HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Kamis, 14 Januari 2016

HABIB ALI KWITANG, HABIB ALI BUNGUR DAN HABIB SALIM BIN JINDAN

Sebuah kisah Renungan 
(Jangan Pernah Membanding-Banding Ulama) 
----------------------------------------------------
HABIB ALI KWITANG, HABIB ALI BUNGUR DAN HABIB SALIM BIN JINDAN
Ada seseorang bertanya kepada al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang): “Bib hukum makan babi bagi seorang muslim apa?”Maka dijawab Habib Ali Kwitang: “Haram.”Lalu orang itu datang kepada al Habib Ali bin Husein Alatas (Bungur) dan bertanya dengan
pertanyaan yang sama: “Bib hukumnya makan babi bagi seorang muslim apa? ”Maka dijawab oleh Habib Ali Bungur: “Haram.”Lalu orang itu datang
kepada al-Habib Salim bin Jindan dan bertanya seperti semula: “Bib hukumnya makan babi bagi seorang muslim apa?”Maka dijawab oleh Habib
Salim bin Jindan: “Boleh dan halal kalau buat ente…?!”Lalu orang itu kembali datang menemui Habib Ali Kwitang dan mengadukan atas jawaban Habib Salim bin Jindan yang menjawab pertanyaannya itu. Maka Habib Ali Kwitang memanggil Habib Ali Bungur dan juga Habib Salim bin Jindan untuk berkumpul di Majelis Kwitang. Setelah semuanya sudah kumpul, maka Habib Ali
Kwitang bertanya kepada Habib Salim bin Jindan: “Ya iyed Salim, apakah iyed menjawab bahwa
makan babi itu hukumnya boleh dan halal buat orang ini yang dia seorang muslim?”Lantas Habib Salim bin Jindan menjawab: “Ya Habibana Ali,
hukumnya boleh (mubah) dan halal untuk seekor anjing makan babi, sebab orang ini
adalah anjing berwujud manusia. Kenapa ana bilang orang ini anjing? Sebab dia sudah bertanya tentang hukum agama dengan seorang ulama
yaitu Antum ya Habibana Ali Al Habsyi Kenapa dia trus bertanya lagi kepada Habibana Ali Bungur dan juga dia bertanya lagi kepada ana, maka orang seperti ini golongan orang yang suka membanding-bandingkan ulama dengan ulama lain.
Maka dia pantas
untuk disebut anjing.”

sumberali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar