raja,
"Wahai Sang Raja, siapakah Anda ini?"
"Aku adalah Rajamu wahai pengawalku."
"Ampun paduka, bukankah Tuanku tadi telah meminta cincin tersebut lalu segera pergi keluar dan duduk di singgasana kerajaan..?"

Ditolak Penduduk Sekitar
Namanya juga NABI...
Benar saja, Nabi Sulaiman as telah mengetahui bahwa sesungguhnya setanlah yang telah menipu para pengawalnya.
Nabi Sulaiman as akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan istana menuju tempat yang sepi, yaitu di hutan. Dalam perjalanannya yang jauh itu, kadang-kadang beliau terpaksa meminta makanan kepada penduduk sekitar.

Orang-orang kampung bertanya,
"Wahai Saudara, siapakah Anda ini?"
"Aku adalah Sulaiman bin Dawud," jawab Nabi Sulaiman as.
"Kami tidak percaya. Kalau engkau adalah Sulaiman bin Dawud, pastilah engkau memakai cincin yang bertuliskan Allah SWT," sergah salah seorang penduduk.

Orang-orang penduduk sekitar tidak percaya sama sekali dengan pernyataan Nabi Sulaiman as.
Akhirnya Nabi Sulaiman melanjutkan perjalanan lagi, mengembara selama 40 hari 40 malam dengan menanggung rasa lapar yang amat sangat dan pakaian yang compang-camping, lagi kepalanya terbuka. Beliau datang ke pesisir pantai dan berteman dengan para nelayan yang mencari ikan di laut.

Dibantu Anak Buahnya yang Alim
Pada suatu hari, Ashif bin Barkhaya (seseorang yang diberi ilmu oleh Allah SWT, yang juga anak buah Nabi Sulaiman) berkata kepada kaum Bani Israil, bahwa cincin Nabi Sulaiman as telah diambil alih oleh setan, lalu Nabi Sulaiman as pergi. Ketika setan sedang sedang duduk di singgasana kerajaan, Ashif menolak dengan tegas bahwa dia bukanlah Nabi Sulaiman as. Maka setan itu pun akhirnya lari dan membuang cincin itu ke tengah laut dan dimakan ikan.

Dari situlah Allah SWT mengarahkan Nabi-Nya ke tempat para nelayan dengan tujuan agar Nabi Sulaiman as memburu ikan yang menelan cincinnya itu. Atas perintah Allah SWT, ikan itu merapat ke pinggir dan berhasil ditangkat oleh Nabi Sulaiman as. Setelah itu, perut ikan itu dibedah dan ditemukan sebuah cincin yang beliau cari.

Setelah cincin diambil dan dipakai, Nabi Sulaiman as langsung sujud syukur kepada Allah SWT.
Nabi Sulaiman as akhirnya dapat memimpin kerajaannya kembali seperti sedia kala.

Allah SWT berfirman,

وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَانَ وَأَلْقَيْنَا عَلَى كُرْسِيِّهِ جَسَدًا ثُمَّ أَنَابَ

Artinya:
"Dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat."
(QS. As-Shaad: 34).

Sabtu, 24 Oktober 2015

IHTARIQ JIN

[Habib Umar Ibn Hafizh] “Ihtariq…!!!”, Dan Jin Itupun Hilang
Seorang santri Darul Musthofa dari Malaysia mendapat kabar yang cukup mengagetkan dari keluarganya di rumah. Kabarnya, ketika itu saudarinya yang di rumah sedang dirasuki oleh jin. Pihak keluarganya telah mengusahakan berbagai cara untuk mengeluarkan jin itu, tapi ternyata hasilnya nihil. Akhirnya, santri ini berinisiatif untuk meminta bantuan kepada gurunya, Guru Mulia Habib Umar bin Hafidzh. Setelah Guru Mulia selesai menunaikan salah satu sholat, santri tadi memberanikan diri maju untuk mengutarakan hajatnya. Ia pun berkata, “Ya Habib…sekarang saudari saya di Malaysia sedang dirasuki oleh jin dan jin itu sangat susah untuk dikeluarkan”. Guru Mulia langsung paham kalau santri ini sedang meminta bantuannya. Tiba-tiba Guru Mulia terlihat seperti memandang seseorang dan beliau pun berucap, “Ihtariq (artinya: terbakar kau)!!!”. Santri itu sempat bingung dengan apa yang dilakukan Guru Mulia, tapi ia hanya berhusnudzhon saja mungkin ada hikmah di balik semua ini. Lalu santri itu pun pamit untuk segera menghubungi keluarganya dan memastikan keadaan saudarinya. Dan Subhanallah…jin yang merasuki tubuh saudarinya itu telah keluar. Dan dia baru sadar maksud dari sikap Guru Mulia tadi, ternyata Guru Mulia tadi seperti memandang ke arah jin itu dan kemudian mengancamnya dengan ucapan beliau “ihtariq!!!”.
Seorang santri Darul Musthofa lain pernah ditanya oleh seorang Syekh di Tarim. Syekh itu berkata, “Apakah kau tahu mengapa gurumu sering diundang ke acara selamatan rumah baru??”. Santri itu menjawab bahwa ia tidak tahu. Lalu Syekh itu pun menjawab pertanyaannya sendiri, “Apabila gurumu itu hadir di rumah yang masih dihuni oleh jin, maka hanya dengan beliau melihat ke suatu arah, jin-jin di arah itu pun akan lari keluar dari rumah baru itu dan begitu seterusnya hingga rumah itu bersih dari para jin pengganggu tersebut.
Semoga kisah ini bisa sedikit membantu untuk memperbarui masyhad kita kepada beliau. Dan mari kita doakan agar beliau dilindungi dari segala macam fitnah dan keburukan dzhohir maupun bathin. Dan semoga beliau selalu diberikan sehat ‘afiyah dan dipanjangkan umurnya, aamiin…
Sumber: Ustadz Husnul Yaqin

Tiga Golongan paling dekat kedudukannya dengan Rasulullah saw

Tiga Golongan Manusia yang paling dicintai dan paling dekat kedudukannya dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam pada Yaumil Akhir
Guru Mulia Assayyid AlHabib Umar bin Hafidz:
Kita harus selalu ingat dan mengingatkan satu sama lain bahwa kedekatan kita kepada Rasulullah (Salam dan Rahmat Allah atasnya) dalam kehidupan berikutnya tergantung dengan tingkatan akhlak kita.
Hanya orang yang memiliki akhlak mulia pantas untuk berada di hadapan Pemilik dari akhlak yang mengagumkan (semoga Allāh memberkatinya dan memberinya kedamaian).
"Nabi yang akhlaknya paling mengagumkan, dihormati oleh Yang Maha Pengasih dalam Induk semua Buku"(AlQur'an)
(Syair Imam AlHaddad Yang Tertulis diatas Pintu Makam Rasulullah)
Lihatlah hubungannya dengan ketiga hadis di bawah ini:
"Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kamu dan yang paling dekat duduknya denganku pada hari kiamat, adalah yang paling baik akhlaknya"
Di riwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Tabarani, Ibn Hibban, (sahih)
"Orang-orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang-orang yang memberikan paling banyak sholawat padaku"
al-Tirmidhi dan Ibn Hibban
"Orang-orang yang paling dekat dengan tempat Nabi adalah ulama dan para syuhada. Para ulama membimbing orang lain untuk apa yang di bawa Rasulullah, dan para syuhada mengorbankan hidup mereka untuk itu.
(Abu Nu`aym)
Hati siapapun yang memiliki akhlak yang baik terhubung ke Rasulullah dan Allāh dan hubungan ini mendorong orang tersebut untuk menghabiskan sebagian besar waktunya melimpahkan sholawat atas Rasulullah (semoga Allāh memberkatinya dan memberinya kedamaian). Demikian juga orang yang mencurahkan sholawat yang berlimpah kepadanya akan menerima sebagian dari akhlak mulia Nabi.
Kemudian melalui akhlak dan ilmu pengetahuan Nabi akan diberikan kepadanya sehingga ia mengorbankan diri demi agama dan menyibukkan dirinya menyampaikan dan menjelaskan pesan dan ajaran Nabi Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam.
Allahuma soli ala sayidina Muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim

Hakikat Kehidupan dan Kematian

Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Alaihi Rahmatullah:
-- Hakikat Kehidupan dan Kematian --
Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (kuat) ketika seorang raja mengadakan pesta untuk merayakan kekuasaannya yang semakin luas dan kuat, tentaranya yang semakin banyak, harta yang semakin berlimpah, dan semua yang ia inginkan mampu ia perbuat, maka ia merayakannya dengan pesta dan tidak satu pun yang bisa mengganggunya, maka ketika itu datanglah seseorang ke istana raja itu dan mengetuk pintu.
Maka para penjaga di pintu pertama membukakan pintu, dan orang itu menyampaikan bahwa dia ingin menemui raja, maka penjaga pintu berkata bahwa sang raja lagi mengadakan pesta kemudian mengusirnya. Maka orang itu berpindah ke pintu yang kedua dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu raja, penjaga pintu kedua pun berkata hal yang sama, maka orang itu berkata : “aku adalah utusan” namun penjaga pintu kedua tetap mengusirnya, maka ia pun pergi ke pintu yang ketiga dengan mengetuk pintu yang mana ketukan itu seakan membuat guncang seluruh istana dan merobohkan singgasana, ia berkata : “aku adalah malaikat sakaratul maut yang datang untuk mencabut ruh sang raja”.
Maka raja pun sangat terkejut dan ketakutan, karena jika tamu itu telah datang maka tidak seorang pun bisa menolaknya, dan malaikat itu berada di hadapan sang raja, maka raja itu berkata : “aku baru saja akan meneguk minumanku untuk merayakan pesta kemenangan, maka izinkanlah aku untuk meneguk segelas minuman ini, lalu cabutlah nyawaku”, maka malaikat sakaratul maut berkata : “ engkau telah ditentukan untuk wafat sebelum engkau meneguk air ini”.
Maka raja pun terjatuh kemudian dimasukkan ke dalam perut bumi, dan disana dia telah bersama tentara-tentara kematian, mereka yang menjemput ruh dan memisahkannya dengan jasad dan menghantarkannya ke alam barzakh dalam keluhuran atau kehinaan .
Dan ketika ruh seseorang telah berada dalam genggaman tentara kematian, maka di saat itu beruntunglah para pencinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Jika sudah terlepas dari semua yang kita miliki, dari keluarga, teman dan kerabat lalu ditinggal sendiri di dalam kubur dan ruh telah dibawa oleh pasukan kematian, maka disaat itu tidak ada lagi yang bisa dibanggakan, dan dosa-dosa telah bertumpuk dan siap untuk dipertanyakan dalam keadaan sendiri di alam yang asing, dalam keadaan nasib yang membingungkan,
Maka di saat tidak ada yang lebih bergembira dari mereka yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka dikenal di alam kubur karena para tentara kematian mengenali nama Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Semua alam semesta mengenal bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali pendosa dari kalangan jin dan manusia mereka tidak mengenalku”.
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim

Hari Asyura Dimata Aswaja

Al-Habib Ali Al-Jufri :
-- Hari Asyura Dimata Aswaja --
Menurut Ahl al-Sunnah, Hari Asyura adalah hari sukacita karena itu adalah hari keselamatan bagi Sayyidina Musa Alaihissalaam, tetapi selain itu juga Tidak ada keraguan bahwa hari itu juga merupakan hari kesedihan karena hari itu adalah hari di mana Sayyidina Al Husain RA menjadi syahid bersama dengan keluarga nya dan beberapa sahabat dari kaum Ansar.
Pada saat yang sama, asyura adalah hari perayaan karena itu adalah hari kemenangan bagi Sayyidina Al Husain, Bagaimana bisa dibilang kemenangan sedangkan beliau terbunuh? Dikatakan kemenangan karena beliau tetap setia pada prinsip-prinsipnya. Itu adalah kemenangan bagi kebenaran atas musuh yang bersenjata dan kekuatan besar.
Ketika kita berpikir tentang para pembunuhnya, kita akan berpikir tentang nasib malang yang menunggu mereka. Tetapi Ketika kita mengingat Sayyidina Al Husain, hati kita dipenuhi dengan sukacita, cinta dan penghormatan bagi dirinya dan ketabahan nya. Dengan demikian hari kemenangan bagi Sayyidina Al Husain..
Jadi jika kita pada hari asyura bergembira untuk kemenangan Sayyidina Al Husain dan keselamatan Sayyidina Musa maka kita berada di jalan yang benar (tidak keliru).
Namun, adalah wajar juga untuk merasa sedih ketika kita mengingat ketidakadilan besar yang terjadi pada waktu itu. Sebelum meninggal, Sayyidina Husain melihat semua anak-anaknya meninggal terbunuh di depannya, dengan pengecualian Sayyidina Ali Zainal Abidin. Ia juga melihat anak-anak dari Sayyidina al-Hasan, anak-anak dari adiknya Sayyidah Zaynab, dan anak-anak dari sepupunya, Muslim bin Aqil bin Abi Thalib, gugur sebagsi syuhada di depannya.
Ada dua jenis ekstremis, yang keduanya harus ditolak.
Ekstremis yang pertama, kita memiliki orang-orang yang mengatakan bahwa itu adalah hari yang mengerikan di mana tidak ada yang diperbolehkan untuk menunjukkan sukacita dalam bentuk apapun, dan jika ada yang melakukannya berarti mereka adalah pembenci Ahlul Bait. hingga ada golongan orang yang menyerang dan menyiksa diri mereka sendiri dan melakukan tindakan-tindakan lain yang dilarang dalam hukum syariat.
Selain itu, ada juga orang orang yang berpikir bahwa cinta pada Ahlul Bait berarti harus menunjukkan etiket buruk (melaknat) pada Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar RadhiAllahu anhuma. Ini bukan jalan dan cara Ahlul Bait. Sayyidina Ali memiliki anak anak bernama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Sayyidina al-Hasan memiliki putra bernama Abu Bakar dan Umar. Sayyidina Al Husain memiliki seorang putra bernama Abu Bakar dan dua orang putra bernama Umar. (Apakah mungkin jika ahlul bait memusuhi mereka, lalu mereka menamakan anak anak mereka > buah hati mereka, dengan nama para musuh?)
Ekstrimis yang kedua: adalah golongan yang mengaku Ahl al-Sunnah, tetapi berani mengklaim bahwa Sayyidina Husain berada di pihak yang salah. Bahkan Mereka memuji Yazid, yang mayoritas ulama Ahl al-Sunnah telah memvonisnya sebagai orang yang korup (fasiq).
Kami percaya bahwa orang-orang yang mengambil bagian dari kedua jalan ekstrem ini telah menyimpang dan sesat, tetapi pada saat yang sama kita tidak boleh dan pernah menganggap atau menuduh mereka sebagai orang kafir.
Jadi apapun pilihan anda, mau bersedih pada hari itu tak mengapa, mau bersuka cita juga baik baik saja.
Kita tidak harus membiarkan hati kita dipenuhi dengan kebencian terhadap para pelaku kejahatan ini, karena Allah akan membawa mereka ke pengadilan Nya yang Maha Adil.
Yang wajib kita lakukan adalah, hati kita harus diisi dengan penghormatan bagi mereka yang mati syahid pada peristiwa karbala.

Saat2 terakhir Sayidina Husein as bagian 2

"Imām Husayn ('aleyh-is-salām) Jatuh ke tanah karena luka2 yang beliau derita karena sabetan2 pedang dan panah2.

Imam Husein yang sama, yang biasanya memanjat di atas leher kakek beliau(sallahualaihi wasalam) saat sujud sholat... baginda Rasul akan membaca tasbih samai 70 kali (dan bukannya 3 kali) hanya agar Husainnya tidak jatuh ke tanah, jika beliau angkat kepala beliau (salllahualaihi wasalam)dari sujud. Seseorang yg sangat dijaga oleh baginda Rasul agar tidak jatuh(ketanah)--- hari ini beliau jatuh dari kuda beliau...

Shimr mendatangi sang imam.

Imam Husein bertanya, "siapa kamu" dia menjawab "Shimr".

Imām Husayn memintanya untuk memperlihatkan dadanya dan melihat belang putih(karena sakit kulit) di dada shmir.

Imam Husein tersenyum dan berkata: " Kakekku berkata benar "Ya Husein! engkau akan syahid oleh anjing yang memiliki belang putih di dada"
'Shimr! Kau telah mencapai tujuan terakhirmu (karena aku akan syahid ditanganmu). Kakekku telah memberitahu padaku tadi malam : " Anakku engkau akan syahid pada hari jumat dan kau akan mencapai kami disaat waktu sholat jumat"

Kemudian beliau bertanya : "Hari apa sekarang?" shmir menjawab, " hari jumat", "waktu apa sekarang?" sanga Imam bertanya ."ini waktu sholat " jawab shmir..

Ini adalah waktuku untuk sholat, biarkan aku bangkit dan bersujud (pada Allah). shmir mundur kebelakang .

Kemudian sayidina Husein berniat dan sujud,

Dan shmir memisahkan kepala suci beliau dengan tubuh beliau Alaihisalam

— Shaykh al-Islām Dr. Muhammad Tāhir al-Qādrī
Allahuma soli ala sayidina Muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim

SUMBER

Saat2 terakhir Sayidina Husein as bagian 1

Imam Husein (as) memasuki medan pertempuran karbala dan 25000 pemanah menembakkan panah mereka. Beberapa ribu prajurit menyerang dengan pedang2 mereka. Beliau di buat menderita oleh Shimr. Air sungai efrat dibendung. semua dipersulit, ribuan kesukaran datang.
Satu persatu Imam Ali Akbar, Imam Ali Asghar dan Imam Qasim bin imam Hasan (As) syahid. Beliau melihat bunga2 dari taman baginda Rasul berguguran (dijalan Allah).
Beliau kirim mereka dalam keadaan hdup dan membawa jenazah mereka kedalam tenda. Beliau menyaksikan semuanya, namun beliau tersenyum(Beliau redha dengan ketetapan Allah) dan kaki beliau tidak goyah.
Saat ini terjadi, bangsa jin datang dengan raja mereka. keadaan menjadi aneh. Sang Raja berkata:
"Asalamualaikum Ya cucu Sang Nabi mulia (sallahualaihi wasalam)! Saya adalah Raja dari bangsa jin, salah satu yang mengambil shahadat melalui tangan ayahmu yang agung Sayyidunā Alī al-Murtadhā ('aleyh-is-salām). Saya datang untuk membalas kebaikan itu. Berilah kami tanda dan kami akan musnahkan pasukan yazid dalam sekejap mata!"
Namun semua itu tidak sebanding dengan kesabaran yang dimiliki imam husein as...
beliau berkata : "Kalian bangsa Jin, tidaklah pantas bagi kalian bertempur dengan manusia. Saya tidak memberi ijin kalian melakukan itu. Jin tidak terlihat (oleh mata manusia), tapi manusia bisa kalian lihat. Kalian bisa menyerang mereka, namun mereka tidak bisa membalas kalian. Saya tidak ingin berperang dengan tidak adil! Saya disini adalah untuk menegakkan keadilan. maka Saya tidak mungkin bertindak tidak adil. Saya disini adalah untuk memastikan hukum dan perintah akan terpelihara--Saya tidak mungkin melawan prinsip ini! Manusia akan bertempur melawan manusia, Pergilah kalian.
Jin berkeras dengan berkata: "dalam Perang badar, malaikat dikirim untuk membantu para sahabat(Ra)!
Imam Husein as menjawab " itu adalah ketetapan dan perintah dari Tuhan ku, Allah! kemudian Imam Husein membubarkan mereka
- Shaykh al-Islām Dr. Muhammad Tāhir al-Qādrī
Allahuma soli ala sayidina Muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim

STANDAR IKHLAS, KELAS VIP, BISNIS & EKONOMI

Imam Salim bin Abdillah bin Umar bin Khattab ra berkata, “Sesungguhnya pertolongan Allah kepada seorang akan disesuaikan dengan niatnya. siapapun yang ikhlas dalam niatnya maka pertolongan Allah akan sempurna baginya. Siapa pun yang kurang ikhlas dalam niatnya, maka pertolongan Allah akan disesuaikan dengan niatnya itu.
Maka harus diketahui, bahwa Allah memberi pertolongan bukan karena banyaknya amal-amal kebajikan dan banyaknya doa-doanya, tetapi tergantung dengan keikhlasannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda kepada shahabat Mu’adz ibnu Jabal, “Ikhlaskan amal kebajikanmu meskipun hanya sedikit, maka engkau akan diberi pahala yang banyak.”
Baik niat maupun ikhlas, adalah ‘pekerjaan’ hati yang menjadi standar bagi diterima tidaknya amal ibadah seseorang. Berbeda dengan hukum halal atau haram, maka syariat Islam hanya menerapkannya terhadap sesuatu yang dhahir dan kasat mata.
Bahkan, jika ada seseorang yang berbohong di depan pengadilan, namun ia mampu menunjukkan bukti-bukti bagi pengakuannya, sekalipun bukti-bukti yang dimilikinya itu hakikatnya adalah palsu, namun jika tampak secara dhahir adalah benar, maka pengadilan Islam-pun tetap akan memenangkannya, karena hukum Islam itu dibangun atas perkara-perkara yang dhahir atau kasat mata.
Adapun bagi si pembohong yang dimenangkannya itu sejatinya telah dipersiapkan oleh Allah baju kebohongan dari neraka, yang kelak akan dikenakannya sejak ia menghuni makam kuburannya, hingga kelak saat menghadap kepada Allah SWT di hari pembalasan.
Menurut sebagian para ulama, tingkatan ikhlas ada tiga macam, yang dapat diilustrasikan sebagai ikhlas kelas VIP (eksekutif), kelas BISNIS (terhormat) dan kelas EKONOMI (sederhana).
Pertama, ikhlas berkelas VIP, yaitu ikhlasnya para nabi dan rasul, serta para shahabat dan tabi’in, yaitu mereka beramal hanya karena Allah semata tanpa berharap sesuatu balasan di dunia maupun akhirat, namun semata-mata hanya beramal karena Allah.
Contohnya saat Shahabat Tsauban mengadu kepada Rasulullah SAW, bahwa jika diperbolehkan, maka dirinya lebih senang hidup di Madinah yang setiap saat dapat bertemu dan bersua bersama Rasulullah SAW, dari pada hidup di sorga jika tempatnya harus berjauhan dari tempat Rasulullah SAW. Inilah cinta murni yang sangat ikhlas kepada Rasulullah SAW.
Kedua, ikhlas berkelas BISNIS, yaitu ikhlasnya seseorang yang beramal ikhlas karena Allah, namun tetap berharap agar diberi pahala dan ampunan bagi dosa-dosanya serta berharap agar kelak dimasukan ke dalam sorga.
Ia tidak pernah mengeluh terhadap kondisi kehidupannya di dunia, ia ikhlas menerima apa yang telah ditaqdirkan oleh Allah terhadap nasibnya. Saat mendapatkan kenikmatan ia bersyukur dan menambah ibadahnya, sedangkan jika menemui kesulitan ia bersabar dan tidak mengeluh kepada siapapun kecuali hanya berdoa kepada Allah.
Ketiga, ikhlas berkelas EKONOMI, yaitu ikhlasnya seseorang yang beramal karena Allah, namun dengan tujuan agar ia mendapat kesenangan hidup dunia dalam batas yang diperbolehkan, seperti diluaskan rezekinya dan dijauhkan dari segala macam bencana, ia juga giat bekerja mencari rezeki yang halal, dan berusaha menikmati kehidupan dunia yang diperolehnya, namun tetap mempunyai standar syariat sebagai pegangan hidupnya, serta tetap mempertahankan ruang lingkup ikhlas karena Allah dalam beraktifitas.
Adapun selain yang tersebut di atas, maka semua amalan seseorang itu dapat digolongkan sebagai amalan riya’ (pamer) yang sangat tercela di hadapan Allah SWT.

MENGHILANGKAN MUSIBAH DENGAN TAUBAT

Imam Ali bin Abi Thalib RA, berkata:"Tidaklah musibah itu turun melainkan karena DOSA,oleh karena itu tidak lah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan TAUBAT.
SUMBER

ZIARAH WALI ALLAH

Habib Umar bin Salim bin Hafidz :
"Itu dikatakan kalo kita datang kepada para Wali Walinya Allah berziarah kepada mereka itu yang mendapatkan keberkahan bila kita dateng dengan niat dan juga dengan kesungguhan hati maka kita pulang pasti bawa berkah.
Namun khusus yang datang kepada Al Imam Syeikh Abu bakar bin Salim mau dalam keadaan apapun, niat ataupun tanpa niat semua yang dateng, yang pantas ambil, apa yang pantes kamu dapatkan yang tidak pantes ambil aku berikan walapun kamu tidak patut.
'Barangsiapa hadir perkumpulan ini walaupun niatnya masih kerdil,masih kurang maka tidak dia pulang melainkan Allah Ta'ala anugerahkan lebih dari apa yang dia niatkan
Bahkan harapan kita,, orang yang dateng dengan niat yang tidak beres sesungguhnya niatnya akan menjadi beres, menjadi baik sebelum dia bangun dari Majelis ini
Dan harapan kita orang yang batinnya gelap gulita yang hadir dimajelis semacam ini tidak dia bangun melainkan hatinya telah menjadi terang
Dan kita mendengar dari pada ucapan Al Imam Syeikh Abu Bakar bin Salim :
"Barang siapa yang dekat memohon kepadaku,dekat kepadaku dari pada kaum muslimin,Maka kami tidak segan - segaan untuk memberikan kepada orang yang berpaling ataupun orang jauh tetep kami beri dan perhatikan mereka.
Apabila kita memahami makna kalimat yang barusan diucapkan ini, Maka dekatkanlah hati kita kepada Allah Ta'ala dan Rahmat Allah yang luas tercurahkan kepada kita.
Terjemahan oleh Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan

Kartu Sholawat

Habib Umar bin Salim bin Hafidz - Kartu Sholawat
"Diriwayatkan oleh Abul Qosim Albushairi didalam tafsir beliau :
Seseorang ketika ditimbang amalannya dimizan esok dihari kiamat maka lebih banyak amal kejahatannya, dia udah berprasangka "oh ini aku pasti binasa karena kejahatanku banyak , maka tiba - tiba datang seseorang mengeluarkan semacam kartu diletakan ditimbangan kebaikannya , kartu kecil langsung membuat amal kebaikannya jauh berlipat ganda dan menjadi berat.
maka bertanya orang tersebut : "Siapa gerangan engkau yang telah berbuat baik kepadaku dihari dimana keluarga,suami lari dari istri, anak lari dari ayah dan seterusnya tapi engkau mau datang berbuat baik kepadaku? siapa gerangan engkau?
maka berkata " Aku adalah Nabimu 'Muhammad' dan kartu tadi yang aku letakan itu adalah sholawatmu yang dahulu engkau bersholawat atasku, sengaja aku simpan kartu tersebut pada diriku sampai aku keluarkan disaat - saat yang paling engkau memerlukanya.
karena itu kita mendapati Ahlusunnah Waljama'ah pasti mereka banyak berkumpul mengadakan majelis sholawat atas Nabi Muhammad dalam majelis mereka membacakan semacem Maulid ataupun Burdah ataupun sholawat yang lain.
Diterjemahkan Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan.

Senin, 19 Oktober 2015

RENUNGAN DAN NASEHAT

=RENUNGAN DAN NASEHAT=
Shohibur ratib: AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL-HADDAD
اَلَا يَاصَاح ِِِِِِِِِِِلَاتَجْزَعْ وَتَضْجَر ْ
Wahai kawanku! Janganlah engkau gelisah dan janganlah engkau bosan
وَسَلِّمْ لِلْمَقَادِيْر لِكَيْ تُحْمَدْ وَتُؤْ جَرْ
Serahkanlah pada takdir agar engkau dipuji dan diberi pahala
وَكُنْ رَاضِ بِمَا قَدَّرِ الْمَوْلَى وَدَبَّر
Dan jadilah hamba yg ridho atas apa yg telah ditakdirkan Allah dan diaturkanNya
وَلَا تَسْخَطْ قَضَا اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْأَكْبَر
Dan janganlah engkau ingkar akan takdir Allah Tuhan Arsy Yang Maha Besar
وَكُنْ صَابِرْ وَشَاكِرْ
Jadilah engkau orang yg bersabar dan bersyukur
تَكُنْ فَاءِزْ وَظَافِرْ
Maka engkau akan menjadi orang yg berjaya dan menang
وَمِنْ اَهْلِ السَّرَاءِرْ
Dan menjadi kelompok orang2 ahli sir(rahasia)
رِجَالِ اللّٰه مِنْ كُلِّ ذِيْ قَلْبٍ مُنَوَّرٍ
Yaitu hamba2 Allah yg memiliki hati yg bercahaya
مُصَفًّى مِنْ جَمِيْعِ الدَّنَسِ طَيَّبٍ مُطَهَّرٍ
Yang bersih dari segala noda(kotoran hati), baik dan suci
SEMOGA BAROKAH MANFAAT.... AAMIIN

sumber

Minggu, 18 Oktober 2015

Tahadduts bin Ni'mah

Alhamdulillah
Tahadduts bin Ni'mah:
Majlis Dzikir, Maulidurrosul SAW dan Haul Sayyidatina Khodijatul Kubro R.Ah. Tahun 2006 di alun-alun Pekalongan.
Acara tersebut sangat berkesan. Saat itu al faqir hadir bersama Mas Junaydi, berangkat naik motor dr surabaya berboncengan. Sampai dilokasi al faqir melihat dengan mata kepala diatas langit alun-alun Pekalongan ada gulungan awan membentuk lafadz الله terlihat sangat jelas, menaungi puluhan ribu jama'ah yg hadir.. Subhanallah..
Sungguh benar-benar majlis yang dipenuhi rahmah dan barokah Allah SWT.
Saat itu al faqir berada di tengah alun-alun dengan kondisi tanah yg becek krn mlm hari turun hujan, tidak kebagian tenda krn banyaknya jama'ah yg hadir, sehingga bisa melihat langsung langit yang cerah berawan.
Saat mahalul qiyam al faqir pindah kedepan cari tempat yang agak longgar di pinggiran panggung. Melihat Hadhrotus Syaikh dan para Habaib saat itu ingin sekali mendokumentasikan, tapi saat itu blm punya HP kamera, jadi peristiwa itu hanya jadi kenangan pribadi yg tak kan terlupakan.
Sampai kemudian ada postingan foto ini di FB jadi mengingatkan peristiwa tersebut.
"Atsar" yg mengingatkan peristiwa tsb bukanlah foto awan yg berbentuk lafadz الله tetapi foto Yai RA. bersama Habib Umar Bin Hafidz dan Habib Thohir bin Abdullah Alkaff.. Subhanallah..
Jadi teringat dawuh Yai RA:
"Jangan sampai terjadi, seperti mereka-mereka, pihak yang menghormati dan memuliakan Tanah Haram Al Madinah Al-Munawwarah dan Masjidnya, namun.. tidak sadar, kurang dalam menghormati dan memuliakan kepada Rasulullah SAW., yang karena Beliaulah Tanah Haram Al Madinah Al-Munawwarah dan Masjidnya diutamakan dan dimuliakan oleh Allah SWT.. "
Peristiwa awan berlafadz الله itu hanyalah salah satu dari tanda kemuliaan Majlis Dzikir, Maulidurrosul SAW dan Haul Sayyidatina Khodijatul Kubro R.Ah yang telah dirintis oleh Yai RA. bersama para Habaib.
Yang terpenting adalah bagaimana sikap hubungan kita terhadap Romo Yai RA serta para Habaib yang membawa kemuliaan Majlis tersebut.
Robbi Fanfa'naa Bi BarkatiHhim WaHhdinaal-Husnaa Bi HurmatiHhim Wa Amitnaa Fii ThoriiqotiHhim Wa Mu'aafaatin Minal-Fitani. Aamiiin
_____________________________________
Sekarang Majlis Haul Sayyidatina Khodijatul Kubro R.Ah diselenggarakan jama'ah Al Khidmah istiqomah setiap Ahad kedua bulan Dzulqo'dah di Ponpes Assalafi Al Fithrah, Kedinding Lor 99, Surabaya.
اَللّٰهُمَّ انْشُرْ نَفَحَاتِ الرِّضْوَانِ عَلَيْهَا
وَ اَمِدَّنَا بِالْاَسْرَارِ الَّتِيْ اَوْدَعْتَهَا لَدَيْهَا
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلٰى زَوْجِهَا الْاَمِيْنِْ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَْ
sumber

Sikap Habib Nabil dan Jamaah Majelis Rasulullah SAW

Salaam..
Anak2 ku jama'ah Majelis RasuluLLAAH SAW, dan para pencinta Sayyidina Muhammad SAW..
Mengawali pagi ini dg doa : اللهم بك أصبحنا وبك أمسينا lalu kita membaca Al Qur'an kalam ALLAAH yg suci dan mulia, lalu melatih lisan kita dg Rathib dan zikir..
Sehingga hati dan lisan kita selalu bersih dan pembicaraan serta niat kita pun selalu suci dan tidak pernah terlintas untuk mencaci maki dan berburuk sangka pada orang lain..
Guru Mulia kita Habibana Umar bin Hafizh mengajari kita kelembutan dan kesantunan budi bahasa dan cinta terhadap orang lain, dan membalas kejahatan dengan kebaikan dan doa, bukan dg sesama kejahatan..
Saat Imam Ja'far Ash Shadiq berjalan bersama anaknya lalu dicaci maki orang lain di depan orang banyak, beliau diam seribu bahasa, padahal orang tsb mencaci dg kata2 yg kasar dan kotor, lalu anaknya bertanya pada Imam Ja'far : "Mengapa ayah diam saja..?" Jawab Imam Ja'far : "Ayah dan nenek moyangku tidak pernah mengajari ku mencaci maki, jadi aku tidak tahu bagaimana cara membalasnya wahai anakku..?"
SubhanaLLAAH.. Demikianlah para Imam2 Ahlus Sunnah dan ulama Habaib, ada diantara mereka yg saat dicaci maki menjawab : "Semoga memang yg kau katakan dan engkau tuduhkan itulah yang benar, sehingga engkau selamat."
Demikian lah pula Guru Mulia kita Habibana Umar bin Hafizh tidak pernah membalas cacian dan makian, selain jika sudah berlebihan beliau menjawab : "HadakaLLAAH (semoga ALLAAH SWT memberimu hidayah)."
Jadi kita tidak perlu terprovokasi dg orang2 yg bermulut kotor atau yg memanas2-i kita, tetaplah jawab dg santun dan hindari berdebat, sebab jihad terbesar kita bukan melawan orang lain tetapi melawan hawa nafsu kita, terutama mulut dan hati kita dari menyakiti orang lain. Itulah yg paling sulit dan paling berat, mengangkat senjata itu anak kecil jika diajari bisa, tapi menahan nafsu seorang ulama atau ahli ibadah pun belum tentu mampu.
Terkait arogansi Ahok maka kita anggap wajar saja, dia non muslim dan dia obyek dakwah, yang lebih parah dari diapun banyak, yg penting jangan kita malah jadi sama dg dia, itu yg salah besar. Kita pasti akan bersikap terhadap Ahok, tapi sikap yg elegan dan penuh pertimbangan, bukan mencaci maki dia, kana idzan mitsluhum (nanti kita jadi sama dg dia).
Lalu terhadap kritik saudara2 kita yg lain yg diajari oleh guru mereka biasa bermulut kotor dan mencaci maki, mari kita katakan : "Aamiin, semoga Anda yg benar dan kami yg salah, sehingga dg kata2 Anda dan tuduhan anda itu tidak akan mencelakakan Anda di Hari Kiamat nanti." Kalau mereka terus memaksa kita dan menyindir kita katakan : "Demi ALLAAH kami jama'ah Majelis RasuluLLAAH tidak pernah mendengar Guru kami mencaci dan memaki orang sekalipun, dan kami akan Istiqomah dg manhaj ini sampai kami wafat!"
Tegas itu perlu, mengambil sikap juga wajib, tapi kita tidak akan pernah mencaci dan memaki orang selama2 nya, jangan beralasan kita harus jihad karena jihad qital (peperangan) syaratnya harus dipimpin oleh penguasa resmi yg Islami. Sekarang marhalah (tahapan) dakwah kita, adalah saat Nabi SAW di Makkah, 13 tahun beliau berdakwah disiksa dan dicaci tidak pernah dibalas oleh beliau, bahkan ada 360 patung di Ka'bah BaituLLAAH tidak pernah satupun diusik oleh beliau padahal berhala seperti itu adalah kesyirikan terbesar, mengapa..? Karena periode itu adalah periode mendidik diri dan hawa nafsu lebih dulu.
Bagaimana mau berjihad kalau hawa nafsu saja belum bisa diperbaiki, bagaimana mau nahi munkar kalau mulut saja sering mengucapkan kata2 kotor dan menyakiti saudaranya sesama muslim? Bagaimana mau menegakkan syariat kalau hatimu masih dipenuhi su'uzhon dan menuduh tanpa tabayyun kepada saudaramu sendiri yg beriman? Bagaimana mau tegaknya Daulah atau Khilafah kalau engkau tak mampu menjadi Amir atau Khalifah bagi hawa nafsumu sendiri menjadi hamba yg benar2 menghamba pada ALLAAH SWT?
Jadi jangan sedih dan jangan ragu wahai anak2 ku, manhaj kalian adalah manhaj yg memiliki sanad dari Guru kalian, dari guru2 kalian dan dari Gurunya lagi, demikian seterusnya sampai Nabi Muhammad SAW. Kita akan segera memusyawarahkan langkah terbaik untuk acara Guru Mulia kita, dan kita akan melakukannya dg istikhoroh dan hati yg dipenuhi zikir. Kalau ada yg mencaci atau masih mengkritik kalian juga katakan : "Kami mendoakan dg benar2 khusyu' dan ikhlas agar Anda yg benar dan kami yg salah." Kalau mereka masih mendesak lagi maka katakan : "Jika Anda yg benar semoga ALLAAH memberi pahala kepada Anda, dan jika kami yg benar semoga ALLAAH tetap mengampuni Anda."
Insya ALLAAH dengan makin kerasnya ujian dan tantangan serta cemoohan orang2 kepada Majelis RasuluLLAAH, ini adalah bisyarah akan kemenangan yg dekat dan tegaknya bendera2 Majelis ini di seluruh Indonesia bahkan di dunia. Ingatlah saat Sayyidina Muhammad SAW pemimpin kita dikepung musuh saat perang Ahzab/Khandaq, dlm keadaan terdesak demikian, tiba2 terdengar kabar Yahudi Madinah berkhianat, dalam keadaan demikian tiba2 orang2 munafik melarikan diri (desersi) dari pasukan kaum muslimin, dalam keadaan semua sahabat tercekat luar biasa, Sayyidina Muhammad SAW malah tersenyum dan berkata : ABSYIR BINI'MATIN MINALLAAHI WA FATHIN QARIIB (Bergembiralah kalian dg nikmat dari sisi ALLAAH SWT dan kemenangan yg sudah dekat)..
Akhukum wa muhibbukum bil khalishil Hubb,
Habib Nabil bin Fuad Al Musawa

Sejarah Baitullah, Ketaqwaan dan Keteguhan Siti Hajar

Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Alaihi Rahmatullah:
-- Sejarah Baitullah, Ketaqwaan dan Keteguhan Siti Hajar --
Riwayat Shahih Bukhari tentang sejarah makkah dan sejarah haji yang telah dimulai, dimulai dari mulai zaman NabiAllah Ibrahim Alaihi salaam, bahwa Allah telah memerintahkan sebagaimana riwayat shahih bukhari dalam hadits yang panjang Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membawa istinya yaitu Siti Hajar bersama anaknya yaitu Nabi Ismail yang masih bocah di bawa ke makkah al mukaromah.
Di Makkah belum ada penduduknya saat itu masih padang pasir yang sangat kosong tidak ada satu manusia, tidak ada hewan bahkan tidak ada tumbuhan disitu barangkali ada hewan hewan didalam tanah yang berbisa (berupa kalajengking atau lainnya) biasa itu hewan penghuni padang pasir selalu ada. Maka Siti Hajar ditinggal disitu bersama putranya Ismail oleh Nabiyallah Ibrahim alaihi salam, maka berkatalah Siti Hajar wanita sholehah luar biasa, wanita itu konon lebih sering disebut lemah, wanita lebih lemah dari pria.
Namun terbukti bahwa wanita sholehah yang berhati baja sangat membawa keluhuran. Siapa? Siti Hajar alaiha salam salah satu contohnya. Ia ditinggalkan oleh suaminya Nabi Ibrahim bersama bayinya Nabi Ismail alaihi salam.
Maka berkata Siti Hajar :
“Wahai Ibrahim, mau kemana kamu meninggalkan kami?”,
apakah kau akan tinggalkan kami di lembah ini?”,
maka Ibrahim alaihi salam tidak tega menjawab, diam saja dan terus melangkah lalu dikejar oleh Siti Hajar dan berkata :
“wahai Ibrahim kau tinggalkan kami, betul disini? tempat yang tidak ada tempat berteduh sekalipun, apalagi hewan, tumbuhan dan manusia?”
Nabi Ibrahim diam, Siti Hajar bertanya untuk kali yang terakhir,
Ia berkata
“ya Ibrahim, ‘Aaallahu Amaraka bihaadza?, wahai Ibrahim apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat ini? meninggalkan kami? Allah yang perintahkan?”,
Nabi Ibrahim berkata “na’am” (betul)
Maka ucapan Siti Hajar ini menjadi cermin bagi semua pria dan wanita yang beriman hingga akhir zaman seraya berkata siti hajar : “idzan Laa yudhayyi’naa”, kalimat singkat ini membuka rahasia keluhuran hidup sepanjang zaman hingga akhir zaman berakhir hingga manusia menghadap Allah. Apa?
“Kalau sudah Allah yang perintah, tidak akan Dia mengecewakan kami”
Itu keyakinan bisa membuat kesuksesan berpuluh ribu tahun tidak akan pernah berakhir, karena kalimat itu membuat kita menjadi abadi di dalam keluhuran. Wafat, keluhurannya abadi dunia dan akhirat. Maka Siti Hajar pun tenang, kalau Allah yang perintah tenang, Subhanallah!!. Kalau kita ditinggal suami atau istri, ditinggal oleh istrinya atau ditinggal oleh suaminya nggak tenang. Ini malah tenang, Allah yang perintah. Seribu suami itu tidak ada artinya dibanding kalau perintah Allah, seribu istri pun tidak ada artinya kalau sudah perintah Allah, semestinya demikian, tapi kan kita tidak semuanya mampu.
Maka Siti Hajar melihat bocah yang masih kecil Nabi Ismail kehausan, naik ke bukit Shofa barangkali ada kafilah yang lewat, barangkali ada yang lewat kafilah bisa minta air, bisa minta makanan tapi tidak ada, masih penasaran naik ke bukit Marwah, lihat kiri kanan depan belakang nggak ada turun lagi, melihat bayinya mulai nangis kehausan, naik lagi ke bukit Shofa sampai tujuh kali, kali yang ke tujuh adalah di bukit Shofa, Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa, di dekat bukit Shofa ia lihat Jibril alaihissalam, Malaikat Jibril alaihissalam turun dan berkata : 'Jangan kau takut dan jangan kau risau, anak ini dan ayahnya akan membangun Baitullah Ka’bah AlMusyarofah di tempat ini, jangan kau takut.'
Maka keluarlah air dari dekat kakinya Siti Hajar alaihassalam lalu Siti Hajar langsung mendekati air itu dan berkata “zam…. Zam…” yang artinya “berkumpul.. berkumpul..”, sampai sekarang disebut air zam zam. Air itu pun dikumpulkan karena kan tanah, tanah kan kalau kena air berlumpur, jadi dibikin semacam pagar jadi lumpurnya kering sendiri di pinggirnya jadi air itu tidak tumpah kemana – mana dan dibikinkan semacam bukit kecil oleh Siti Hajar alaiha salam. Itu awal nama kalimat zam zam, dari ucapan Siti Hajar “zam zam”, yang artinya “kumpul kumpul” agar airnya tidak tumpah mengalir kemana mana, maka ia pun minum ternyata rasanya lebih lezat dari semua air.
Kita lihat asal muasalnya air zam zam itu darimana. Air itu beda rasanya dengan semua air yang ada di dunia, asal muasalnya dari kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” 'kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.'
Kesabaran dan keteguhan cahaya iman itulah yang membuat air zam zam itu membawa manfaat yang lebih dan juga membawa rasa yang lebih daripada semua air yang ada di muka bumi.
Sebab apa? sebab taqwanya Siti Hajar alaiha salam dan kesabarannya terhadap perintah Allah. Air zam zam jadi air yang paling mulia di dunia, demikian dijelaskan didalam kutubulfuqaha (kitab kitab pembahasan para ahli fiqih),
Namun ada air yang lebih mulia dari air zam zam, tapi kita tidak kebagian, yaitu air yang keluar dari jari – jari Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam, tidak ada bandingannya dengan air yang ada di surga pun, masih lebih mulia air yang keluar dari jari – jari Rasulullah sholallahu alihi salam, karena keluar dari belahan tubuh Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam. Sedangkan Siti Hajar, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan semua manusia dibawah panji Muhammad Rasulullah sholallahu alihi salam.
Kembali kepada cerita air zam zam ini, sejarah air zam zam. Lalu hadirin – hadirat, kafilah lewat, melewati lembah Makkah, belum ada orang di Makkah belum jadi kampung, belum ada orang masih sepi, saat itu kafilah melihat ada burung, ini burung yang seperti ini menunjukkan ada air dekat sini, kita puluhan tahun lewat sini tidak pernah ada air, demikian riwayat Shahih Bukhari dengan hadits yang panjang.
Maka, ayo coba kita lihat kesebelah situ, dilihat ditemukanlah satu danau kecil yang airnya terus mengalir deras, dipinggirnya duduk seorang wanita bersama bayinya yaitu Siti Hajar dan Nabi Ismail alaihimasshalaat wa alayhimassalaam, maka berkatalah mereka: “wahai ibu, boleh kami minum dari air ini?”, menjawab siti Hajar : “boleh, tapi bukan milik kalian”. Karena di zaman itu kalau bukan miliknya nanti diusir Siti Hajar dari situ, cara mereka di zaman itu. “silahkan minum Tapi bukan milik kalian, minum boleh, ambil semua silahkan, air tidak ada habis – habisnya.
Mereka minum, diberikan minum pada hewan – hewan, mandi, semua mereka memakai air tidak habis – habis, terus keluar, keluar, keluar. Ini air ajaib, kalau begitu kita bikin kampung saja disini, kalau ada air ajaib ini semua orang butuh air, semua orang banyak lewat sini, kafilah, yang mau ke Irag yang mau ke wilayah mana yang lewat di situ banyak, pasti akan berhenti di sini, karna ada danau yang tidak ada habis habisnya dan rasanya berbeda, mulailah mereka membuat perkampungan, itulah sejarah kota Makkah. Jadi Sejarah Kota Makkah itu berasal dari wanita yang shalehah Siti Hajar alaiha salam.
Saudara saudariku yang kumuliakan,
Saya kembali kepada kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.”, jadilah kota Makkah, jadilah air Zam zam, jadilah Shofa dan Marwah itu harus di lewati dari rukun haji, bolak balik melewati langkah kaki kesabaran Siti Hajar alaihassalam, untuk menyelamatkan Nabi Ismail dari Shofa marwa Shofa Marwa bulak balik 7 kali itu menjadi rukun Haji.
Untuk mengambil keberkahan yang di perbuat Siti Hajar alaiha salam. Kemudian Siti Hajar makin lanjut usia dan Nabi Ismail juga semakin dewasa lalu menikah, setelah menikah maka Siti Hajar alaiha salam wafat, berkatalah Siti Hajar alaiha salam “hai anakku Ismail, nanti ayahmu akan datang, dulu saat kau masih bayi, aku di datangi Jibril saat mencari air sampai di bukit Shofa bertemu Jibril, kata Jibril engkau dan ayahmu akan membangun Baitullah di sini, kalau ayahmu datang nanti aku sudah wafat sampaikan salamku padanya dan engkau akan membangun Baitullah bersama ayahmu”.
Tidak lama datanglah Nabiyullah Ibrahim yang sudah lanjut usia, berjumpa dengan Nabi Ismail dan mereka saling berpelukan, kembali saling kenal karena keduanya adalah Rasul nya Allah subhanahu wata’ala.
Maka berkatalah Nabi Ibrahim :“kemana ibu?”, “ibu sudah wafat ayah”. “iya kita di perintah untuk membangun Baitullah di sini”
Merekapun membangun Baitullah.
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim

Sabtu, 17 Oktober 2015

Tausiyah Didepan Rakyat Cechnya Dalam Demonstrasi Menentang Pelecehan kepada Rasulullah

Al-Habib Ali Al-Jufri :
-- Tausiyah Didepan Rakyat Cechnya Dalam Demonstrasi Menentang Pelecehan kepada Rasulullah --
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah..
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah..
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah..
Dari tanah yang hati-hati penduduknya merindu berada disampingmu
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah..
dari sisi kaum yang mereka beriman dan mencitai mu padahal mereka belum pernah melihatmu namun hati mereka, anak anak, serta jiwa mereka, nyawa dan juga harta mereka menjadi tebusan terhadap
jejakmu wahai Rasulullah..
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
Wahai yang mengikat perutnya dengan batu disebabkan rasa lapar, sehingga kami dilahirkan dengan lisan kami menyebut
"Tiada Tuhan selain Allah"
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
Wahai engkau yang dipukuli, engkau yang diperangi dan ditaruh kotoran di atas dua pundakmu, padahal engkau adalah makhluk yang paling suci di alam ini, engkau dilempari batu hingga darah bercucuran dari kedia tumitmu yang mulia itu, hanya agar kami dilahirkan dengan mengucapkan "Tiada Tuhan selain Allah"
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
Wahai engkau yang malaikat gunung meminta izin kepadamu untuk menimpakan dua buah gunung terhadap orang-orang yang menzolimi dan menyakitimu lalu engkau katakan : "Jangan, sesungghunya aku berharap daripada anak keturunan mereka nantinya muncul orang yang mengatakan "Tiada Tuhan selain Allah"
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
wahai nanti engkau yang nanti akan datang di hari kiamat, padahal para Rasul, para Nabi, dan umat umat seluruhnya setiap orang mengatakan (selamatkan) "diriku, diriku".
Lalu engkau bersujud di bawah Arsy Allah dan engkau pun mengatakan:
"Tuhanku aku tidak meminta untuk diriku, tidak pula Fatimah anakku, bukan pula 'Abbas pamanku , bukan pula Shofiyah bibiku, akan tetapi (aku meminta selamatkanlah) umatku, umatku.. !
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
inilah dia umatmu yang engkau cintai , inilah umatmu yang engkau rindukan, inilah umatmu yang mengikuti dengan perjuanganmu, diantara kami ada ahli maksiat diantara kami ada pendosa , diantara kami ada yang lalai, namun disaat seseorang menghina sandalmu yang engkau pakai, orang yang maksiat diantara kami bergegeas sebelum orang orang yang taat menyerahkan nyawanya sebagai tebusan.
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
sesungguhnya mereka (yang menghina Rasulullah) keluar dari dasar hati mereka yang gelap, mereka tidak mengenalmu mereka tidak mengetahui kemualiaanmu, mereka tidak mengetahui kedudukanmu gelapnya hati hati mereka menjadi penghalang antara mereka dan antara melihat terangnya cahayamu yang menyinari alam ini
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
setiap orang dari kami mengetahui kemuliaanmu disisi Allah, sedangkankan mereka tidak mengetahui kedudukanmu di hati hati kami, mereka tidak mengetahui apa makna cinta umat Sayyidina Muhammad kepada Sayyidina Muhammad.
Mereka belum mendengar kisah Samra' (binti Qais) yang terbunuh kedua orang anaknya saat berjihad bersamamu melawan musuh musuhmu lalu datang seorang yang menguatkannya dia mengatakan kepada Samra' binti Qois: "bersabar dan bertahanlah di sisi Allah, sungguh telah dibunuh dan telah syahid kedua anakmu", lalu samra' mengatakan: "apa yang dilakukan oleh Rasulullah?"
Para Sahabat mengatakan :"Rasulullah dalam keadaan baik baik saja seperti yang engkau harapkan", Samra' berkata: "perlihatkan kepadaku, sampai aku benar benar melihatnya"
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
dengan wajahmu yang bercahaya dan lebih terang dari matahari engkau mendatangi wanita itu (Samra' binti Qois) untuk menguatkannya, engkaupun mengatakan kepadanya:
"Bersabarlah wahai Samra', sesungghunya Allah telah memuliakan kedua anakmu dengan Syahid", Samra' pun melihatmu wahai Rasulullah dan diapun melihat debu perjalanan yang menempel di wajahmu yang mulia itu diapun berkata: " Ya Rasulullah... Demi Allah !!!, sungguh melihat debu debu di wajahmu, lebih berat bagiku, dari terbunuhnya dua orang anakku"
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah..
kami umatmu memohon maaf kepadamu, kami meminta maaf, kamilanh yang kurang dalam memenuhi hakmu kamilah yang tidak menghidupkan Sunnahmu, kamilah yang tidak menjaga Akhlakmu wahai Sayyidina Rasulullah, mereka tidak sedang menggambakanmu, engkau lebih terang cahayanya dari cahaya matahari. tetapi perbuatan kamilah yang mereka gambarkan !!!
Assolatu wassalamu alaika ya sayyidi ya Rosulullah...
kami disini bukan untuk meminta kemaafan bagi mereka, perbuatan mereka amat keji, tidak ada maaf terhadap hal itu, namun ini adalah permohonan maaf dari kekurangan kami wahai Rasulullah... dan merupakan janji kami wahai Rasulullah
Wahai Rasulullah.. kami semua dalah umatmu, kami mecintaimu sebelum kami melihatmu, hati kami terbakar terhadap perbuatan lancang terhadapmu dari orang yang tidak mengenal kemuliaanmu, hati kami terbakar dari beberapa kaum yang berbuat lancang terhadapmu sedangkan mereka tidak mengetahui kemuliaanmu.
Hati hati kami terbakar dari beberapa kaum dari umatmu, mereka membunuh dari beberapa kelompok orang dari umatmu yang membunuh wanita dan juga anak anak.
Wahai Rasulullah, kami berlepas diri dari mereka (yang pertama) dan juga dari mereka (yang kedua)
Dan kami membuat perjanjian kepadamu wahai Rasulullah untuk bertaubat,
kami bertaubat kepada Allah...
kami bertaubat kepada Allah...
kami bertaubat kepada Allah...
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim

Pahala Yang Sama Dengan Pahala Haji

Ibnu Rajab menyebutkan didalam kitabnya, Latha ‘if Al-Ma’arif..sebuah bab khusus yg diberi judul: “Bab Amal yang Menggantikan Pahala Haji dan Umrah Ketika Tidak Mampu Menunaikannya”. Disebutkan didalamnya macam-macam amal yg keutamaan dan pahalanya sama dengan pahala haji bagi yg tidak mampu menunaikannya. Suatu hari, Asma binti Yazid Al-Anshari menghadap rasulallah,dan berkata: ”Ya Rasulullah! Aku datang menghadapmu mewakili wanita-wanita yang lain yang ada didunia ini. Atas nama mereka aku datang padamu mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan NabiNya.Tetapi mengapa kami harus berada dalam rumah memenuhi keinginan suami ,setelah itu hamil, melahirkan, kemudian menyusui dan mengurus anak-anak serta rumah? Dan mengapa kami tidak punya izin untuk shalat jum’at, mengubur mayat, menjenguk orang sakit ,naik haji, ikut perang dan lain-lain yang dilakukan oleh orang laki-laki? Apakah kami tak punya hak untuk mendapatkan pahala seperti mereka?" Rasulullah menjawab: ”Wahai Asma! Kembalilah kerumahmu dan katakan pada kaum hawa bahwa mengurus suami ,anak dan rumah pahalanya lebih besar dari haji, perang dan lain-lain”. Kemudian dalam Latha’if Al-Ma’arif tersebut dikatakan sebagai berikut, “Jika kamu ingin mendapatkan pahala haji, sementara kamu belum mampu menunaikannya, maka ada beberapa amal yg bisa kamu lakukan sebagai pengganti ibadah haji”: 1.        Be  rdzikirlah kepada Allah Ta’Ala setiap selesei sholat fardhu, yaitu membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Dari Abu Darda Radhiyallahu Anhu, dia berkata,” kami berkata kepada Rasulullah saw, ‘Wahai rasulullah, orang2 kaya mendapatkan pahala haji, sementara kami tidakmampu menunaikannya, mereka berjihad dengan harta sementara kami tidak mampu berjihad karena kekurangan harta’. Maka rasulullah bersabda:” Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yg lebih baik dari apa yg mereka dapatkan? Bacalah tasbih sebanyak tigapuluh tiga kali, tahmid tigapuluh tiga kali, dan takbir tigapuluhempat kali setiap selesei shalat lima waktu”.(HR.Ahmad) 2.      Dari Anas Radhiyallahu Anhu, dari Nabi shallalahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:” Barangsiapa menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid, kemudian duduk ditempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah Ta’Ala sampai matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yg menunaikan ibadah haji dan umrah yg sempurna, sempurna, sempurna”. 3. Menghadiri shalat jumat dari awal sampai akhir sebanyak empatpuluh kali shalat jumat berturut-turut sama pahalanya dengan ibadah pahala haji sunnah. Said bin Al-Musayyib berkata;” Ibadah jumat lebih saya sukai daripada menunaikan haji sunnah. Sesungguhnya Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam mensejajarkan yg bersegera datang menunaikan shalat jumat seperti orang yg berkurban di Baitullah”. Dan dalam hadist dhaif disebutkan,” shalat jumat adalah ibadah haji bagi orang-orang miskin”. 4. Keluar menuju masjid dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu dan shalat dhuha. Abu Umamah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan, bahwa Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:” Barangsiapa bersuci dari rumahnya, kemudian menuju masjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka pahalanya seperti pahala seorang haji dalam keadaan ihram. Dan barangsiapa yg menunaikan shalat dhuha, maka pahalanya seperti pahala orang yg menunaikan ibadah umrah”. 5. Berbakti kepada kedua orangtua. Karena rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam pernah berwasiat untuk berbakti kepada ibu, lalu beliau bersabda,” Kamu seperti orang yg menunaikan haji, menunaikan umrah, dan orang yg berjihad”. 6. Keluar menunaikan shalat hari raya Idul Fitri pahalanya seperti pahala ibadah umrah. Seorang sahabat berkata, Keluar untuk menunaikan shalat hari raya Idul Firi pahalanya seperti pahala ibadah umrah, sedangkan shalat di hari raya Idul Adha pahalanya seperti pahala ibadah haji. 7. Memenuhi kebutuhan saudaramu yang muslim ketika dalam kekurangan. Ulama besar Hasan Al Basri berkata,” Memenuhi kebutuhan saudaramu yg muslim ketika dalam kesusahan pahalanya lebih baik daripada ibadah haji yg dilakukan berkali-kali”. 8. Uqbah bin Abdul Ghaffar berkata,” Shalat isya’ yg dilakukan dengan berjamaah di masjid pahalanya seperti pahala ibadah haji, dan shalat subuh yg ditunaikan dengan berjamaah di masjid pahalanya seperti pahala umrah”. Sahabat Abu Hurairah pun berkata kepada seseorang,” Ketika kamu menunaikan shalat fardhu di masjid tepat waktu, lebih aku sukai daripada kamu berperang bersama Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam". Wahai saudaraku, jangan bersedih..janganlah kamu tertipu oleh kebanyakan orang yg mampu menunaikan ibadah haji, karena kamu pun tidak mengetahui apakah hajinya diterima atau ditolak.
sumber

Kisah Kemurahan Hati Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani (tentang 40 kuda)

Kisah Kemurahan Hati Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani:
Sulton Aulia (Rajanya Para Aulia) Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani Selain Memiliki Ilmu Agama yang dalam, karomah dari Allah dan terutama Hati yang bersih bebas dari kebencian
Suatu waktu ada seorang yang ingin bertamu ke rumah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, saat mendekati kediaman Beliau, orang itu melihat 40 ekor kuda yang semuanya memiliki pelana terbuat dari emas dan memakai kelambu surta, karena melihat hal tersebut orang tersebut tidak jadi bertamu ke rumah Syeikh Abdul Qadir AlJailani karena dalam pikirannya menganggap Beliau cinta dunia, lalu pindah haluan kerumah tentangga Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang merupakan seorang Ulama.
Keesokan hari orang tersebut pulang ke rumahnya dan selang beberapa bulan orang tersebut menderita penyakit, setelah ke para tabib atau Ulama hikmah, obatnya adalah hati kuda yang ciri cirinya menunjukan kuda kepunyaan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang dia lihat waktu lalu.
Orang tersebut malu untuk bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani karena sempat berfikiran buruk keapda Beliau, para ulama yang lain mengetahui bahwa Syaikh Abdul Qadir Aljailani memiliki sifat dermawan dan penyayang. Atas saran tersebut maka para Tabib berserta orang tersebut menuju ke rumah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Saat sampai orang tersebut ke kediaman sebelum terucap satu patah katapun secara langsung Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata: "Saya sengaja memelihara 40 kuda itu untuk obat mu dan pelana kuda yang terbuat dari emas tersebut untuk bayaran para tabib"
"Akhirnya setiap harinya disemblihlah kuda tersebut dan hatinya diambil sebagai obat bagi orang tersebut, dan terus berlanjut sampai 40 kudanya habis dan orang tersebut sembuh total."
Setelah itu Mursyid saya tersebut berkata:
Jangan suudzon kepada wali Allah dan karena para Wali Allah tersebut memiliki hati yang bersih dan rasa kasih sayang yang kuat (bebas dari semua prasangka buruk kita)
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim

SEPENGGAL CERITA HABIB JINDAN TENTANG HABIB MUNZIR

Lihat…Cinta Habib Munzir kepada gurunya yaitu AlHabib Umar bin Hafidh begitu besar hingga kalau di suruh lompat terjun pun beliau akan lompat, bagi Habib Munzir kalau Habib Umar menyuruh melakukan A ya harus A bukan a kecil tapi A besar, saya buka sedikit…,dulu ketika Habib Munzir sering memajang fotonya dan Habib Umar di jalan jalan, Habib Umar berkata kepada saya untuk menyampaikan jika pada kedatangan kita berikutnya jangan tempel foto di jalan umum, sekedar pengumuman tanpa foto, biarkan itu milik para orang politik, berlaku hingga sekarang…..ini penyerahan seratus persen terhadap gurunya, seperti mayat dihadapan gurunya.
Dulu di awal perjalanan dakwah, Habib Munzir sering keluar kota berhari hari hingga banyak problem berupa sakit, tumpukan hutang dll, maka datang surat dari Habib Umar melarang keluar kota dan perintah rinci lainnya tidak boleh begini, harus begini dlsbnya, tdk boleh pinjem sama siapapun banyak perintah berat dengan adanya surat tersebut, saya tahu isi surat tersebut karena bacanya bareng di kamar saya…Habib Munzir syok dengan keadaan tersebut, sampai berkata “Kalau ane tahu hati Habib Umar akan seperti ini, ane gak mau jadi ulama mending jadi tukang sate!”.
Sayyidina Umar bin Khattab pernah berkata “Andaikata aku tidak pernah dilahirkan ke dunia, andaikata ibuku mandul, andaikata aku dilahirkan sebagai seekor kambing maka akan lebih ringan…hanya makan minum gemuk disembelih maka selesai, tidak harus memikul tanggung jawab besar dihadapan Allah.
Saya bilang “Ya munzir…mau bagaimanapun berat dan ringannya, Habib Umar guru kita,…kita gak faham saat ini tetapi ke depan bakal faham”..ternyata betul!…urusan jadi beres, hutang selesai, dakwah hingga jadi seperti sekarang dlsbnya, klo bukan karena surat Habib Umar gak bakal seperti ini dan semua itu pun butuh pengorbanan, mau makan pun susah karena sudah gak boleh pinjam, terkadang ke majelis naik taksi, kadang saya yang jemput, berkat taat dan kepatuhan lambangnya bukan banyaknya massa dlsbnya tetapi dengan ridhonya Habib Umar terhadap beliau simaklah bait bait syairnya, beliau Habib munzir lakukan dengan penuh pengorbanan,..intinya jangan pernah melepaskan diri dari syaikh dalam keadaan apapun.
Belasan tahun lalu, pernah satu saat, Habib Umar bercerita kepada saya ada seorang murid Habib Umar, seorang teman kami berdakwah di Jazirah Arab, sukses memiliki banyak jamaah, selesai majelis ditunggu banyak mobil jamaah yang minta dinaikinya…maca m macam fasilitas….tetapi ia lupa dan berkata bahwa semua ini adalah hasil dari jerih payahnya, dari keringatnya, bukan hasil dari gurunya,…menisbatkan kesuksesan kepada dirinya lupa kepada gurunya yaitu Habib Umar, maka ketika ia melepas diri dari Habib Umar maka hilanglah sudah semua hal yang dianggap miliknya..tidak ada lagi macam macam fasilitas yang menunggunya…mobil mobil muridnya hanya berlalu begitu saja tidak memperdulikan hanya sekedar “Oh ada ustad”…
maka celaka orang yang dekat dengan syaikh tapi tidak beradab!….
semoga kita menjadi murid yang menbanggakan guru dan juga menjadi kebanggaan guru kita…Aamiin
wallahu`alam
Allahumma shalli alaihi