HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Senin, 26 Desember 2016

Amalan Penguat Ingatan

Seorang Ulama,Wali besar, dan Guru para wali2 besar Al-Imam Al-'Allamah Al-Quthb Al-Arifbillah, Salah seorang keturunan Rasulullah saw yang senantiasa mengikuti jejak leluhurnya,Al Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (Mu'allif Simtud Durrar) telah berkata :
"Surat Al-A'la mengandung rahasia besar dan serba mencakup. Setiap orang yang mengeluh kepadaku tentang kelemahan daya ingat, maka aku akan menganjurkan kepadanya untuk membaca surat ini, dan ketika sampai pada ayat :
"Sanuq-ri-uka falaa tansaa"
"Kami akan membacakan kepadamu (Rasulullah) maka kamu tidak akan lupa" (QS. Al-A'la, 87;6)
Hendaknya ia mengulang ayat itu paling sedikit 7 kali, lalu menyelesaikan surat tersebut"
مـاشــاءاللـــــه لاقـــــوةالابااللــــــــه
(Manaqib Al Imam Al Quthbil Wujud Asy-Syahir Al Habib Ali bin muhammad Al-Habsyi
Habibul Maulid Simtud Durrar)
sumber

santri yang tidak berhasil .....

Khalifatus Salaf wal Baqiyatus Khalaf Al Imam Al Quthb Al Habib Abdulqodir bin Ahmad Assegaf...
Beliau pernah berkata:
Belajar ilmu ibarat sedang mengayuh melawan arus, jika tidak bergerak maju, maka akan bergerak mundur."
"Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, tanpa kesabaran maka anda tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali hanya penyesalan. Banyaknya seorang santri tidak berhasil karena ia lari dari gurunya..."

sumber

HADIST TTG KEUTAMAAN DZURRIAH

HADIST-HADIST NABI MUHAMMAD S.A.W.
1. Hadist riwayat Imam Ahmad dan Imam Hakim berasal dari Musawar bin Makromah R.A. menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
فَاطِمَةُبِضْعَةٌمِنِّيْ يُبْغِضُنِيْ مَايُبْغِضُهَا,وَيُبْسِظُنِيْ مَايُبْسِطُهَا,وًإِنَّ اْلاَسْبَابَ يَنْقَطِعُ يَوْمَ الْقِِيَامَةِغَيْرَنَسَبِيْ وَسَبَبِيْ وَصِهْرِيْ
“Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang membuatnya marah akan membuatku marah, dan siapa yang menyenangkan dan melegakannya akan menyenangkan dan melegakanku. Sesungguhnyalah bahwa semua Nasab akan terputus pada Hari Kiamat: kecuali Nasabku dan Sababku”. (Tela’ah Kitab Masnad Imam Ahmad dan Masnad Imam Hakim)
2. Hadist riwayat Al-Imam Ahmad R.A. oleh Assyuyuthiy dalam kitabnya”Al-Jami’il Kabir”bahwa Rasulullah SAW bersabda:
كُلُ إِبْنِِ أُنْثَى يَنْتَمُوْنَ إِلَى عَصَبَتِهِمْ إِلاَّفَاطِمَةُ,فَإِنِيْ أَنَاوَلِيُهُمْ وَأَبَاعَصَبْتُهُمْ وَأبُوْهُمْ.
“Semua anak yang dilahirkan oleh ibunya bernasab kepada ayah mereka, kecuali anak-anak Fatimah akulah wali mereka, akulah nasab mereka dan akulah ayah mereka”.
3. Hadist riwayat Atturmidziy dan Al-Imam Ahmad dan Al-Imam Hakim berasal dari Zeid bin Arqam R.A. berkata bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib (Karramallahu Wajhah) dan kepada Fatimah dan pada Al-Hasan dan Al-Husein:
أَنَاحَرْبٌ لِمَنْحَارَبْتُمْ وَسِلْمٌ لِمَنْ سَالَمْتُمْ.
“Aku memerangi siapapun yang memerangi kalian dan aku akan menyelamatkan siapapun yang menyelamatkan kalian”.
4. Hadist (Kisa’) berasal dari Muhammad bin Sulaiman Al-Ashbahaniy, dari Yahya bin Ubaid Al-Makkiy, dari Atha bin Abi Rabbah ; MENGATAKAN BAHWA Umar bin Abi Salamah anak tiri Rasulullah SAW berkata sewaktu ayat 33 Surat Al-Ahzab yang artinya: “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kotoran dari kalian Ahlul-Bait dan hendak mensucikan kalian sesuci-sucinya”. Turun kepada Rasulullah SAW dirumah Ummu Salamah (istri Rasulullah SAW ) Rasulullah SAW kemudian memanggil Al-Hasan, A-l-Husein dan Fatimah lalu ketiganya dimionta duduk didepan beliau, dan memanggil Ali lalu diminta duduk dibelakang beliau, kemudian Rasulullah SAW menyelimuti diri bersama mereka dengan kisa’(semacam kain selimut besar dan tebal) seraya berucap:
اَللهُمَّ هَؤُلآءِ أَهْلُ بَيْتِي فَاَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيْرًا.
“Ya Allah ! mereka ahlul-baitku,maka hilangkanlah kotoran mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. (Tela’ah Kitab Shahih Muslim jus ke 2 )
5. Hadist riwayat Muslim berasal dari Yazid bin Hayyan yang mengatakan bahwa Zaid bin Arqam berkata: Rasulullah SAW mengucapkan chutbah: setelah memanjatkan pujisyukur kehadirat Allah SWT dan memberi nasihat-nasihat serta peringatan-peringatan,beliau lalu berkata:
أَمَّابَعْدُ,أَيُّهَاالنَّاسُ,أِنَّمَاأَنَابَشَرٌيُوْشَكُ أَنْ يأْتِيَ رَسُوْلُ رَبِّيْ فَأُجِيْبُهُ,أَنَاتَارِكٌ فِكُمُ الْثَّقَلَيْنِ,أَوَّلُهُمَا:كِتَابُ اللهِ فِيْهِ الْهُدَى وَالْنُّوْرُفَخُذُوْأبِكِتَابِ اللهِ وَاسْتَمْسِكُوْابِهِ. وَاَهْلُ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهُ فِيْ أَهْلِ بَيْتِيْ,أُذَكِّرُكُمُ اللهُ فِيْ اَهْلِ بَيْتِيْ,قَالَهَاثَلاَثًا.
“Amma ba’du, sesungguhnya aku adalah manusia …Hampir tiba ajalku mendatangiku dan akupun akan menerimanya, kutinggalkan pada kalian dua bekal,yang pertama ialah “Kitabullah “ didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya terang; ambilah kitabullah itu dan berpeganglah teguh padanya…”
Kemudian beliau melanjutkan :
“…dan kedua “Ahlul-Baitku” kuingatkan kalian kepada Allah mengenai Ahlul-Baitku”(Beliau mengulanginya 3x).
6. Hadist riwayat Imam Hakim,Buchariy, Muslim dan Imam Ahmad; Rasulullah SAW bersabda:
النُّحوْمُ أَمَانٌ لأَِهْلِ السَّمَاءِ,وَأَهْلُ بَيْتِيْ أَمَانٌ لأُِمَّتِيْ,- وَفِيْ رِوَايَةٍ- أَمَانٌ لأَِهْلِ اْلأَرْضِِ, فَإِذَاهَلَكَ أَهْلُ بَيْتِيْ جَاءَأَهْلُ اْلأَرْضِ مِنَ اْلأَيَاتِ مَاكَانُوْايُوْعَدُونْ.
“Bintang-bintang adalah keselamatan bagi penghuni langit, sedangkan Ahlul-Bait adalah keselamatan bagi penghuni bumi, manakala Ahlul-Baitku lenyap(binasa) maka yang dijanjikan dalam ayat Al-Qur’an akan tiba (yaitu bencana)”.
7. Hadist riwayat Imam Ahmad,Thabraniy dan Al-Hakim berasal dari ibnu Abbas R.A. yang mengatakan bahwwa setelah turun ayat 23 Surat Assy-Syuro’:
قُلْ لآَأَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًاإلاَّالْمَوَدَّةَفِى الْقُرْبَى وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةًنَزِدْلَه‘فِيْهَاحُسْنًاإنَّ اللهَ غَفُرٌشَكُوْرٌ
“Katakanlah(hai Muhammad) kepada mereka: Aku tidak meminta upah apapun juga atas seruanku kecuali kasih saying dalam kekeluargaan. Barang siapa berbuat kebajikan baginya Kami tambahkan pada kebajikan itu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pembalas Syukur”. Kemudian para sahabat bertanya : Ya Rasulullah siapakah kerabat anda yang wajib kita berkasih sayang kepada mereka? Rasulullah SAW menjawab:
عَلِيٌّ,وَفَاطِمَّةُوَابْنَاهُمَا.
“Ali, Fatimah, dan kedua orang anak mereka”.
8. Hadist bersumber dari Kitab”Al- Kabir” oleh Ibnu At-Thabraniy dan Kitab “Ashawa’igul-Muhrigoh” oleh Ibnu Hajar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya bahwa bagi Allah ada tiga “Hurumat”(yakni tiga perkara yang tidak boleh dilanggar) barang siapa menjaga baik-baik tiga perkara tersebut niscaya Allah SWT akan menjaga urusan agamanya (achiratnya) dan urusan dunianya.Barang sipa yang tidak menjaga baik-baik tiga perkara tersebut maka tidak ada suatu apa-pun baginya yang medapat perlindungan Allah. Tiga Hurumat itu:
Hurumatul Islam,yakni kewajiban terhadap Islam
Hurumatku,yakni kewajiban terhadap Rasulullah SAW
Hurumat Rahimku,yakni kewajiban terhadap Ahlul-Bait RasulullahSAW

Ketika bangun pagi

Baginda Yang Mulia Rasulullah SAW Bersabda:
"Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan hanya dunia yang
dipikirkannya, sehingga seolah-
olah ia tidak melihat hak Allah
dalam dirinya maka Allah akan
menanamkan 4 penyakit dalam
dirinya :
1. Kebingungan yang tiada putus-putusnya.
2. Kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya.
3. Kebutuhan yang tidak prnah terpenuhi.
4. Keinginan yang tidak akan tercapai.”
(HR.Thabrani)

sumber

persahabatan dengan orang-orang mulia

Nasehat dan Kalam Al Alim Al Allamah Al Musnid Al Habib ‘Umar bin Muhammad bin Hafidz
Janganlah kalian menyia-nyiakan persahabatan dengan orang-orang mulia, yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi [di sisi Allah], orang-orang yang cahayanya berkilauan. Demi Allah,
memisahkan diri dari mereka merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat kerugian tersebut jika pemimpin mereka (Rasulullah) bersabda, “ Celakalah orang yang pada hari kiamat tidak melihatku. ”
Sesungguhnya orang yang tidak melihat kaum sholihin tak akan bisa melihat beliau SAW. Orang yang tidak memandang mereka, tidak akan bisa memandang beliau Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Karena kaum sholihin adalah bagian dari beliau Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang sir-nya. Merekalah pemegang sir setelah Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Merekalah pewaris, semulia-mulia pewarisnya.

Kata Salafi, Bumi itu Datar berdsarkan Alquran, Benarkah???

Bumi itu Bulat, Bukan Datar !
Akhir-akhir ini ada segelintir umat Islam yang berpegang kepada teks Al-Qur’an yang tertulis secara zahirnya saja (tekstual), dan mengklaim bahwa bumi ini datar. Lebih dari itu, tidak tanggung-tanggung, mereka malah berani mengkafirkan orang-orang yang berkeyakinan bahwa bumi ini bulat adanya. Kata mereka orang yang tidak percaya bahwa bumi ini datar melawan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah menjelaskan dengan nyata bahwa bumi ini datar! Persoalan ini menjadi masalah yang sangat serius, karena menyebabkan terjadinya benturan antara percaya kepada science modern atau percaya kepada Al-Qur’an suci yang agung.
Sebagian orang awam lalu mengambil jalan pintas dengan mengikuti segelintir umat yang berfaham bumi itu datar, karena takut terjatuh ke dalam kemurtadan, alias menjadi kafir. Mereka takut dengan ancaman kelompok ini. Apalagi selama ini, sudah terkenal bahwa kelompok ini sangat rajin dan lantang menyerang orang yang tidak sefaham dengan mereka dengan ancaman kafir, murtad, bid’ah dan lain sebagainya, seraya memakai ayat-ayat Al-Quran segala.
Timbul pertanyaan kemudian, benarkah Al-Qur’an bertentangan dengan ilmu science modern ? Jawabnya tegas, tidak mungkin ada pertentangan antara ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan ilmu science. Jika pun terjadi pertentangan maka itu terjadi karena dua hal saja. Pertama; ilmu sciencenya yang tidak atau belum mampu mendefinisikan secara tepat, atau kedua; ayat Al-Qur’annya yang difahamkan secara keliru, melenceng, alias tidak tepat!
Selama ini ada beberapa ayat yang oleh para PENGANUT FAHAM BUMI DATAR pakai untuk mendukung argumentasi atas faham mereka, antara lain;
DALIL PERTAMA,
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr: 19, Dan Kami (Allah) telah menghamparkan bumi .”. Nah lihatlah, kata mereka, bukankah ayat ini dengan gamblang telah menjelaskan bahwa bumi itu terhampar, dan tidak dikatakan bulat ! Kemudian mereka pun dengan enteng mengkafirkan semua orang yang berseberangan faham dengan mereka.
DALIL KEDUA,
adalah firman Allah pada surat Al-Baqarah: 22, “Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu.”
Memang secara tekstual, bunyi ayat-ayat di atas mengatakan bahwa bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet, atau tempat tidur. Namun, apakah sesederhana itu sajakah memahamkan ayat Al-Qur’an.? Apakah memahamkan al-Qur’an yang agung cukup secara tekstual saja, kemudian mengabaikan arti kontekstualnya ? Kalau demikian, yakni Al-Qur’an hanya difahamkan secara tekstual saja, maka pasti akan hilanglah kehebatan dan keagungan Al-Qur’an itu. Padahal ada banyak ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang mendudukkan derajat orang-orang berpengetahuan berada beberapa tingkat di atas orang awam. Dalam hal ini, pemahaman kontekstual jelas memerlukan daya nalar yang lebih tinggi dibandingkan sekedar pemahaman tekstual saja. Dengan demikian, pantaslah kiranya jika Allah dalam Al-Qur’an dan Nabi dalam banyak hadis beliau, memuji dan menyatakan bahwa orang yang berilmu pengetahuan, yang memakai akal dan nalar, memiliki derajat yang tinggi jauh berbeda dengan orang awam.
sumber

Maimun, Budak Hina Yang Doanya Mustajab

Basrah, Iraq. Sudah beberapa lama tidak turun hujan. Hari itu belum beranjak siang. Terik matahari mulai terasa. Angin musim kemarau berhembus. Angin kering padang pasir menerpa wajah. Orang-orang mulai kesulitan mendapati air. Demikian juga binatang peliharaan yang kelihatan kurus-kurus.
Hari itu penduduk Basrah sepakat untuk mengadakan shalat Istisqa’. Untuk meminta hujan yang sudah sekian lama tertahan. Shalat itu akan dihadiri para ulama Basrah dan tokoh masyarakatnya. Yang langsung akan dipimpin oleh salah seorang ulama pilihan di antara mereka. Nampak di antara para ulama yang sudah hadir Ulama Besar Malik bin Dinar, Atho’ As-Sulaimi, Tsabit Al-Bunani, Yahya Al-Bakka, Muhammad bin Wasi’, Abu Muhammad As-Sikhtiyani, HabibAbu Muhammad Al-Farisi, Hasan bin Abi Sinan, Utbah bin Al-Ghulam, dan Sholeh Al-Murri.
Benar-benar sebuah sholat Istisqo’ yang istimewa. Dihadiri orang-orang terbaiknya. Tentunya dengan harapan agar Allah menurunkan kembali hujan yang ditahan karena dosa-dosa manusia.
Para penduduk nampak berduyun-duyun mendatangi lapangan yang telah ditentukan. Para ulama pun sudah mulai nampak di lapangan itu.
Anak-anak kecil yang asyik belajar di tempat pengajian Al-Qur’an mereka, juga nampak berlarian menuju lapangan. Demikian juga para wanitanya. Besar, kecil, laki, perempuan, tua, muda, semuanya tidak ada yang ketinggalan untuk mengikuti sholat. Dengan hanya satu harapan, agar hujan kembali turun.
Sholat dimulai. Dua rokaat sudah. Selesai itu sang imam menyampaikan khutbah dan doa panjangnya. Mengakui segala kelemahan dan kesalahan manusia yang menyebabkan murka Allah. Dan mengharap kembali turunnya berkah hujan dari langit. Karena masih ada orang tua dan binatang yang tidak bersalah ikut menanggung akibat dosa sebagian orang. Doa terus dipanjatkan.
Waktu terus beranjak siang. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Mendung tak kunjung datang. Langit masih terlihat cerah. Matahari semakin terasa terik. Sholat Istisqa’ selesai. Semua penduduk pulang ke rumah masing-masing. Tinggallah para ulama yang masing-masing bertanya dalam hati mengapa hujan tak kunjung datang. Padahal telah berkumpul orang-orang baik dan pilihan di masyarakat Basrah.
Akhirnya diputuskan untuk menentukan hari lain. Mengulang sholat Istisqa’ berharap untuk kali ke dua ini, Allah mengabulkan doa mereka. Sholat kedua ditentukan. Suasana sholat ketika itu tidak jauh berbeda dengan sholat sebelumnya. Dan kali ini pun belum ada tanda-tanda dikabulkannya doa. Langit masih sangat cerah dengan terik matahari tengah hari. Tanda tanya di hati para ulamanya semakin besar.
Sholat ketiga pun segera menyusul. Semoga yang ketiga inilah yang didengar, begitu harapan mereka. Persis seperti yang pertama dan kedua, sholat yang ketiga pun mempunyai suasana yang sama. Dan ternyata hasilnya pun sama. Hujan masih tertahan entah karena apa. Tanda tanya di hati para ulama Basrah kian menggelayut di dalam hati mereka masing-masing. Tanpa jawaban. Seluruh penduduk dan ulamanya pulang ke rumah dan tidak tahu kapan musim kering itu berlalu.
Tersisa Malik bin Dinar dan Tsabit Al-Bunani di lapangan terlihat berbincang serius. Perbincangan itu dilanjutkan di masjid yang tidak jauh dari tempat itu. Hingga malam datang menjelang. Masjid sudah sepi, tidak ada lagi yang sholat. Karena sudah malam larut.
Tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh seorang dengan kulit berwarna gelap, wajah yang sederhana, dengan betis tersingkap yang terlihat kecil, dengan perut buncit. Orang itu memakai sarung dari kulit domba, demikian juga kain yang dipakainya untuk atas badannya. “Aku memperkirakan semua yang dipakainya tidak melebihi dua dirham saja,” kata Malik bin Dinar. Yang menunjukkan bahwa orang itu hanyalah orang miskin yang tidak memiliki banyak harta.
Malik bin Dinar mengamati gerak-geriknya, ingin mengetahui apa yang akan dilakukan oleh orang hitam itu di larut malam seperti ini. Orang itu menuju tempat wudhu. Setelah selesai wudhu, seperti tanpa mempedulikan Malik dan Tsabit yang mengamatinya dari tadi, orang itu menuju mihrab imam kemudian sholat dua rokaat. Sholatnya tidak terlalu lama. Surat yang dibaca tidak terlalu panjang. Ruku’ dan sujudnya sama pendeknya dengan lama berdirinya.
Selesai sholat, orang itu menengadah tangannya ke langit sambil berdoa. Malik bin Dinar mendengar isi doa yang disampaikan dengan suara yang tidak terlalu tinggi tapi terdengar. “Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu. Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya.”
Setelah mendengar itu Malik bin Dinar berkata, “Belum lagi dia menyelesaikan perkataannya, angin dingin pertanda mendung tebal menggelayut di langit. Kemudian tidak lama, hujan turun dengan begitu derasnya. Aku dan Tsabit mulai kedinginan.”
Malik dan Tsabit hanya bisa tercengang melihat orang hitam itu. Mereka berdua menunggu hingga orang itu selesai dari munajatnya. Begitu terlihat orang itu selesai, Malik menghampirinya dan berkata, “Wahai orang hitam tidakkah kamu malu terhadap kata-katamu dalam doa tadi?” Orang tdai bertanya, “Kata-kata yang mana?” “Kata-kata: dengan kecintaan-Mu kepadaku,” kata Malik. “Apa yang membuatmu yakin bahwa Allah mencintaimu?” sambung Malik. Orang itu menjawab, “Menyingkirlah dari urusan yang tidak kamu ketahui, wahai orang yang sibuk dengan dirinya sendiri! Dimanakah posisiku ketika aku dapat mengkhususkan diri kami untuk beribadah hanya kepada-Nya dan ma’rifat kepada-Nya. Mungkinkah aku dapat memulai hal itu jika tanpa cinta-Nya kepadaku sesuai dengan kadar yang dikehendaki dan cintaku kepada-Nya sesuai dengan kadar kecintaanku.”
Setelah berkata itu, dia pergi begitu saja dengan cepatnya. Malik memohon, “Sebentar, semoga Allah merahmatimu. Aku perlu sesuatu.” Orang itu menjawab, “Aku adalah seorang budak yang mempunyai kewajiban untuk mentaati perintah tuanku.”
Akhirnya Malik dan Tsabit sepakat untuk mengikuti dari jauh. Ternyata orang itu memasuki rumah seorang yang sangat kaya di Basrah yang bernama Nakhos. Malam sudah sangat larut. Malik dan Tsabit merasakan sisa malam begitu panjang, karena rasa penasarannya untuk segera mengetahui orang itu di pagi harinya.
Pagi yang dinanti akhirnya tiba. Malik yang memang mengenal nakhos itu segera menuju rumahnya untuk menanyakan budak hitam yang dijumpainya semalam. “Apakah engkau punya budak yang bisa engkau jual kepadaku untuk membantuku?” kata Malik bin Dinar beralasan untuk mengetahui budak hitam yang dijumpainya semalam. Nakhos berkata, “Ya, saya mempunyai seratus budak. Kesemuanya bisa dipilih.” Mulailah Nakhos mengeluarkan budak satu per satu untuk dilihat Malik. Sudah hampir semuanya dikeluarkan, ternyata Malik tidak melihat budak yang dilihatnya semalam. Sampai Nakhos menyatakan bahwa budaknya sudah dikeluarkan semua. “Apakah masih ada yang lain?” tanya Malik. “Masih tersisa satu lagi,” jawab Nakhos.
Saat itu waktu mendekati waktu dhuhur. Saat istirahat siang. Malik berjalan ke belakang rumah menuju suatu kamar yang sudah terlihat reot. Di dalam kamar itulah Malik melihat budak hitam yang dilihatnya semalam sedang tertidur lelap. “Nakhos, dia yang saya mau, ya demi Allah dia,” kata Malik semangat. Dengan penuh keheranan Nakhos berkata, “Wahai Abu Yahya, itu budak sial. Malamnya habis untuk menangis dan siangnya habis untuk sholat dan puasa.” “Justru untuk itulah aku mau membelinya,” kata Malik. Melihat kesungguhan Malik, Nakhos memanggil budak tadi.
Dengan wajah kuyu, dengan rasa kantuk yang masih terlihat berat budak itu keluar menemui majikannya. Nakhos berkata kepada Malik, “Ambillah terserah berapa pun harganya agar aku cepat terlepas darinya.”
Malik mengulurkan dua puluh dinar sebagai pembayaran atas harga budak itu. “Siapa namanya?” tanya Malik yang sampai detik itu masih belum mengetahui namanya. “Maimun.”
Malik menggandeng tangan budak itu untuk diajak ke rumahnya. Sambil berjalan, Maimun bertanya, “Tuanku, mengapa engkau membeliku padahal aku tidak cocok untuk membantu?”
Malik berkata, “Saudaraku tercinta, kami membelimu agar kami bisa membantumu.” “Kok bisa begitu?” tanya Maimun keheranan. “Bukankah kamu yang semalam berdoa di masjid itu? Tanya Malik. “Jadi kalian sudah tahu saya?” Maimun kembali bertanya. “Ya akulah yang memprotes doamu semalam,” kata Malik.
Budak itu meminta untuk diantar ke masjid. Setelah sampai ke pintu masjid, dia membersihkan kakinya dan masuk. Langsung sholat dua rokaat. Malik bin Dinar hanya bisa diam sambil mengamatinya dan ingin tahu apa yang ingin dilakukannya. Selesai sholat, orang itu mengangkat tangannya berdoa seperti yang dilakukannya kala malam itu. Kali ini dengan doa yang berbeda, “Tuhanku, rahasia antara aku dan Engkau telah Engkau buka di hadapan makhluk-makhluk-Mu. Engkau telah membeberkan semuanya. Maka bagaimana aku nyaman hidup di dunia ini sekarang. Karena kini telah ada yang ketiga yang menghalangi antara aku dan diri-Mu. Aku bersumpah, agar Engkau mencabut nyawaku sekarang juga.”
Tangan diturunkan, budak itu kemudian sujud. Malik mendekatinya. Menunggu dia bangun dari sujudnya. Tetapi lama dinanti tak juga bangun. Malik menggerakkan badan budak itu, dan ternyata budak itu sudah tidak bernyawa lagi.
Sumber : Ditulis oleh Dr Syekh Loving, MKub

KISAH RASULULLAH DAN MALAIKAT PENGHITUNG TETESAN AIR HUJAN

Diriwayatkan bahwa Rasulullah sollallahu’alayhi wasallam bersabda, “Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu.

kisah rasulullah dan malaikat penghitung tetesan air hujanAku bertanya kepada Jibril as,pendampingku: ‘Siapa gerangan malaikat itu,dan apa tugasnya?.’ Jibril berkata, Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi. ’Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi, ‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.’
Malaikat itupun berkata, ‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampaisekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan.
Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,
‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.
’ Rasulallah saw pun bertanya,
‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.
’ Malaikat itupun menjawab,
‘KEKURANGAN DAN KELEMAHANKU, WAHAI RASULALLAH, JIKA UMATMU BERKUMPUL DI SATU TEMPAT, MEREKA MENYEBUT NAMAMU LALU BERSHALAWAT ATASMU, PADA SAAT ITU AKU TIDAK BISA MENGHITUNG BERAPA BANYAKNYA PAHALA YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA MEREKA ATAS SHALAWAT YANG MEREKA UCAPKAN ATAS DIRIMU..
—-
“Allahuma shalli a’la sayyidina Muhammadin wa a’la alihi wa shahbihi wa sallim.
(Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke72)
sumber

BERANGAN-ANGAN TENTANG KEMATIAN

Alloh SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Alloh dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar."
(Q.S. Al-Baqarah: 153).
Dari Anas bin Malik ra meriwayatkan bahwa Rosululloh SAW bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Alloh, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim).
Maka kita jangan berputus asa! Harapan selalu ada hingga kematian tiba.
Kuatkan jiwa kita dengan sholat n do'a Karena doa adalah senjata paling dahsyat yang telah diwasiatkan Rosululloh bagi orang yang beriman.
Wallohua'lam....

Doa Imam Ahmad

Doa Imam Ahmad
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, pernah berdoa dalam sujudnya,
اللهم من كان من هذه الأمة على غير الحق وهو يظن أنه على الحق فرده إلى الحق ليكون من أهل الحق
Ya Allah, siapapun di kalangan umat ini yang berada di jalan kesesatan, sementara dia mengira di atas kebenaran, maka kembalikanlah dia ke jalan yang benar, agar dia menjadi pengikut kebenaran.
(I’tiqad Imam Ahmad, 307).

sumber

Dan Orang Non Muslim pun Ada yang Bermimpi Bertemu Rasulullah Saw

Siapapun bisa mimpi Rasulullah Shalallahu `alaihi wasallam, bahkan non muslim pun ada yg mimpi Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan dalam Maulid Syaraful anam, seorang yahudi bertetangga dengan orang muslim yg merayakan maulid Nabi SAW, maka ia bermimpi hadir di acara itu dan melihat orang yg wajahnya terang benderang dan indah.

mimpi bertemu dengan rasulullahIa berkata kepada orang disekitarnya:
Yahudi : Siapakah orang tampan itu?,
dijawab : Ia adalah Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam.,
yahudi : apakah jika saya menyapanya ia mau menyapa saya?
dijawab : ia adalah manusia yg paling ramah dan selalu membalas sapaan orang lain.
Yahudi : apakah jika saya bukan muslim ia mau menjawab sapaan saya?
dijawab : ia menjawab semua yg menyapanya.
maka Yahudi itu berkata : “Wahai Muhammad…”
Rasul saw menjawab : “Labbaiki”
wanita Yahudi itu berkata : Kenapa engkau menjawab Labbaik padaku (Labbaik adalah jawaban penghormatan dari yg dipanggil), padahal kau tahu aku bukan muslim?
Rasul saw menjawab : aku tidak mengucap Labbaik kecuali aku tahu kau akan mendapat hidayah.
wanita yahudi masuk islam ditangan Rasul saw dalam
mimpinya, dan ia janji akan membuat perayaan maulid untuk Nabi saw. Esoknya ia bangun dari tidurnya, dan ia ingat bahwa ia sudah masuk islam semalam dan ia tetap ingin meneruskan imannya itu, dan ia menjadi lebih bingung karena sudah berniat membuat perayaan maulid, bagaimana dengan suaminya yg masih beragama yahudi?? maka ia bangun dipagi itu ia melihat suaminya sedang berkemas dan beres beres dirumahnya,
istri bertanya : suamiku, kau mau apa?
suami : aku mau buat perayaan maulid Nabi SAW.
istri : Maulid…??, apakah kau sudah masuk islam..??
suami : aku masuk islam ditangan Rasul saw semalam dalam mimpi sesudahmu..!.

saudaraku, ini suami istri yahudi, bertetangga dengan muslim, bertemu Rasul saw dalam mimpi dan masuk islam..
kalau yahudi saja bisa, bagaimana kita tidak..?
Allahumma shalii ala nuril anwar wa sirrill asrar wa tiryaqil aghyar wa miftahi babil yasari sayyidina wa maulana Muhammadinil mukhtar wa alihil athhar wa ashabihil akhyar ‘adada ni’amillah wa ifdhalih
sumber

SHALAWATNYA TERDENGAR DI MAKAM SAYYIDINA MUHAMMAD (Kisah Penjual Halwa)

Dikisahkan di kota Addan, ada seorang pedagang Halwa (manisan), beliau sering dan suka bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. Setiap ia memanggil pelanggan, ia berkata: “HALWA.. HALWA.. SHOLLU ‘ALAN NABIY”.

SHALAWATNYA TERDENGAR DI MAKAM SAYYIDINA MUHAMMAD (Kisah Penjual Halwa)Kebetulan ia mengontrak di suatu kios dan sang pemilik kios ini tidak suka bershalawat dan paling benci siapa saja yang mengatakan itu. Dalam beberapa hari pemilik kios itu makin tidak suka kepada pedagang itu dan ingin mengusirnya dari rumah yang dikontrakkannya.
Akan tetapi, sebelum niat itu terwujud, Allah memberikan rezeki kpd pemilik kios itu untuk pergi Umroh. Sang pemilik kios pun melaksanakan umroh di Mekkah dan diteruskan berziarah ke makam sayyidina Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam di Madinah.
Sesampainya di makam sayyidina Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, ia mendengar perkataan sang pedagang, yaitu: “HALWA.. HALWA.. SHOLLU ‘ALAN NABIY”
Lalu tiba-tiba ia menangis saat mendengar kata-kata itu didepan makam sayyidina Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.
Ia langsung pulang ke kota Addan dan meminta maaf kepada pedagang itu dan ingin terus mendengar ia bershalawat kpd sayyidina Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, kemudian ia berkata: “Aku mendengar shalawatmu di depan makam sayyidina Muhammad”
“HALWA.. HALWA.. SHOLLU ALLAN NABIY”.
Lalu si pedagang itu tersenyum dan bergembira. Sang pemilik kios pun memeluk si pedagang tersebut sambil meneteskan air mata.
____
Ya rosulallah salaamun ‘alaika ya rofi ‘asyani waddaroji..
ahlul baitil musthofa thuhuri hum amanul ardhi faddakiri..
Tausyiah Alhabib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan di Palembang tahun 2000 saat Haul Syekh Abu Bakar bin Salim
sumber

shalawat bulan Rabi'ul Awal tahun 1438 H

أوصى العلامة الحبيب عمر بن حفيظ بالإكثار من هذه الصيغة في شهر ربيع الأول، لهذا العام 1438هـ.
.
Sayyidil Habib Umar bin Hafidz mewasiatkan untuk memperbanyak membaca shalawat ini pada bulan Rabi'ul Awal tahun 1438 H.
.
*اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّم وبَارِك عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الفاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، والخاتِم لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الحقِّ بَالحَقِّ، والهادي إلى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ، صلَّى اللهُ علَيهِ وعَلَى آلِهِ وصحبِهِ، حَقَّ قَدْرِهِ ومِقْدَارِهِ العَظِيم.*
.
Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam serta keberkahan atas Nabi kita Muhammad SAW yang dapat membuka sesuatu yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalanMu yang lurus.
.
Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada beliau, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya dengan sebenar-benar kekuasaanNya yang Maha Agung.
.
.
لا يَقِلّ عن عشرة آلاف مرة.
.
Hendaklah dibaca tidak kurang dari 10.000 kali

sumber

SATU AMALAN YANG PAHALANYA LUAR BIASA

(Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Bin Syech Abu bakar bin Salim )
------------------------------
Kadang-kadang bangun malam(sholat tahajjud) dan puasa sunnah malas,
tapi derajat di surga ingin paling tinggi.
.
Namun, kita yang malas bangun malam dan puasa sunnah masih ada kesempatan untuk mendapatkan ridho Allah SWT dan menempati surga paling tinggi.
.
Caranya perbanyaklah membaca sholawat kepada Rasulullah SAW dan disertai juga berdoa untuk bisa mengerjakan bangun malam dan puasa sunnah.
.
Dengan memperbanyak bacaan sholawat inilah Allah akan menurunkan rohmatnya kepada pembaca sholawat.
.
Kalau orang mendapatkan rohmat Allah, maka ia akan mudah sekali bangun malam dan puasa sunnah.
.
Syaikh Ibnu 'Athoillah As-Sakandari berkata tentang keutamaan membaca sholawat:
.
من فاته كثرة الصيام والقيام
.
Barang siapa yang luput kepadanya banyak puasa sunnah dan bangun malam
.
فليشتغل بالصلاة على رسول الله صلى الله عليه وسلم
.
Maka hendaklah ia menyibukkan dengan membaca sholawat kepada Rasulullah SAW
.
فانك لو فعلت فى جميع عمرك كل طاعة ثم صلى الله عليك صلاة واحدة
.
Karena sesungguhnya kamu kalau mengerjakan semua ketaatan dalam semua usiamu, kemuadian Allah bersholawat(memberikan rohmat) kepadamu dengan satu kali bersholawat
.
رجحت تلك الصلاة الواحدة منه على كل ما عملته فى عمرك من جميع الطاعات
.
Maka lebih berat satu sholawat dari Allah di bandingkan setiap ketaatan yang engkau kerjakan dari semua ketaatan dalam usiamu
.
لأنك تصلى على قدر وسعك وهو يصلى عليك على حسب ربوبيته وكرمه
.
Karena sesungguhnya kamu bersholawat menurut kadar kekuatanmu sedangkan Allah bersholawat kepadamu(memberikan rohmat) menurut kadar ketuhanan dan kedermawanannya.
.
Satu kali sholawat(limpahan rohmat) saja dari Allah bisa mengungguli semua ketaatan kita, apalagi dua, tiga kali sholawat dari Allah kepada kita, sedangkan Rasulullah SAW bersabda:
.
من صلى على واحدة صلى الله عليه عشرا. رواه مسلم،ابو داود،النسائ وابن حبان
.
Artinya: “Barang siapa bersholawat kepadaku dengan satu kali sholawat, maka Allah bersholawat kepadanya(memberikan rohmat kepada pembaca sholawat) dengan sepuluh kali sholawat.” (HR. Muslim, Abu Daud, An-Nasai dan Ibnu Majah)

sumber

KHUTBAH JUM'AT AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ ( YAMAN )

Kutipan Khutbah Jum'at al-'Allamah Habib Umar bin Hafidz di Masjid Raudhah 23Desember 2016 " Dahulu, saat Islam berada di puncak kejayaan, para pembesar Nasrani mengeluh dimimbar-mimbar mereka.
Mereka berteriak menyesali mengapa para pemuda dan pemudi Nasrani berbondong-bondong meniru serta menyerupai Ummat Islam, menjadikan ajaran Islam sebagai Trend center mereka, bahkan mereka ramai-ramai belajar bahasa Arab karena mereka bangga saat berbicara dengan bahasa arab yang menjadi bahasa peradaban saat itu.
Tidak sampai disitu, saat umat Islam menaklukan Persia, masyarakat Persia yang kulitnya putih menjemur diri mereka, agar kulit mereka kecoklat-coklatan sehingga sama seperti Umat Islam yg datangnya dari Arab dan menguasai Persia. Mengapa para pembesar Nasrani saat itu teriak begitu keras menyikapi hal tersebut ? Karena mereka tau, bahwa berkiblat dalam trend dan model lahir dari sebuah kekaguman, dan kekaguman adalah pintu untuk percaya dan berpindah keyakinan.
Namun, sayang seribu sayang, Saat ini KEADAAN SUDAH TERBALIK, para pemuda-pemudi MUSLIMIN berbondong-bondong mengikuti style orang-orang Kuffar, Mereka jadikan orang-orang kuffar sebagai IDOLA. Hati-Hati ! barang siapa yang menyerupai sebuah kaum, maka ia adalah bagian dari kaum tersebut Dan barang siapa yang mencintai sebuah kaum, akan dibangkitkan bersama Mereka "
Sayyid Muhammad Hanif Bin Abdurrahman Alathos.

Sabtu, 24 Desember 2016

Cinta Yang Tulus Sang Nabi

Alhamdulilah segala puji bagi Allah, salawat & salam atas baginda Nabi Muhammad saw, alhamdulilah atas izin Allah swt kita dapat berkumpul di majelis ini di tempat yang Allah cintai yaitu masjid Nya, rumah para hamba Nya berdo’a dan mendekatkan diri kepada Nya. Nabi Muhammad saw bersabda “Tempat yang paling di cintai Allah adalah masjid Nya dan tempat yang paling di benci Allah adalah pasar pasar” karena di pasar banyak hal hal yang Allah haram kan disana, tempat segala kebutuhan dunia ada disitu, kecurangan, penipuan, melebihkan timbangan dan masih banyak lagi hal hal yang Allah benci. Jika pasar tidak seperti itu pasti pasar bisa jadi tempat yang Allah cintai juga. Alhamdulilah Allah ijin kan kita berada di lingkaran cinta Nya Allah. Jika kita ingin masuk kerumah raja pasti harus seijin rajanya, sama seperti kita hadir disini tak mungkin kita mampu untuk hadir disini di tempat yang Allah cintai tanpa seijin Nya. Hadirnya kita disini sebab cinta kita pada Allah dan sang Nabi.
Kumpulnya kita disini sebab cinta, tak mungkin kita dapat berkumpul selain karena cinta, cinta sang Nabi untuk ummat nya, umat yang selalu ada dalam setiap do’a nya. Tak akan pernah kita dapati cinta yang melebihi cinta Rasulullah saw kepada umat nya, tak akan pernah sebanding dengan apapun, tak akan sanggup kita membalas cinta nya Rasulullah kepada kita. Kalaupun kita semua yang hadir disini mengumpulkan cinta kita semua, tak akan setetespun sebanding dengan cinta nya Rasulullah, dalam senang Rasulullah ingat kita, dalam sedih Rasulullah ingat kita, dalam doa Rasulullah ingat kita.
Adakah orang yang kita cintai bisa memberikan cinta yang besar dan luas seperti sang Nabi. Begitu besar mahabbah sang Nabi pada kita, bahkan sebelum kita lahir, jauh sebelum kakek kakek kita lahir Rasulullah saw sudah mendo’akan kita. Kita hidup seribu tahun lebih dari Rasulullah, tapi lihat doa nya sampai hingga kita lahir di dunia. Pernah kah kita bertanya dengan sahabat filla kita, sahabat yang karena Allah kita mencintainya tentang kabar anak nya, cucu nya, bahkan mendo’akan orang yang belum lahir dari sahabat filla kita itu. Pernahkah sahabat filla kita ada dalam setiap do’a kita? Tapi lihat cinta nya sang Nabi, beliau selalu berdo’a untuk kita, keturunan kita, kita selalu ada dalam setiap doa nya Rasulullah.
Pernah suatu saat ketika Rasulullah saw sedang berdo’a, lalu masuklah sayyidatuna Aisyah dia duduk dihadapan Nabi. Lalu Rasulullah pun berdo’a “Wahai Allah, ampunilah dosa dosa Aisyah yang nampak ataupun yang tidak nampak” senang lah hati sayyidah Aisyah atas do’a Rasulullah. Nabi pun bertanya “Bagaimana perasaan mu wahai aisyah?”. Sayyidah Aisyah menjawab “Aku sangat gembira, bagaimana tidak nama ku disebut dalam do’a mu ya Rasulullah” lalu Rasulullah berkata“Ketahuilah Aisyah, do’a yang ku panjatkan tadi adalah do’a yang selalu ku panjatkan setiap malam untuk umat ku” inilah cinta yang Rasulullah bawa untuk kita, cinta & doa dari Rasulullah untuk kita. Apakah tidak besar cinta Rasulullah saw untuk kita? adakah yang lebih mencintai kita seperti ini selain Rasulullah?.
Dulu ketika selesai perang Uhud, Rasulullah saw dibawa mundur oleh para sahabat dan saat itu ada sebagian para sahabat yang melaknat orang orang kafir sebab mereka jahat dan selalu memerangi Rasulullah saw. Lalu Rasulullah pun berkata “Jangan kalian ucapkan itu, sebab aku di utus oleh Allah tidak pernah untuk melaknat”. Inilah cinta yang tulus, cinta yang membawa ke damaian, Rasulullah balas semua kejahatan dan kebencian dengan cinta.
Pernah juga Rasulullah saw berdakwah di kota Tho’ib, disana Rasulullah di lempari batu hingga ia terjatuh, di angkat lagi, dilempari lagi hingga Rasulullah terjatuh tiga kali, di angkat lagi oleh mereka tapi bukan untuk menolong Rasulullah melainkan membantu Rasulullah berdiri agar dapat mereka lempari lagi dengan batu. Rasulullah saw duduk di bawah pohon sambil memandangi darah yang mengalir dari wajah nya. Ia takut jika darah itu sampai jatuh ke bumi maka Allah akan murka pada mereka.
Dalam keadaan penuh darah disaat sakitnya, Rasulullah berdo’a “Wahai Allah berilah hidayah kepada kaum ku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui nya”. Lihatlah oleh kita bagaimana Rasulullah saw membalas kesakitan nya dengan do’a, kejahatan dengan cinta. Inilah yang harus kita tiru dari cinta sang Nabi Muhammad saw. Rasulullah tak pernah berhenti berharap jika nanti kelak anak anak dan cucu cucu mereka akan membawa bendera nya Rasulullah, itulah harap sang Nabi yang tak pernah padam meski dengan kejahatan & kebencian dari mereka.
Dalam sholat kita dekat dengan Rasulullah, kita sangat dekat. Bersalawat yang Allah ucapkan untuk Rasulullah dalam setiap sholat kita, “Assalamualaika ayyuhan nabiyuh warahmatullahi wabarokah tuh” itulah salam yang langsung Rasulullah jawab secara kontan, tunai kepada kita. Dalam nahwu bahasa “Ayuhan” di ucapkan untuk orang yang dekat jarak nya dengan kita, padahal jarak kita dengan Rasulullah jauh bermil mil dari sini, tapi kenapa Allah menyebutnya “Ayyuhan”buat orang yang dekat? Sebab Rasulullah sangat lah dekat dengan kita. Hati, cinta, do’a semua sangat dekat dengan kita. Maka berkhusuk lah dalam sholat kita, hadirkan Allah dan Rasulullah dalam setiap sholat kita, jika belum bisa minimal kita khusuk ditiga hal dalam sholat, yaitu ketika mengucapkan “Iyaa kanakbudu wa iya ka nastaim”, ketika membaca salam kepada Rasulullah“Assalamualaika ayyuhan nabiyu warohmatullahi wabarokatuh” dan dalam sunnah “Ini wajjahtu wajhiya lillazi”. Jika kita berusaha khusuk pada yang tiga tadi Insya Allah, Allah kasih kita ke khusu’an dalam sholat, sebab dalam hadist Nabi berkata “Tidaklah dari kalian yang mengucap salam untuk ku, maka Allah mengembalikan ruh ku kepada jasad ku”. Jadi hadir kan Rasulullah ketika mengucap salam dalam sholat kita.
Dulu Al Imam Syech Ali Ali Khasam di ceritakan oleh sang murid, jika beliau Al Imam Syech Ali Ali Khasam sedang sholat dan bersalawat kepada Rasulullah maka semua orang yang ada disitu yang sholat bersama beliau, mendengar langsung jawaban langsung dari Rasulullah. Sebab begitu khusu’ nya hati beliau, tulus murni cinta beliau untuk Rasulullah. Kalau kita mungkin masih banyak maksiat, oleh dari itu Allah belum buka hijab kita, tapi tetap lah yakin Rasulullah menjawab langsung salam kita, meski kita tidak mendengar langsung. Inilah cinta yang membuat hidup kita lebih indah, lebih bahagia, lebih luas, cinta kepada Rasulullah yang akan membawa kita pada kebahagiaan, sebab cinta pasti akan di balas pula dengan cinta.
Suatu ketika Abu Hurairoh keluar dari masjid nya ahli sufah, Abu hurairoh adalah salah satu perawi terbanyak hadist nya Rasulullah saw, beliau dalam keadaan kelaparan, lewat lah sayyidina Abu Bakar dan ia membacakan hadist Rasulullah saw di hadapan Abu Bakar. Ia berharap sayyidina Abu Bakar akan memberikan ia makanan, namun selesai membacakan hadist sayyidina Abu Bakar pergi. Tak lama bertemulah ia dengan sayyidina Umar dan ia melakukan hal yang sama namun sama seperti sayyidina Abu Bakar, sayyidina Umar pun setelah selesai langsung pergi sebab dua sahabat Rasulullah saw tidak mengerti apa maksud dari Abu Hurairoh. Lalu tak lama muncul lah Rasulullah dari kejauhan, Rasulullah sudah tau apa yang di inginkan oleh Abu Hurairoh, maka di ajaklah Abu Hurairoh kerumah Rasulullah saw, namun tak di temukan makanan apa apa.
Bayangkan oleh kita seorang pemimpin semesta alam, pemimpin para anbiya, pemimpin ummat terbanyak, Sayyidil Wujud Rasulullah saw tidak ditemukan makan sedikitpun makanan dirumah nya. Lihat lah sang Nabi Muhammad saw, bagaimana keadaan kita? makanan kita simpen buat berhari hari masih ada. Lalu Rasulullah menyuruh Abu Hurairoh untuk meminta susu ke tetangga sebelah rumah Rasulullah saw, diberilah susu itu namun hanya sedikit.
Saat itu Rasulullah menyuruh untuk semua orang yang ada di dalam masjid ahli sufa untuk datang kerumah Rasulullah. Saat itupun Abu Hurairoh bingung, bagaimna susu ini hanya sedikit sedangkan yang akan meminum banyak. Di masjid itu paling sedikit ahli sufah adalah tujuh puluh orang dan paling banyak tiga ratus orang. Maka datanglah mereka kerumah Rasulullah dan Rasulullah menyuruh mereka meminum susu itu bergantian masuk sepuluh orang sepuluh orang. Hingga selesai tersisalah tinggal Abu Hurairoh dan Rasulullah saw yang belum minum, maka Rasulullah saw menyuruh Abu Hurairoh meminum nya. Diminum sedikit disuruh minum lagi, di minum sedikit, lalu di suruh minum lagi. Rasulullah berkata “Sampai engkau kenyang Abu Hurairoh”, maka kenyanglah Abu Hurairoh dan mengatakan “Aku tak sanggup lagi ya Rasulullah, jika aku minum lagi maka akan keluarlah susu itu dari jari jari ku” dan Rasulullah pun menghabiskan susu itu. Inilah akhlak budi pekerti Rasulullah saw, cinta yang tulus untuk ummat nya, selalu mengutamakan ummat nya dari diri nya sendiri.
Samudra para pecinta, markas para muhibin, cinta yang tidak akan pernah kita dapati dalam hidup. Rasulullah pernah berkata “Sesungguh nya hidup ku baik untuk kalian dan mati ku pun baik untuk kalian” sebab hidup nya Rasulullah membawa banyak manfaat dan wafat pun banyak bawa manfaat untuk kita. Setiap hari senin dan kamis amal amal ummat nya Rasulullah dibawa ke hadapan Rasulullah, namun sebelum itu Rasulullah melihat dulu catatan catatan amal umat nya. Jika ia dapati amal amal umat nya baik, maka Rasulullah pun mengucap syukur kepada Allah, jika buruk maka Rasulullah mengucap istigfar memohon ampun kepada Allah. Begitu besar dan luas cinta Rasulullah untuk kita, nanti ketika hari kiamat, hari yang sangat menakutkan, hari dimana harta dan anak tidak akan membawa manfaat, disaat itu lah Rasulullah menunggu umat nya, membanggakan umat nya.
Sahabat pernah bertanya “Ya Rasulullah, pada saat kiamat itu datang, dimanakah aku dapat menemui mu ya Rasulullah?” maka Rasulullah menjawab “Aku akan ada di mizan ketika ummat ku di timbang amal baik buruk nya, jika tidak kau temui maka aku ada telaga kautsar tempat para ummat ku meminum dari telaga ku yang tidak akan merasa kehausan selama lamanya, jika tak kau temui maka aku ada di jembatan sirotul mustaqim ketika para ummat ku menyebrangi jembatan itu, aku akan menolong jika ada ummat ku yang terjatuh. Jika tidak kau temukan maka aku ada di depan pintu surga menunggu ummat ummat ku datang”.
Bagaimana jika sehari saja Rasulullah melihat keadaan kita, rumah tangga kita, anak anak kita, saudara saudara kita, yang rumah kita masih tidak sholat, membuka aurat, menonton tv yang tidak bawa manfaat. Malu rasa nya diri kita, apa yang mau kita bangga kan di hadapan Rasulullah? mau berkata apa kita di hadapan Rasulullah? inikah balasan dari cinta yang begtu besar untuk kita. Cinta yang tidak akan kita dapat kan lagi selamanya.
Cinta yang membela kita nanti di Yaumil Qiyamah, cinta yang tidak pernah berhenti berdo’a untuk kita, cinta yang dalam wafat nya hanya memikir kan kita, cinta yang membalas cinta yang sedikit dengan cinta yang banyak, dialah sang maha cinta, kekasih Allah, pemimpin para anbiya, pemimpin alam semesta, Sayyidil Wujud, dialah RASULULLAH SAW. Buktikanlah cinta kita kepadanya dengan istiqomah, sambut cinta nya dengan mengerjakan apa yang ia kerjakan, sholat witir sebelum tidur, khusu’ dalam sholat, hadir kan hati dan jiwa kita ketika bershalawat kepada nya, didik istri dan anak anak kita ke jalan yang Rasulullah sukai.
Jalsatu isnain, Masjid Almunawar,  1 desember 2014.
~Habib Muhammad bagir bin alwy bin yahya~
sumber

Kenapa Umat Muslim Bershalawat Kepada Nabi Muhammad?

Sebagian non-Muslim seringkali memberikan tuduhan bahwa umat Muslim bershalawat kepada Nabi Muhammad menandakan Nabi Muhammad belum selamat, tentunya itu hanya tuduhan atas ketidak mengertian mereka saja. Marilah kita ketahui terlebih dahulu arti dari shalawat itu, Shalawat artinya kemuliaan atau kesejahteraan. Perintah shalawat tertulis dalam firman Allah Al-Qur'an :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab' 33:56)

Jika dilihat, shalawat itu memang hampir mirip seperti doa, tapi sesungguhnya tidak bermakna seperti doa kita pada umumnya. Bershalawat dari Allah berarti memberi rahmat: Maksud malaikat bershalawat kepada Nabi yaitu malaikat turut memohon ampunan kepada Allah. Sedangkan shalawat orang-orang beriman kepada Nabi maksudnya ucapan salam dan penghormatan atas rahmat dan kesejahteraan diberikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Jadi ayat diatas menegaskan bahwa shalawat itu adalah wajib bagi kaum Muslim perintah dari Allah, lantas apakah itu berarti Nabi Muhammad belum selamat? Kesemuanya itu bukan berarti karena Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam belum selamat atau tidak mendapat keselamatan dari Allah Subhana Wa Ta'ala.

Nabi Muhammad Serta Setiap Nabi Dijamin Masuk Surga

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah dijamin masuk surga, ayatnya secara implisit dalam Al-Qur'an: 

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu (Muhammad) terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus," (QS. Al-Fath' 48:1-2)

Dosa Nabi Muhammad telah diampuni oleh Allah baik yang telah lalu maupun yang akan datang serta dipimpin ke jalan yang lurus. Itulah salah satu kelebihan para Nabi-Nabi Allah yang semuanya sudah pasti mendapat jaminan surga dari Allah, semua Nabi-Nabi pilihan Allah sudah pasti akan diselamatkan diakhirat kelak serta orang-orang yang beriman :
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ
 
"Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)," (QS. Al-Mu'min' 40:51)

Kita sudah mengetahui bahwa para Rasul Allah pasti selamat dunia dan akhirat, tapi jaminan itu tidak menyurutkan mereka untuk tetap taat beribadah kepada Allah serta terus memohon ampunan kepada-Nya. Dan hal tersebut merupakan kelebihan lain para Nabi Allah dibanding manusia biasa. Walaupun jaminan surga sudah mereka dapatkan, tapi mereka tidak henti-hentinya bersyukur dengan ibadah yang lebih khusyuk lagi. Inilah contoh bagaimana Nabi Muhammad tidak henti-hentinya bersyukur walaupun sudah dijamin kehidupannya dunia dan akhirat:

Diriwayatkan dari Aisyah R.A :

‘Sungguh Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wasallam shalat malam hingga merekah kedua telapak kakinya. Aisyah berkata kepada beliau :”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhori dan Muslim No.5046)

Tanpa perlu penjelasan yang lebih lebar lagi kita sudah mengetahui bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alahi Wasallam telah dijamin masuk surga. Sekarang pertanyaannya, mengapa kita masih harus bershalawat kepada Nabi Muhammad, bukankah dia sudah pasti masuk surga? Lantas apa fungsi shalawat itu?

Fungsi Shalawat

Tujuan Allah menyuruh manusia bershalawat kepada Nabi Muhammad ialah agar umat Islam seluruhnya menaruh rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi Nabi terakhir dan penutup para Nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah. Atas perjuangan beliau, umat manusia bisa dihantarkan ke alam yang terang benderang. Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari kehidupan hewani menjadi kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebejatan moral apa yang dilakukan oleh umat manusia.

Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sangat wajib untuk mensyukuri jasa beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka 'shalawat serta salam' dijadikan sebagai salah satu rukun dzikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap mengerjakan shalat.

Dimasyarakat modern inipun kita melihat mereka mempunyai cara tersendiri untuk mengenang jasa orang yang menurut mereka pahlawan, contohnya membuat patungnya, gambarnya, atau seperti para pahlawan Indonesia yang wajah mereka diabadikan dalam uang kertas. Sedangkan Allah memberi petunjuk kepada kita untuk mengenang jasa Nabi terakhir pahlawan terbesar dan terpuji umat manusia dengan mengucapkan shalawat kepada beliau Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam mensyukuri nikmat tersebut. Misalnya, dengan memberikan sesajian, tumbal, korban hewan dan lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing dan akhirnya mengarah pada pengkhultusan kemusyrikan.

Oleh karena Allah memberikan petunjuk Al Qur'an dalam hal etika menghormati manusia pilihan-Nya itu, maka umat Islam mematuhi perintah tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam beribadah kepada-Nya.

Fungsi lain shalawatpun tertera dalam salah satu hadits disebutkan sebagai berikut:

"Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.: "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat." (HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).

Atas dasar hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan. Nah, siapa yang tidak mau mendapat pahala sebanyak itu?

Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah sungguh membawa berkah dan rahmat bagi umatnya. Sebab dengan bershalawat kepadanya satu kali saja, akan memperoleh pahala sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh keburukan. Subhanallah, sungguh beruntung menjadi pengikut beliau.

Jadi intinya shalawat kepada Nabi itupun kembali kepada diri kita sendiri. Lalu apa hanya Nabi Muhammad yang mesti dishalawatkan?

Dalam Al-Qur'an para Nabi-Nabi pun dishalawatkan: 

Shalawat untuk para Rasul Allah

"Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam." (T-QS. Ash-Shaaffaat' 37:180-183) 

Shalawat untuk Nabi Ibrahim Alaihissalam


"Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." (T-QS. Ash-Shaaffaat' 37:108-109)

Shalawat untuk Nabi Musa Alaihissalam dan Nabi Harun Alaihissalam


"Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian; (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun." (T-QS. Ash-Shaaffaat' 37:119-120)

Shalawat untuk Nabi Nuh Alaihissalam


"Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian; "Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam." (T-QS. Ash-Shaaffaat' 37:78-79)

Shalawat untuk Nabi Ilyas Alaihissalam


"Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?" (T-QS. Ash-Shaffaat' 37:129-130)

Shalawat untuk Nabi Isa Alaihissalam


"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (T-QS. Maryam' 19:30-33)

Shalawat untuk Nabi Yahya Alaihissalam

"Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali." (T-QS. Maryam' 13:12-15)

Itulah ucapan shalawat untuk para Nabi dalam Al-Qur'an. Gelar "Alaihissalam" sendiri yang dimiliki oleh para Nabi juga merupakan shalawat yang berarti "semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya", begitu juga dengan gelar Nabi Muhammad yaitu "Shallallahu 'Alaihi Wasallam". Intinya bershalawat kepada Nabi adalah perintah Allah, bukan atas inisiatif para Nabi, bukan karena semata-mata keinginan Nabi Muhammad, tapi perintah Allah kepada manusia beriman sebagai bentuk pernghormatan kepada para Nabi-Nya. Ketauhilah bershalawat atau tidaknya kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak akan menurunkan derajad beliau disisi Allah sebagai manusia termulia. Seandainya pun didunia ini tidak ada yang bershalawat kepada beliau, tentu tetap tidak menurunkan urutan beliau Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai manusia yang pertama kali mengetuk pintu surga. Semoga ini dapat menjawab keraguan anda terhadap Islam.

Yesus Dalam Bible Dishalawatkan

Umat Kristen begitu bersemangat mempermasalahkan masalah shalawat Nabi ini karena mereka berpikir dalam Biblenya tidak ada shalawat terhadap Nabi. Apakah mereka betul? Ternyata mereka salah, sang Nabi dari Nazaret pun didoakan sholawat oleh para pengikut beliau pada zaman itu.

Matius 23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat aku lagi, hingga kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!”

Lukas 13:35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat aku lagi hingga pada saat kamu berkata: DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan!”

Lukas 19:38 Kata mereka: “DIBERKATILAH DIA yang datang sebagai raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”

Yohanes 12:13 Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Isa Al Masih sambil berseru-seru: “Hosana! DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”

Matius 21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"

Doa hosana dan doa berkat tersebut diatas adalah untuk Yesus. Apakah arti HOSANA? Doa atau pujian? Kita lihat Hosana dalam Perjanjian lama:

Mazmur 118:25
אנא יהוה הושיעה נא אנא יהוה הצליחה נא
ānnā’ yəhwâ HWOSI‘AH NA’ ’ānnā’ yəhwâ haṣəlîḥâ nnā’
Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!

Kita bisa mengerti bahwa HOSANA mengandung pengertian seruan doa ”A Hebrew exclamation of praise to the Lord, or an invocation of blessings” (http://www.artikata.com/arti-90566-hosanna.php).

Asal kata HOSANA secara jelas dari situs Wikipedia:

"The word hosanna is etymologically derived from the Hebrew ,הושיעה־נא hôšî‘âh-nā’ (baca howsyi’ahnnaa). Christian usage has come through the Greek Bible, giving it the form ὡσαννά, hōsanná."
"Kata HOSANNA berasal dari bahasa Ibrani הושיעה־נא , hôšî‘âh-nā’. Umat Kristen mengambilnya dari Injil berbahasa yunani yang tertulis HOSANNA."

From the Bauer lexicon: derived from Aramaic ( הושע נא ) from Hebrew הושיעה נא) ) (Psalm 118:25, הוֹשִׁיעָהנָּא ), meaning “help” or “save, I pray“, “an appeal that became a liturgical formula; as part of the Hallel… familiar to everyone in Israel.”
Dari Kamus kata Bauer: Diambil dari bahasa aram ( הושע נא ) dan juga bahasa Ibrani ( הושיעה נא ) (Mazmur 118:25, הוֹשִׁיעָהנָּא ) yang berarti “Tolong” atau “Selamatkanlah, Ku berdoa”. Sebuah seruan yang menjadi tata cara ibadah; sebagai bagian dari Hallel… yang dikenal setiap orang di israel.

From the Friberg Lexicon: hosanna, indecl. particle translit. fr. the Heb.; strictly, a cry expressing an appeal for divine help “save! Help, we pray!”; in a liturgical usage, a shout of praise and worship “hosanna, we praise you
” (Matthew 21.9).
Dari Kamus kata Friberg: HOSANNA, diambil dari bahasa Ibrani yang berarti: seruan dengan sungguh sungguh & tegas untuk meminta pertolongan Tuhan. “Selamatkanlah! Tolonglah, kami memohon!”. Dalam tata ibadah, seruan untuk berdoa & memohon “HOSANA, Kami memberkatimu”

From the UBS Lexicon: hosanna (in Aramaic), an exclamation of praise literally meaning, “Save, I pray”.
Dari Kamus kata Lexicon: HOSANNA (bahasa aram), sebuah seruan doa yang berarti: “Selamatkanlah, Kumohon”

From the Louw-Nida Lexicon: hosanna (an Aramaic expression meaning “help, I pray” or “save, I pray,” but which had become a strictly liturgical formula of praise) 
Dari Kamus kata Louw Nida: HOSANA (sebuah ekspresi dari orang aram yang berarti “Selamatkanlah, Ku doakan”, tapi menjadi susunan kata ibadah doa yang tegas.)

Hosanna in the highest,” the closing words of which no longer give any sense The same is the case with the words “Hosanna to the son of David” in Matt xxi. 9, “Hosanna in the highest” being a corruption of the original version. (http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=925&letter=H&search=hosanna)

Menurut info dari Wikipedia pengertian kata “hosanna” ada 2 pandangan:

Judaism “Hoshana” ( הושענא ) is a Hebrew word meaning PLEASE SAVE OR SAVE NOW. In Jewish liturgy, the word is applied specifically to the Hoshana Service, a cycle of prayers from which a selection is sung each morning during Sukkot, the Feast of Booths or Tabernacles. The complete cycle is sung on the seventh day of the festival, which is called Hoshana Rabbah ( הושענא רבא , “Great Hosanna”).

Christianity "Hosanna" (Greek transcription: ὡσαννά, hōsanna) is the CRY OF PRAISE OR ADORATION shouted in recognition of the Messiahship of Jesus on his entry into Jerusalem, Hosanna! Blessed is the one who comes in the name of the Lord![3] It is used in the same way in Christian praise. (http://en.wikipedia.org/wiki/Hosanna)

Pengertiannya jelas berbeda bukan? Yahudi yang empunya kata “hosanna” mengartikannya sebagai permohonan alias doa sedangkan Christian mengartikannya sebagai pujian/ sanjungan.

Etymology: Hosanna \Ho*san”na\ (h[-o]*z[a^]n”n[.a]), noun; plural Hosannas(-n[.a]z). [Greek, from Hebrew h[=o]sh[=i]‘[=a]h nn[=a]save now, save, we pray, h[=o]sh[=i]a’ to save (Hiphil, a causative form, of y[=a]sha’) + n[=a], a particle.]. (http://www.mechon-mamre.org/p/pt/pt26b8.htm)

Dari etymology diatas jelas bahwa “hosanna” adalah mengharap/ memohon selamat bukan memuji “sang penyelamat”

Mazmur 118:25
אנא יהוה הושיעה נא אנא יהוה הצליחה נא
ānnā’ yəhwâ HWOSI‘AH NA’ ’ānnā’ yəhwâ haṣəlîḥâ nnā’
We beseech Thee, O LORD, SAVE NOW! We beseech Thee, O LORD, make us now to prosper!
O LORD, SAVE NOW! , 
terj. Literal: Oh Gusti, selamatkanlah sekarang! Apakah Permohonan atau Doa atau pujian??? Check juga pengertian “hosanna” sebelum kedatangan Christianity.

Mazmur 117:25
ω κυριε σωσον δη ω κυριε ευοδωσον δη (Septuagint)
o kurie SOSON de o kurie euodoson de
O Lord, save now: O Lord, send now prosperity
(http://www.ecmarsh.com/lxx/Psalms/index.htm)

Save now = selamatkanlah sekarang, bermakna permohonan/ doa atau pujian???

σωσον SOSON verb – aorist active middle – second person singular sozo sode’-zo: to save, i.e. deliver or protect — heal, preserve, save (self), do well, be (make) whole.

Bandingkan arti kata σωσον SOSON dalam PB:

Markus 15 :30
σωσον σεαυτον και καταβα απο του σταυρου sôson
seauton kai kataba apo tou staurou
turunlah dari salib itu dan SELAMATKAN diri-mu!”

Apakah kata soson bermakna permohonan atau pujian? Apakah saudara masih Kurang yakin? Silahkan cermati juga Vulgate

Psalm 117:25 o Domine salvum fac o Domine prosperare
O Lord, SAVE ME: O Lord, give good successsave me = selamatkanlah diriku

Bermakna permohonan/ doa atau pujian? Jadi, berdasarkan info-info diatas, kata “hosanna” bermakna permohonan dilimpahkan keselamatan alias doa, chek juga pemakaian kata itu pada liturgy Jahudi, dan ternyata para patriarch Abraham, Isaac, Jacob, Moses, Aaron, Joseph dan David juga “dihosannahi” alias di mohonkan keselamatan. (http://en.wikipedia.org/wiki/Hoshana_Rabbah)

Hoshanot Today is Hoshana Rabbah, the seventh day of the festival of Sukkot which is also a minor holiday of its own. The name means “The Great Hoshana” or “The Great ‘Please Save Us’!”
(http://velveteenrabbi.blogs.com/blog/2010/09/hoshanot.html)

Dalam penggalan ayat Bible di bawah ini kita dapat melihat doa sekaligus berkat tersebut adalah untuk Yesus Kristus atau Nabiullah Isa Al Masih alaihissalam:

Lukas 19:38 Kata mereka: “DIBERKATILAH DIA yang datang sebagai raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!”

Yohanes 12:13 Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Isa Al Masih sambil berseru-seru: “Hosana! DIBERKATILAH DIA yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”

Matius 21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"

Anda dapat mendoakan orang lain (misal teman) dengan format yang serupa dengan format doa berkat itu. Misal, “Diberkatilah kamu oleh Tuhan“, “Allah memberkatimu“, “Dilapangkanlah jalan-jalanmu“, “Dimudahkanlah ujian hari ini“, dsb.Dalam bahasa Arab, seringkali anda akan mendengar seorang muslim mendoakan saudaranya dengan “Barokallahu fiikum” yang berarti ” Semoga ALLAH memberkahi anda“, “Berkat ALLAH tercurah atas anda“

Yesus bukan hanya mendoakan para pengikutnya, bahkan para Nasrani generasi pertama pun juga mendoakan sholawat dan berkat untuk beliau. Sekali lagi, doa sholawat dan salam adalah kebiasaan para pengikut para Nabi dari dahulu untuk Nabi mereka.

Allahumma Shalli 'alaa Muhammad, Wa'alaa aali Muhammad. kama Shallaita' alaa Ibrahima Wa'alaa aali Ibrahima Wabarikh 'alaa Muhammad Wa'alaa aali Muhammad, Kama Barakhta 'alaa Ibrahima wa'ala aali Ibrahima, fil' aalamiinaa' Innaka hamidun majiid
sumber