Dikisahkan bahwa Kyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah as-Suhaimi memang selalu mengamalkan bacaan maulid Junjungan Nabi s.a.w., tetapi kadangkala beliau meninggalkannya.
Pada satu malam, beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan Junjungan Nabi s.a.w. dan Habib Nuh yang ketika itu sudah pun berpulang ke Rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi Baginda Nabi s.a.w. yang sedang berjalan di hadapan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Ya Rasulullah, marilah kita ziarah rumah kawan saya Muhammad Suhaimi.”
Pada satu malam, beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan Junjungan Nabi s.a.w. dan Habib Nuh yang ketika itu sudah pun berpulang ke Rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi Baginda Nabi s.a.w. yang sedang berjalan di hadapan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Ya Rasulullah, marilah kita ziarah rumah kawan saya Muhammad Suhaimi.”
Tetapi Junjungan Nabi s.a.w. enggan berbuat demikian sambil bersabda: “Saya tak hendak menziarahinya karena Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya.” Habib Nuh merayu kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni.” Setelah itu barulah Junjungan Nabi s.a.w. mau masuk dan duduk di dalam rumah Kyai Agung. Inilah kisah mimpi Kyai Agung, selepas isyarat mimpi itu, maka Kyai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan maulid, 'hatta' (walaupun) dalam pelayaran sekalipun dan walaupun hanya 2 atau 3 orang sahaja dalam majelis pembacaan tersebut.
Ini cerita mimpi, percaya atau tidak terpulanglah, kuceritakan kisah ini sebagai pengenalan kepada ketinggian maqam (derajat) seorang waliyullah yang bermakam di Singapura. Beliau yang kumaksudkan dan kuharapkan keberkatannya bagi diriku dan ahli keluargaku serta sekalian muslimin adalah al-Ghauts al-Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang hidup sekitar tahun 1788 M – 1866 M.
Nasab dan keturunan
Nama lengkap beliau adalah As-Sayyid Habib Nuh bin Muhammad al-Hadi bin Ahmad Al-Habsyi.
Nasab Beliau yang mulia adalah
Al-Wali al-Ghauts Fard al-Habib Nuh bin
Muhammad bin
Ahmad bin
Idrus bin
Hadi tsani bin
Ahmad shohib Syi'ib bin
Muhammad ash-Shagir bin
Alwy bin
Abu Bakar al-Habsyi bin
Ali al-Faqih bin
Ahmad bin
Muhammad Assadullah bin
Hasan at-turabi bin Ali Al Faqih bin
Sayyidina al-Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin
Ali Ba’Alawy
Ini cerita mimpi, percaya atau tidak terpulanglah, kuceritakan kisah ini sebagai pengenalan kepada ketinggian maqam (derajat) seorang waliyullah yang bermakam di Singapura. Beliau yang kumaksudkan dan kuharapkan keberkatannya bagi diriku dan ahli keluargaku serta sekalian muslimin adalah al-Ghauts al-Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang hidup sekitar tahun 1788 M – 1866 M.
Nasab dan keturunan
Nama lengkap beliau adalah As-Sayyid Habib Nuh bin Muhammad al-Hadi bin Ahmad Al-Habsyi.
Nasab Beliau yang mulia adalah
Al-Wali al-Ghauts Fard al-Habib Nuh bin
Muhammad bin
Ahmad bin
Idrus bin
Hadi tsani bin
Ahmad shohib Syi'ib bin
Muhammad ash-Shagir bin
Alwy bin
Abu Bakar al-Habsyi bin
Ali al-Faqih bin
Ahmad bin
Muhammad Assadullah bin
Hasan at-turabi bin Ali Al Faqih bin
Sayyidina al-Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin
Ali Ba’Alawy
Beliau datang dari Kedah adalah merupakan seorang yang berbangsa arab, berasal dari Yaman dan asal-usul keturunan beliau juga adalah dari keturunan Rasulullah saw melalui nasab Zainal Abidin bin Sayidina Hussein ra. Tidak banyak informasi yang diketahui tentang kehidupan awal beliau. Beliau hidup sekitar tahun 1788 M - 1866 M, datang dari keluarga empat saudara pria yaitu Habib Nuh, Habib Ariffin dan Habib Zain (keduanya meninggal di Penang) dan Habib Salikin, yang meninggal di Daik, Indonesia.
Dari pernikahannya dengan Syarifah Hamidah yang berasal dari Provinsi Wellesley, Penang, Malaysia, mereka dikaruniai hanya seorang anak perempuan bernama Sharifah Badaniah. Sharifah Badaniah kemudian menikah dengan Sayyid Muhammad bin Hassan Al-Syatiri di Jelutong, Penang. Pasangan ini kemudian memberikan Habib Nuh hanya seorang cucu perempuan bernama Sharifah Ruqayah. Dia menikah dengan Sayyid Alwi bin Ali al-Junied dan mereka memiliki lima anak, dua pria dan tiga perempuan bernama Sayyid Abdul Rahman, Sayyid Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.
Dari banyak sumber yang diperoleh, Habib Nuh tiba ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya saat itu mencapai tiga puluhan tahun. Meskipun Beliau menghabiskan sisa usianya di Singapura dan meninggal dunia di sana, beliau banyak berjalan, terutama ke Johor Bahru dan negeri-negeri lain di Malaysia untuk berdakwah. Beliau adalah seorang yang sangat religius. Waktu malamnya ia gunakan untuk shalat sampai terbit fajar. Dan dia sering berkunjung ke makam-makam (kuburan), selalu mendoakan jiwa yang telah meninggalkan jasad. Dia selalu berjalan bersama-sama teman dekatnya, kecuali bila dia secara spesifik meminta untuk seorang diri. [5]
Habib Nuh bin Muhammad Al Habsyi lahir di atas kapal laut pada tahun 1788 (1202 Hijriah). Dia adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Orang tuanya adalah orang Arab dari Hadramaut, daerah Arabia selatan yang sekarang dikenal sebagai Yaman. Menurut Syaikh Hasan Al-Khatib, pengurus dari Maqam Habib Nuh, yang mendengar dari Habib AlKhair, istri Habib Muhammad melahirkan ketika badai besar dan menghantam kapal. Ini adalah saat yang kritis dan kapal terancam terbalik. Pada waktu itu, Habib Muhamad (ayahanda Habib Nuh) membuat Nazar kepada Allah SWT, bahwa jika bayi itu lahir dengan selamat, ia akan beri nama bayi itu "Nuh" dalam mengingat Nabi Nuh.as (Noah) yang membawa cahaya rahmat dalam kapalnya. Tak lama kemudian, Habib Nuh lahir dengan selamat ke dunia ini.
Menurut beberapa beberapa sumber, ayah Habib Nuh itu, Habib Muhammad Al Habsyi bekerja sebagai pejabat istana di bawah Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II. Kursi pemerintah Kedah kemudian di Kota Kuala Muda. Ketika istrinya meninggal Habib Muhammad Al Habsyi menikah dengan Sayidah Fathimah, janda dari Sayyid Yassin Al Anggawi yang terbunuh di Limbong Kapal saat diserang Siam Kedah pada tahun 1821. Setelah menikah, keluarganya pindah ke Penang-Malaysia. Habib Nuh juga memiliki saudara dengan nama Sharifah Alwiyah keturunan yang saat ini masih berada di Penang.
Dari pernikahannya dengan Syarifah Hamidah yang berasal dari Provinsi Wellesley, Penang, Malaysia, mereka dikaruniai hanya seorang anak perempuan bernama Sharifah Badaniah. Sharifah Badaniah kemudian menikah dengan Sayyid Muhammad bin Hassan Al-Syatiri di Jelutong, Penang. Pasangan ini kemudian memberikan Habib Nuh hanya seorang cucu perempuan bernama Sharifah Ruqayah. Dia menikah dengan Sayyid Alwi bin Ali al-Junied dan mereka memiliki lima anak, dua pria dan tiga perempuan bernama Sayyid Abdul Rahman, Sayyid Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.
Dari banyak sumber yang diperoleh, Habib Nuh tiba ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya saat itu mencapai tiga puluhan tahun. Meskipun Beliau menghabiskan sisa usianya di Singapura dan meninggal dunia di sana, beliau banyak berjalan, terutama ke Johor Bahru dan negeri-negeri lain di Malaysia untuk berdakwah. Beliau adalah seorang yang sangat religius. Waktu malamnya ia gunakan untuk shalat sampai terbit fajar. Dan dia sering berkunjung ke makam-makam (kuburan), selalu mendoakan jiwa yang telah meninggalkan jasad. Dia selalu berjalan bersama-sama teman dekatnya, kecuali bila dia secara spesifik meminta untuk seorang diri. [5]
Habib Nuh bin Muhammad Al Habsyi lahir di atas kapal laut pada tahun 1788 (1202 Hijriah). Dia adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Orang tuanya adalah orang Arab dari Hadramaut, daerah Arabia selatan yang sekarang dikenal sebagai Yaman. Menurut Syaikh Hasan Al-Khatib, pengurus dari Maqam Habib Nuh, yang mendengar dari Habib AlKhair, istri Habib Muhammad melahirkan ketika badai besar dan menghantam kapal. Ini adalah saat yang kritis dan kapal terancam terbalik. Pada waktu itu, Habib Muhamad (ayahanda Habib Nuh) membuat Nazar kepada Allah SWT, bahwa jika bayi itu lahir dengan selamat, ia akan beri nama bayi itu "Nuh" dalam mengingat Nabi Nuh.as (Noah) yang membawa cahaya rahmat dalam kapalnya. Tak lama kemudian, Habib Nuh lahir dengan selamat ke dunia ini.
Menurut beberapa beberapa sumber, ayah Habib Nuh itu, Habib Muhammad Al Habsyi bekerja sebagai pejabat istana di bawah Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II. Kursi pemerintah Kedah kemudian di Kota Kuala Muda. Ketika istrinya meninggal Habib Muhammad Al Habsyi menikah dengan Sayidah Fathimah, janda dari Sayyid Yassin Al Anggawi yang terbunuh di Limbong Kapal saat diserang Siam Kedah pada tahun 1821. Setelah menikah, keluarganya pindah ke Penang-Malaysia. Habib Nuh juga memiliki saudara dengan nama Sharifah Alwiyah keturunan yang saat ini masih berada di Penang.
Kedatangan di Singapura
Sekitar tahun 1819, Habib Nuh telah diundang ke Singapura oleh Habib Salim bin Abdullah Ba Sumayr, setelah pulau itu menjadi koloni Inggris. Habib Nuh tinggal di sini ( di Singapura) selama sekitar 50 tahun. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ia tinggal di Kampung Kaji ( samping Masjid Al-Sultan )
Beliau datang dan terkenal karena menjadi majdhub '' karena ia melakukan hal-hal yang luar biasa". Dia mencintai anak-anak yang suka menemaninya kemana pun ia pergi.
Di antara kebiasaan terpuji adalah Beliau sering mendistribusikan makanan kepada orang miskin. Seringkali, ia akan masuk toko, mengambil semua uang dari laci kas dan melemparkannya kepada anak-anak yang sedang menunggu. Mereka, para pemilik toko menyadari keadaan Habib Nuh yang suci tidak membuat usaha apapun untuk menghentikannya, dan Subhanallah, mereka yakin dan pasti digantikan oleh Allah dengan kemakmuran dalam bisnis mereka setelahnya, oleh karenanya justru banyak toko yang berharap di datangi oleh al-Habib Nuh dan diambil uangnya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak disukai oleh penguasa kolonial Inggris yang mencoba untuk menempatkan Habib Nuh kedalam penjara beberapa kali. Namun, setelah melakukan hal ini berkali-kali, mereka akhirnya menyerah dan meninggalkannya sendirian. Alasannya? Setiap kali ia ditangkap, dan dimasukkan ke dalam penjara, ia misterius menghilang dari selnya dan terlihat diluar berjalan bebas. Ini adalah salah satu tanda-tanda kewalian Beliau, pelayanan-pengabdian mereka, para wali kepada Allah telah membebaskan mereka dari manusia.
Beliau sering memberi saran kepada masyarakat. Beliau menyuruh teman-temannya untuk selalu menunjukkan kasih sayang, untuk meningkatkan pengetahuan agama mereka dan konsisten dalam belajar Al-Quran.
Habib Nuh sering bangun di malam hari untuk melakukan shalat sampai fajar. Dia sering mengunjungi kuburan kaum muslimin di tengah malam untuk membaca ayat-ayat Al-Quran sampai fajar menyingsing. Habib Nuh kemudian pindah ke Marang Road, dekat Masjid Temenggong. Beliau akan khalwat (tetap dalam kesendirian untuk dzikrullah) di puncak Gunung Palmer, yang lalu disebuah hutan tebal menghadap ke laut luas. Mungkin ini adalah satu cara bagi beliau untuk lebih mendekatkan lagi dirinya kepada Allah SWT.
Banyak orang pada siang hari berbondong-bondong untuk melihatnya dan mencari berkah dari doa beliau yang tulus. Karena mereka adalah kebanyakan orang-orang yang akan berhari-hari lama di kapal untuk berlayar, perjalanan dengan kapal sering berbahaya dan butuh beberapa bulan untuk berlayar dari Singapura ke Jeddah, Saudi. Habib Nuh diminta berdoa untuk perjalananan yang aman bagi mereka.
Sekitar tahun 1819, Habib Nuh telah diundang ke Singapura oleh Habib Salim bin Abdullah Ba Sumayr, setelah pulau itu menjadi koloni Inggris. Habib Nuh tinggal di sini ( di Singapura) selama sekitar 50 tahun. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ia tinggal di Kampung Kaji ( samping Masjid Al-Sultan )
Beliau datang dan terkenal karena menjadi majdhub '' karena ia melakukan hal-hal yang luar biasa". Dia mencintai anak-anak yang suka menemaninya kemana pun ia pergi.
Di antara kebiasaan terpuji adalah Beliau sering mendistribusikan makanan kepada orang miskin. Seringkali, ia akan masuk toko, mengambil semua uang dari laci kas dan melemparkannya kepada anak-anak yang sedang menunggu. Mereka, para pemilik toko menyadari keadaan Habib Nuh yang suci tidak membuat usaha apapun untuk menghentikannya, dan Subhanallah, mereka yakin dan pasti digantikan oleh Allah dengan kemakmuran dalam bisnis mereka setelahnya, oleh karenanya justru banyak toko yang berharap di datangi oleh al-Habib Nuh dan diambil uangnya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak disukai oleh penguasa kolonial Inggris yang mencoba untuk menempatkan Habib Nuh kedalam penjara beberapa kali. Namun, setelah melakukan hal ini berkali-kali, mereka akhirnya menyerah dan meninggalkannya sendirian. Alasannya? Setiap kali ia ditangkap, dan dimasukkan ke dalam penjara, ia misterius menghilang dari selnya dan terlihat diluar berjalan bebas. Ini adalah salah satu tanda-tanda kewalian Beliau, pelayanan-pengabdian mereka, para wali kepada Allah telah membebaskan mereka dari manusia.
Beliau sering memberi saran kepada masyarakat. Beliau menyuruh teman-temannya untuk selalu menunjukkan kasih sayang, untuk meningkatkan pengetahuan agama mereka dan konsisten dalam belajar Al-Quran.
Habib Nuh sering bangun di malam hari untuk melakukan shalat sampai fajar. Dia sering mengunjungi kuburan kaum muslimin di tengah malam untuk membaca ayat-ayat Al-Quran sampai fajar menyingsing. Habib Nuh kemudian pindah ke Marang Road, dekat Masjid Temenggong. Beliau akan khalwat (tetap dalam kesendirian untuk dzikrullah) di puncak Gunung Palmer, yang lalu disebuah hutan tebal menghadap ke laut luas. Mungkin ini adalah satu cara bagi beliau untuk lebih mendekatkan lagi dirinya kepada Allah SWT.
Banyak orang pada siang hari berbondong-bondong untuk melihatnya dan mencari berkah dari doa beliau yang tulus. Karena mereka adalah kebanyakan orang-orang yang akan berhari-hari lama di kapal untuk berlayar, perjalanan dengan kapal sering berbahaya dan butuh beberapa bulan untuk berlayar dari Singapura ke Jeddah, Saudi. Habib Nuh diminta berdoa untuk perjalananan yang aman bagi mereka.
Karamah
Di sini, saya ingin berbagi bersama pembaca tentang kemuliaan yang Allah karuniakan kepada beliau. Banyak Karamah yang dibuktikan oleh mereka yang hidup sezaman dengan beliau. Tapi, tidak banyak yang dapat menyelami perannya sebagai orang spiritual yang selalu dirinya senantiasa bersama dengan Allah SWT. Karena peran sebagai Rijalullah atau Rijalul ghaib ini sangat simbolis dan sulit dipahami melalui bahasa dan pengertian yang lahir, sedangkan tugas mereka juga besar. Antara karunia Karamah yang diberikan Allah SWT adalah seperti berikut;
1. Menghadiri Sidang Wali-wali. [6]
Mengenai keistimewaan dan ketinggian kedudukan Habib Nuh, Pakcik Muhammad Abu Bakar, 102 tahun, khadam (pembantu) kepada Syeikh Haji Said Al Linggi r.h.m. menceritakan satu peristiwa yang berlaku ke atas gurunya yang ada kaitan dengan As Sayid Habib Nuh:
Pada satu hari seperti biasa Syeikh Muhammad Said masuk ke bilik, melakukan suluk khusus selepas sembahyang jemaah Ashar. Seperti biasa juga, Pakcik Muhammad menunggu di luar bilik kalau-kalau beliau dipanggil masuk oleh gurunya untuk suatu keperluan. Tetapi pada petang itu beliau tidak dipanggil, dan gurunya keluar dari bilik suluk itu apabila hampir masuk waktu Maghrib dan terus sembahyang jemaah Maghrib bersama anak-anak muridnya.
Malam itu Syeikh Said tidak mengajar. Selesai sembahyang sunah, beliau bercakap dengan Pakcik Muhammad secara empat mata.
“Engkau tahu aku pergi ke mana tadi?” kata Syeikh Said.
“Saya tidak tahu,” jawab Pakcik Muhammad dengan penuh adab.
“Aku pergi bersidang di Bukit Qhauf. Aku dan Habib Nuh saja yang mewakili umat sebelah sini. Rasulullah SAW juga hadir, dan engkau jangan cerita berita ini kepada sesiapa sebelum aku wafat.”
Pakcik Muhammad Abu Bakar menyimpan amanat ini sehingga beliau memberitahu penulis sewaktu di temui di rumahnya di Seremban pada tahun 1991. Syeikh Said Linggi meninggal dunia pada tahun 1926. Menurut Pakcik Muhammad, Bukit Qhauf itu letaknya di luar dari pada alam Syahadah. Wallahua’lam.
“Walaupun persidangan itu dihadiri oleh Rasulullah SAW, tetapi Beliau diwakilkan oleh orang lain, tak tahulah siapa orang istimewa itu,” tambah Pakcik Muhammad. “Bila ditanya siapa orang yang memimpinkan majelis itu, Syeikh Said tidak memberitahu.”
Syeikh Said juga memberitahu bahwa majelis yang dihadiri oleh beliau dan Habib Nuh adalah persidangan wali-wali yang membincangkan antara lain tentang satu wabah yang akan turun, yakni wabah cacar. Dan para wali yang bersidang itu mohon bala' itu supaya tidak turun. Alhamdulillah, makbul. Tetapi menurut Pakcik Muhammad, “tempiasnya” masih mengenai banyak orang sehingga banyak yang mati terutamanya orang-orang kafir. [Wabah cacar pada masa itu merupakan penyakit yang sangat bahaya dan belum ditemui obatnya].
“Saya tiga hari pingsan dan bahu saya masih berparut diserang wabah cacar itu. itupun Syeikh Said yang mengubatnya,” kata Pakcik Muhammad sambil menunjukan parut cacar di atas bahunya.
Cerita ini menggambarkan peranan tersembunyi As Sayid Habib Nuh sebagai “pencatur dunia”, yang mana kenyataan ini sukar diterima oleh mereka yang hanya menggunakan akal menilai sesuatu kebenaran.
2. Menundukan Gubernur Yang Angkuh. [7]
As Sayid Habib Nuh dikaruniai Allah berbagai karamah sebagai tanda kemuliaan dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada dirinya. Berbagai cerita mengenai kewalian dan karamah beliau dibawa dari mulut ke mulut sehinggalah kepada Sayid Hassan Al Khattib, penjaga makam Habib Nuh.rhm Di antaranya adalah seperti berikut :
As Sayid Habib Nuh bersikap tidak menghormati terhadap orang-orang yang angkuh dengan kekayaan atau jabatan duniawi. Begitulah, walaupun orang menghormatinya atau takut kepada Sir Crawford, Gubernur Singapura, ketika itu tetapi Habib Nuh tidak takut kepada wakil penjajah itu.
Dalam satu peristiwa, Gubernur Crawford marah dan menghina Habib Nuh karena beliau tidak menghormatinya. Tiba-tiba saja kereta kuda yang dinaiki Gubernur itu terlekat di bumi dan tidak dapat bergerak. Gubernur naik marah dan bertanyakan hal itu kepada pengiringnya. Tetapi pengiring itu bertanya kepada tuan gubernurnya, “Tahukah tuan siapakah orang yang tuan marah dan hina itu?”
Gubernur menjawab, “Itu orang gila.”
“Sebenarnya dia bukan gila tetapi dia orang baik dan ada karamah. Lihat, bila tuan marah kepada dia, dia sumpah dan sekarang kereta tuan tidak dapat bergerak,” jelas pengiringnya.
Gubernur menjadi takut dan akhirnya meminta maaf dengan Habib Nuh. Setelah Habib Nuh menepuk-nepuk kaki kuda itu, barulah kuda itu berjalan pantas seperti biasa. Sejak itu Gubernur sadar betapa As Sayid Habib Nuh mempunyai kelebihan luar biasa.
Bagaimanapun, pada satu ketika Gubernur terus bersikap congkak dan sombong, dan memerintahkan orang-orangnya menangkap Habib Nuh dan mengurung di dalam penjara dengan kaki dan tangannya dirantai. Tindakan keras ini diambil, kerana As Sayid Habib Nuh tetap enggan menghormati wakil penjajah yang beragama Kristen itu. Anehnya, para pengawal penjara kemudian melihat Habib Nuh di luar penjara, tangan dan kakinya tidak dirantai. Walaupun ditangkap semula, dia tetap dapat keluar dan kelihatan seolah-olah tidak ada apa-apa yang berlaku padanya akhirnya beliau dibebaskan sepenuhnya.
3. Kapal Pelayaran, Terbakar Dan Karam. [8]
Dalam satu peristiwa lain, ketika sebuah kapal hendak berlayar, muncul Habib Nuh di perlabuhan. Habib Nuh menahan barang-barang yang berharga daripada dibawa bersama dalam pelayaran itu. Orang-orang yang terlibat tidak senang dengan sikap beliau itu tetapi beliau tetap bertegas;
“Tidak boleh barang-barang yang berharga itu dibawa.”
Setelah lama berbantah-bantahan, akhirnya orang ramai terpaksa akur dengan kemauan Habib Nuh itu, dan pemilik barang-barang tersebut tidak jadi mengirim barangnya dengan kapal itu.
Beberapa hari kemudian, penduduk Singapura mendapat berita bahawa kapal yang berlayar itu terbakar dan tenggelam di tengah lautan. Barulah tuan punya barang-barang tersebut sadar hikmah dibalik larangan Habib Nuh itu. Beliau bersyukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT.
4. Habib Nuh Meminta Untuk Melaksanakan Nazar dan Niat.
Dalam satu peristiwa lain, ada seorang saudagar ingin melanjutkan pelayarannya ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul badai. Dalam suasana cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari badai tersebut dan dia bernazar, jika sekiranya dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Setelah sepuluh tahun berlalu, dia pun pulang dari pelayaran itu. Habib Nuh pergi menemuinya dan menuntut kain seperti yang diniatkannya itu. Orang itu terperanjat karena dia tidak pernah menyatakan niatnya itu kepada siapapun dan dia sendiri sudah lupa dengan niatnya itu karena terlalu lama, tetapi Habib Nuh datang mengingatkannya akan niat baiknya itu. [9]
Habib Nuh juga dikenal memiliki kelebihan untuk tahu masa depan. Dia tampaknya tahu jika seseorang itu sakit, membutuhkan dia atau memaksudkan beliau. Pada satu waktu, seorang India Muslim balik ke India berdasarkan jalan laut untuk mengunjungi keluarganya. Dia telah berniat bahwa jika dia kembali ke Singapura dengan selamat, dia akan menghadiahkan kepada Habib Nuh satu hadiah. Bila dia pulang, dia terkejut bila melihat Habib Nuh sudah siap menunggunya di tepi laut.
Habib Nuh kata kepadanya "Saya percaya bahwa engkau sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada saya." Terkejut, India Muslim itu mengatakan, "Katakan kepada saya wahai tuan yang bijaksana, apakah yang tuan hajati dan saya akan dengan senang hati menghadiahkan kepada tuan."
Habib Nuh menjawab, "Saya menginginkan beberapa gulung kain kuning untuk disedekahkan kepada orang miskin, yang membutuhkannya dan anak." Sambil memeluk Habib Nuh, India Muslim itu berkata, "Demi Allah, saya sangat senang untuk menghadiahkan kepada seorang pria yang dirahmati Allah, karena baik budinya terhadap umat manusia. Berilah pada saya tiga hari untuk menghadiahkannya kepada tuan. "
Dia telah menunaikan janjinya dalam masa yang dijanjikan. [10]
5. Bertemu Di Kota Mekah. [11]
Beliau diberkahi oleh Allah SWT kemampuan untuk ghaib, dan dilihat kembali di tempat-tempat yang jauh. Ada yang memberitakan bahwa Beliau telah terlihat sedang shalat di Masjid Agung Makkah, Masjidil Haram tanpa secara fisik pergi ke sana. Pada satu waktu, ia pernah mengatakan kepada calon haji bahwa mereka akan bertemu di Makkah. Bila jemaah itu sampai di sana, dia disambut oleh Habib Nuh sendiri. Menurut orang-orang yang hidup sezaman dengan Habib Nuh, mereka pernah bertemu atau berada dengannya di beberapa tempat dalam satu waktu yang sama. Kejadian seperti ini tidak aneh bagi wali-wali Allah.
6. Tabib Yang Berkat Dan Hebat.
Habib Nuh juga terkenal sebagai tabib yang hebat, terutama pada anak-anak yang memang disukainya. Pernah ia menyembuhkan seorang anak yang terluka di kakinya dengan hanya menempatkan tangan-tangan beliau di atas luka itu dan membaca doa. Dalam waktu singkat, anak itu sudah bisa berlari kembali tampaknya tidak apa-apa yang terjadi ke atasnya. Bapak anak-anak itu sangat senang, dia telah memberikan uang kepada Habib Nuh, tapi Habib Nuh memberikan uang itu kepada yang membutuhkan.
Habib Nuh sanggup mengarungi badai untuk pergi mengobati anak yang sakit. Dia pernah berjalan ke Paya Lebar dari rumah beliau di Telok Blangah, ketika hujan lebat untuk mengobati seorang anak. Bila ia sampai di rumah anak itu, orangtua anak itu terkejut melihat pakaian Habib Nuh langsung tidak basah.
7. Air berubah menjadi Susu. [13]
Dalam satu insiden lain, Habib Nuh telah dikejutkan oleh tangisan terus menerus dari anak tetangganya. Bila dia pergi ke sana, ia menemukan bahwa keluarga itu sangat miskin dan tidak mampu membeli makanan untuk anak yang kelaparan itu. Dia mengalirkan airmata bila mendengar cerita itu, lantas mengambil satu tempurung kelapa, menuangkan air ke dalamnya dan membaca doa. Dengan kehendak Allah, air itu berubah menjadi susu untuk diminum oleh anak tersebut.
8. Mimpi Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah As-Suhaimi Ba Syaiban[14]
Dikisahkan bahwa Kyai Agung Muhammad bin 'Abdullah as-Suhaimi Ba Syaiban memang selalu mengamalkan bacaan mawlid junjungan nabi saw, tetapi kadangkala beliau meninggalkannya. Pada satu malam, ia bermimpi dan di dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan junjungan nabi Muhammad saw dan Habib Nuh yang ketika itu sudah kembali ke rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi baginda nabi saw yang sedang berjalan di depan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada baginda nabi saw: "Ya RasulAllah, marilah kita ziarahi rumah teman saya Muhammad Suhaimi." Tapi junjungan nabi saw enggan melakukannya sambil bersabda: "Saya tidak ingin menziarahinya karena Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya." Habib Nuh mengimbau baginda nabi saw: "Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni." Setelah itu barulah junjungan nabi saw ingin masuk dan duduk di dalam rumah Kyai Agung. Inilah kisah mimpi Kyai Agung, setelah sinyal mimpi itu, maka Kiai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan mawlid, sehingga dalam pelayaran sekalipun dan meskipun hanya 2 atau 3 orang saja dalam acara pembacaan tersebut. (Seperti yang telah dikisahkan diatas)
9. Keberkatan Menyayangi Kanak-kanak[15]
Antara sifat yang menonjol pada diri As Sayid Habib Nuh adalah beliau sangat menyayangi anak-anak. Sering orang bertemu Habib Nuh bersama dikelilingi oleh anak-anak. Ini sesuatu yang ganjil. Kadang-kadang beliau singgah di toko-toko bersama kelompok anak dan anak itu mengambil seberapa banyak makanan yang ada tanpa apa-apa bayaran.
Anehnya, ke semua tuan toko tidak melarang perbuatan itu. Karena mereka yakin toko mereka akan mendapat keberkatan jika dikunjungi oleh Habib Nuh bersama kelompok anak tersebut. Ini terbukti, setiap toko orang Islam yang didatangi oleh Habib Nuh bersama anak, kemudian menjadi maju dan tidak putus-putus dikunjungi pelanggan.
Sayid Habib Nuh sayang kepada kanak-kanak karena mereka adalah Ahlul Jannah (ahli Syurga). Kelakuan Sayid Habib Nuh itu agak aneh bagi seorang yang sudah tua. Memang itu di antara keanehan Habib Nuh, seorang yang mempunyai keistimewaan yang terlindung dari Allah SWT.
10. Tebuan Menghormati Jenazah Beliau[16]
Diceritakan ketika keranda jenazah beliau diusung untuk ke makam pusaranya, mereka yang mengusungnya terpaksa membawa keranda tersebut melalui ke satu lorong kecil. Di mana kiri dan kanan sepanjang perjalanan di lorong kecil tersebut kedapatan penuh dengan pohon bambu Cina serta dedaunnya yang panjang. Saat melewati lorong itu, keranda menabrak sarang tawon sehingga sarang itu pecah. Tapi tawon-tawon itu tidak sedikit pun menganggu orang yang mengiringi jenazah itu.
11. Pusara Terselamat Dari Letupan Bom dan Pemugaran.
Karamah beliau tidak habis di situ saja. Selama Perang dunia kedua, ketika Telok Blangah dibom dengan hebatnya oleh Jepang, tidak ada satu bom pun singgah di pusara Habib Nuh. Dan ketika pemerintah Singapura ingin membangun satu jalan raya di Tanjung Pagar, akhirnya jembatan telah dirancang untuk menekuk melingkarinya, tingginya hampir sama dengan posisi makam.
12. Hujan bagi nelayan
Satu lagi kejadian yang terjadi, pada suatu hari satu rombongan nelayan-nelayan melayu dari area Pasir Panjang telah menemukan Habib Nuh. Mereka mengadu bahwa air di sumur-sumur mereka mulai kering karena kemarau. Habib Nuh membawa mereka ke sebuah surau dimana Habib Nuh menengadahkan dua tangan dan memohon Rahmat dari ALLAH, saat doa sedang dibaca tiba-tiba langit yang cerah dan terang benderang berubah menjadi gelap dan terus hujan turun perlahan lahan selama beberapa jam. Melihat hujan turun, seorang dari rombongan tersebut yang berada dalam surau menangis terisak isak. Habib Nuh tanyakan kepada orang tersebut "Kenapa kamu menangis?" Maka orang tersebut menjawab "Saya terlalu gembira karena hujan telah turun". Habib Nuh memberitahu orang tersebut dan lain-lain yang masih berada dalam surau tersebut, "Inilah kekuasaan ALLAH jika kamu sembahkan dengan ikhlas sepanjang waktu, maka segala permintaan kamu akan dikaruniai ALLAH ".
13. Mengabari orang akan meninggal
Pada suatu hari satu rombongan orang orang telah mengunjungi kediaman Habib Nuh, mereka menunggu di ruang rumah karena waktu itu Habib Nuh sedang sholat Ashar.Setelah sholat Habib Nuh keluar menemukan tamu tersebut, sewaktu beliau berjabat tangan dengan orang ke dua dari rombongan tersebut. Habib Nuh telah merenung ke wajahnya dan berkata "Lebih baik kamu pulang, karena ibumu sedang kritis akan meninggal". Orang tersebut ditemani oleh Habib Nuh dan ketika mereka tiba di rumahnya ditemukan ibunya baru saja meninggal dunia.
Di sini, saya ingin berbagi bersama pembaca tentang kemuliaan yang Allah karuniakan kepada beliau. Banyak Karamah yang dibuktikan oleh mereka yang hidup sezaman dengan beliau. Tapi, tidak banyak yang dapat menyelami perannya sebagai orang spiritual yang selalu dirinya senantiasa bersama dengan Allah SWT. Karena peran sebagai Rijalullah atau Rijalul ghaib ini sangat simbolis dan sulit dipahami melalui bahasa dan pengertian yang lahir, sedangkan tugas mereka juga besar. Antara karunia Karamah yang diberikan Allah SWT adalah seperti berikut;
1. Menghadiri Sidang Wali-wali. [6]
Mengenai keistimewaan dan ketinggian kedudukan Habib Nuh, Pakcik Muhammad Abu Bakar, 102 tahun, khadam (pembantu) kepada Syeikh Haji Said Al Linggi r.h.m. menceritakan satu peristiwa yang berlaku ke atas gurunya yang ada kaitan dengan As Sayid Habib Nuh:
Pada satu hari seperti biasa Syeikh Muhammad Said masuk ke bilik, melakukan suluk khusus selepas sembahyang jemaah Ashar. Seperti biasa juga, Pakcik Muhammad menunggu di luar bilik kalau-kalau beliau dipanggil masuk oleh gurunya untuk suatu keperluan. Tetapi pada petang itu beliau tidak dipanggil, dan gurunya keluar dari bilik suluk itu apabila hampir masuk waktu Maghrib dan terus sembahyang jemaah Maghrib bersama anak-anak muridnya.
Malam itu Syeikh Said tidak mengajar. Selesai sembahyang sunah, beliau bercakap dengan Pakcik Muhammad secara empat mata.
“Engkau tahu aku pergi ke mana tadi?” kata Syeikh Said.
“Saya tidak tahu,” jawab Pakcik Muhammad dengan penuh adab.
“Aku pergi bersidang di Bukit Qhauf. Aku dan Habib Nuh saja yang mewakili umat sebelah sini. Rasulullah SAW juga hadir, dan engkau jangan cerita berita ini kepada sesiapa sebelum aku wafat.”
Pakcik Muhammad Abu Bakar menyimpan amanat ini sehingga beliau memberitahu penulis sewaktu di temui di rumahnya di Seremban pada tahun 1991. Syeikh Said Linggi meninggal dunia pada tahun 1926. Menurut Pakcik Muhammad, Bukit Qhauf itu letaknya di luar dari pada alam Syahadah. Wallahua’lam.
“Walaupun persidangan itu dihadiri oleh Rasulullah SAW, tetapi Beliau diwakilkan oleh orang lain, tak tahulah siapa orang istimewa itu,” tambah Pakcik Muhammad. “Bila ditanya siapa orang yang memimpinkan majelis itu, Syeikh Said tidak memberitahu.”
Syeikh Said juga memberitahu bahwa majelis yang dihadiri oleh beliau dan Habib Nuh adalah persidangan wali-wali yang membincangkan antara lain tentang satu wabah yang akan turun, yakni wabah cacar. Dan para wali yang bersidang itu mohon bala' itu supaya tidak turun. Alhamdulillah, makbul. Tetapi menurut Pakcik Muhammad, “tempiasnya” masih mengenai banyak orang sehingga banyak yang mati terutamanya orang-orang kafir. [Wabah cacar pada masa itu merupakan penyakit yang sangat bahaya dan belum ditemui obatnya].
“Saya tiga hari pingsan dan bahu saya masih berparut diserang wabah cacar itu. itupun Syeikh Said yang mengubatnya,” kata Pakcik Muhammad sambil menunjukan parut cacar di atas bahunya.
Cerita ini menggambarkan peranan tersembunyi As Sayid Habib Nuh sebagai “pencatur dunia”, yang mana kenyataan ini sukar diterima oleh mereka yang hanya menggunakan akal menilai sesuatu kebenaran.
2. Menundukan Gubernur Yang Angkuh. [7]
As Sayid Habib Nuh dikaruniai Allah berbagai karamah sebagai tanda kemuliaan dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada dirinya. Berbagai cerita mengenai kewalian dan karamah beliau dibawa dari mulut ke mulut sehinggalah kepada Sayid Hassan Al Khattib, penjaga makam Habib Nuh.rhm Di antaranya adalah seperti berikut :
As Sayid Habib Nuh bersikap tidak menghormati terhadap orang-orang yang angkuh dengan kekayaan atau jabatan duniawi. Begitulah, walaupun orang menghormatinya atau takut kepada Sir Crawford, Gubernur Singapura, ketika itu tetapi Habib Nuh tidak takut kepada wakil penjajah itu.
Dalam satu peristiwa, Gubernur Crawford marah dan menghina Habib Nuh karena beliau tidak menghormatinya. Tiba-tiba saja kereta kuda yang dinaiki Gubernur itu terlekat di bumi dan tidak dapat bergerak. Gubernur naik marah dan bertanyakan hal itu kepada pengiringnya. Tetapi pengiring itu bertanya kepada tuan gubernurnya, “Tahukah tuan siapakah orang yang tuan marah dan hina itu?”
Gubernur menjawab, “Itu orang gila.”
“Sebenarnya dia bukan gila tetapi dia orang baik dan ada karamah. Lihat, bila tuan marah kepada dia, dia sumpah dan sekarang kereta tuan tidak dapat bergerak,” jelas pengiringnya.
Gubernur menjadi takut dan akhirnya meminta maaf dengan Habib Nuh. Setelah Habib Nuh menepuk-nepuk kaki kuda itu, barulah kuda itu berjalan pantas seperti biasa. Sejak itu Gubernur sadar betapa As Sayid Habib Nuh mempunyai kelebihan luar biasa.
Bagaimanapun, pada satu ketika Gubernur terus bersikap congkak dan sombong, dan memerintahkan orang-orangnya menangkap Habib Nuh dan mengurung di dalam penjara dengan kaki dan tangannya dirantai. Tindakan keras ini diambil, kerana As Sayid Habib Nuh tetap enggan menghormati wakil penjajah yang beragama Kristen itu. Anehnya, para pengawal penjara kemudian melihat Habib Nuh di luar penjara, tangan dan kakinya tidak dirantai. Walaupun ditangkap semula, dia tetap dapat keluar dan kelihatan seolah-olah tidak ada apa-apa yang berlaku padanya akhirnya beliau dibebaskan sepenuhnya.
3. Kapal Pelayaran, Terbakar Dan Karam. [8]
Dalam satu peristiwa lain, ketika sebuah kapal hendak berlayar, muncul Habib Nuh di perlabuhan. Habib Nuh menahan barang-barang yang berharga daripada dibawa bersama dalam pelayaran itu. Orang-orang yang terlibat tidak senang dengan sikap beliau itu tetapi beliau tetap bertegas;
“Tidak boleh barang-barang yang berharga itu dibawa.”
Setelah lama berbantah-bantahan, akhirnya orang ramai terpaksa akur dengan kemauan Habib Nuh itu, dan pemilik barang-barang tersebut tidak jadi mengirim barangnya dengan kapal itu.
Beberapa hari kemudian, penduduk Singapura mendapat berita bahawa kapal yang berlayar itu terbakar dan tenggelam di tengah lautan. Barulah tuan punya barang-barang tersebut sadar hikmah dibalik larangan Habib Nuh itu. Beliau bersyukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT.
4. Habib Nuh Meminta Untuk Melaksanakan Nazar dan Niat.
Dalam satu peristiwa lain, ada seorang saudagar ingin melanjutkan pelayarannya ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul badai. Dalam suasana cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari badai tersebut dan dia bernazar, jika sekiranya dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Setelah sepuluh tahun berlalu, dia pun pulang dari pelayaran itu. Habib Nuh pergi menemuinya dan menuntut kain seperti yang diniatkannya itu. Orang itu terperanjat karena dia tidak pernah menyatakan niatnya itu kepada siapapun dan dia sendiri sudah lupa dengan niatnya itu karena terlalu lama, tetapi Habib Nuh datang mengingatkannya akan niat baiknya itu. [9]
Habib Nuh juga dikenal memiliki kelebihan untuk tahu masa depan. Dia tampaknya tahu jika seseorang itu sakit, membutuhkan dia atau memaksudkan beliau. Pada satu waktu, seorang India Muslim balik ke India berdasarkan jalan laut untuk mengunjungi keluarganya. Dia telah berniat bahwa jika dia kembali ke Singapura dengan selamat, dia akan menghadiahkan kepada Habib Nuh satu hadiah. Bila dia pulang, dia terkejut bila melihat Habib Nuh sudah siap menunggunya di tepi laut.
Habib Nuh kata kepadanya "Saya percaya bahwa engkau sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada saya." Terkejut, India Muslim itu mengatakan, "Katakan kepada saya wahai tuan yang bijaksana, apakah yang tuan hajati dan saya akan dengan senang hati menghadiahkan kepada tuan."
Habib Nuh menjawab, "Saya menginginkan beberapa gulung kain kuning untuk disedekahkan kepada orang miskin, yang membutuhkannya dan anak." Sambil memeluk Habib Nuh, India Muslim itu berkata, "Demi Allah, saya sangat senang untuk menghadiahkan kepada seorang pria yang dirahmati Allah, karena baik budinya terhadap umat manusia. Berilah pada saya tiga hari untuk menghadiahkannya kepada tuan. "
Dia telah menunaikan janjinya dalam masa yang dijanjikan. [10]
5. Bertemu Di Kota Mekah. [11]
Beliau diberkahi oleh Allah SWT kemampuan untuk ghaib, dan dilihat kembali di tempat-tempat yang jauh. Ada yang memberitakan bahwa Beliau telah terlihat sedang shalat di Masjid Agung Makkah, Masjidil Haram tanpa secara fisik pergi ke sana. Pada satu waktu, ia pernah mengatakan kepada calon haji bahwa mereka akan bertemu di Makkah. Bila jemaah itu sampai di sana, dia disambut oleh Habib Nuh sendiri. Menurut orang-orang yang hidup sezaman dengan Habib Nuh, mereka pernah bertemu atau berada dengannya di beberapa tempat dalam satu waktu yang sama. Kejadian seperti ini tidak aneh bagi wali-wali Allah.
6. Tabib Yang Berkat Dan Hebat.
Habib Nuh juga terkenal sebagai tabib yang hebat, terutama pada anak-anak yang memang disukainya. Pernah ia menyembuhkan seorang anak yang terluka di kakinya dengan hanya menempatkan tangan-tangan beliau di atas luka itu dan membaca doa. Dalam waktu singkat, anak itu sudah bisa berlari kembali tampaknya tidak apa-apa yang terjadi ke atasnya. Bapak anak-anak itu sangat senang, dia telah memberikan uang kepada Habib Nuh, tapi Habib Nuh memberikan uang itu kepada yang membutuhkan.
Habib Nuh sanggup mengarungi badai untuk pergi mengobati anak yang sakit. Dia pernah berjalan ke Paya Lebar dari rumah beliau di Telok Blangah, ketika hujan lebat untuk mengobati seorang anak. Bila ia sampai di rumah anak itu, orangtua anak itu terkejut melihat pakaian Habib Nuh langsung tidak basah.
7. Air berubah menjadi Susu. [13]
Dalam satu insiden lain, Habib Nuh telah dikejutkan oleh tangisan terus menerus dari anak tetangganya. Bila dia pergi ke sana, ia menemukan bahwa keluarga itu sangat miskin dan tidak mampu membeli makanan untuk anak yang kelaparan itu. Dia mengalirkan airmata bila mendengar cerita itu, lantas mengambil satu tempurung kelapa, menuangkan air ke dalamnya dan membaca doa. Dengan kehendak Allah, air itu berubah menjadi susu untuk diminum oleh anak tersebut.
8. Mimpi Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah As-Suhaimi Ba Syaiban[14]
Dikisahkan bahwa Kyai Agung Muhammad bin 'Abdullah as-Suhaimi Ba Syaiban memang selalu mengamalkan bacaan mawlid junjungan nabi saw, tetapi kadangkala beliau meninggalkannya. Pada satu malam, ia bermimpi dan di dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan junjungan nabi Muhammad saw dan Habib Nuh yang ketika itu sudah kembali ke rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi baginda nabi saw yang sedang berjalan di depan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada baginda nabi saw: "Ya RasulAllah, marilah kita ziarahi rumah teman saya Muhammad Suhaimi." Tapi junjungan nabi saw enggan melakukannya sambil bersabda: "Saya tidak ingin menziarahinya karena Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya." Habib Nuh mengimbau baginda nabi saw: "Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni." Setelah itu barulah junjungan nabi saw ingin masuk dan duduk di dalam rumah Kyai Agung. Inilah kisah mimpi Kyai Agung, setelah sinyal mimpi itu, maka Kiai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan mawlid, sehingga dalam pelayaran sekalipun dan meskipun hanya 2 atau 3 orang saja dalam acara pembacaan tersebut. (Seperti yang telah dikisahkan diatas)
9. Keberkatan Menyayangi Kanak-kanak[15]
Antara sifat yang menonjol pada diri As Sayid Habib Nuh adalah beliau sangat menyayangi anak-anak. Sering orang bertemu Habib Nuh bersama dikelilingi oleh anak-anak. Ini sesuatu yang ganjil. Kadang-kadang beliau singgah di toko-toko bersama kelompok anak dan anak itu mengambil seberapa banyak makanan yang ada tanpa apa-apa bayaran.
Anehnya, ke semua tuan toko tidak melarang perbuatan itu. Karena mereka yakin toko mereka akan mendapat keberkatan jika dikunjungi oleh Habib Nuh bersama kelompok anak tersebut. Ini terbukti, setiap toko orang Islam yang didatangi oleh Habib Nuh bersama anak, kemudian menjadi maju dan tidak putus-putus dikunjungi pelanggan.
Sayid Habib Nuh sayang kepada kanak-kanak karena mereka adalah Ahlul Jannah (ahli Syurga). Kelakuan Sayid Habib Nuh itu agak aneh bagi seorang yang sudah tua. Memang itu di antara keanehan Habib Nuh, seorang yang mempunyai keistimewaan yang terlindung dari Allah SWT.
10. Tebuan Menghormati Jenazah Beliau[16]
Diceritakan ketika keranda jenazah beliau diusung untuk ke makam pusaranya, mereka yang mengusungnya terpaksa membawa keranda tersebut melalui ke satu lorong kecil. Di mana kiri dan kanan sepanjang perjalanan di lorong kecil tersebut kedapatan penuh dengan pohon bambu Cina serta dedaunnya yang panjang. Saat melewati lorong itu, keranda menabrak sarang tawon sehingga sarang itu pecah. Tapi tawon-tawon itu tidak sedikit pun menganggu orang yang mengiringi jenazah itu.
11. Pusara Terselamat Dari Letupan Bom dan Pemugaran.
Karamah beliau tidak habis di situ saja. Selama Perang dunia kedua, ketika Telok Blangah dibom dengan hebatnya oleh Jepang, tidak ada satu bom pun singgah di pusara Habib Nuh. Dan ketika pemerintah Singapura ingin membangun satu jalan raya di Tanjung Pagar, akhirnya jembatan telah dirancang untuk menekuk melingkarinya, tingginya hampir sama dengan posisi makam.
12. Hujan bagi nelayan
Satu lagi kejadian yang terjadi, pada suatu hari satu rombongan nelayan-nelayan melayu dari area Pasir Panjang telah menemukan Habib Nuh. Mereka mengadu bahwa air di sumur-sumur mereka mulai kering karena kemarau. Habib Nuh membawa mereka ke sebuah surau dimana Habib Nuh menengadahkan dua tangan dan memohon Rahmat dari ALLAH, saat doa sedang dibaca tiba-tiba langit yang cerah dan terang benderang berubah menjadi gelap dan terus hujan turun perlahan lahan selama beberapa jam. Melihat hujan turun, seorang dari rombongan tersebut yang berada dalam surau menangis terisak isak. Habib Nuh tanyakan kepada orang tersebut "Kenapa kamu menangis?" Maka orang tersebut menjawab "Saya terlalu gembira karena hujan telah turun". Habib Nuh memberitahu orang tersebut dan lain-lain yang masih berada dalam surau tersebut, "Inilah kekuasaan ALLAH jika kamu sembahkan dengan ikhlas sepanjang waktu, maka segala permintaan kamu akan dikaruniai ALLAH ".
13. Mengabari orang akan meninggal
Pada suatu hari satu rombongan orang orang telah mengunjungi kediaman Habib Nuh, mereka menunggu di ruang rumah karena waktu itu Habib Nuh sedang sholat Ashar.Setelah sholat Habib Nuh keluar menemukan tamu tersebut, sewaktu beliau berjabat tangan dengan orang ke dua dari rombongan tersebut. Habib Nuh telah merenung ke wajahnya dan berkata "Lebih baik kamu pulang, karena ibumu sedang kritis akan meninggal". Orang tersebut ditemani oleh Habib Nuh dan ketika mereka tiba di rumahnya ditemukan ibunya baru saja meninggal dunia.
Makam beliau terletak di 37 Palmer Road, Tanjong Pagar, Singapura 079424, biasa jam ziarah buka pukul 09.00 sampai 20.00 malam waktu Singapura. Keistimewaan Habib Nuh al-Habsyi makin tersohor apabila kerajaan Singapura sewaktu pembuatan jalan raya mencoba untuk memindahkan makam beliau tetapi gagal. Sebuah bangunan makam yang menarik yang menyerupai Mesjid lengkap dengan tempat tinggal Imam, telah di bangun di area perkuburannya. Bilik atau "chamber" yang mengelilingi area perkuburannya telah dibangun oleh Tuan Syed Muhammad bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Abdillah As Shofie Asseggaff (yang dikenal dengan nama Nong Chick) pada tahun 1890 M/1307 H, setelah itu bangunan makam yang memiliki 49 anak tangga telah diperindah dan diperbaiki dari waktu ke waktu oleh dermawan dermawan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar