HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Selasa, 19 April 2016

ALLAH MENOLONG ORANG YANG JUJUR DAN MENEPATI JANJI

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil meminta kepada seseorang Bani Israil lainnya agar memberikan pinjaman kepadanya seribu dinar. Lalu si pemberi pinjaman berkata, “Datangkanlah para saksi. Saya meminta mereka untuk bersaksi.”
Lantas orang yang meminta pinjaman berkata, “Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi saksi.”
Pemberi pinjaman menambahkan, “Datangkanlah seorang penjamin,.”
Dia menjawab, “Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penjamin.”
Pemberi pinjaman berkata, “Engkau benar.”
Kemudian dia menyerahkan piutang tersebut kepadanya sampai waktu yang ditentukan.
Selanjutnya si peminjam pergi mengarungi lautan untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah itu, dia mencari kendaraan yang akan digunakan untuk mendatangi pemberi pinjaman sesuai waktu yang telah ditetapkan. Ternyata dia tidak menemukan kendaraan. Lantas dia mengambil kayu dan melubanginya, lalu dia memasukkan seribu dinar di dalamnya dan selembar kertas darinya untuk temannya (si pemberi pinjaman). Kemudian dia meratakan tempatnya kembali.
Selanjutnya dia membawa kayu tersebut ke laut. Dia berkata, “Ya Allah! Sungguh, Engkau mengetahui bahwa saya meminjam seribu dinar kepada si fulan, lalu dia meminta penjamin kepadaku dan saya berkata, ‘Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penjamin.’ Dia pun ridha karena Engkau. Dia juga meminta saksi, lalu saya berkata, ‘Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi saksi.’ Dia pun ridha karena Engkau. Sesungguhnya saya telah bersusah payah untuk menemukan kendaraan untuk mengantarkan utangku kepada pemiliknya, ternyata saya tidak menemukan. Sungguh, saya menitipkan kayu ini kepada-Mu.”
Lantas dia melemparkannya ke laut sampai masuk ke dalam laut kemudian bergerak. Di samping itu dia masih saja mencari kendaraan untuk menuju ke daerahnya.
Di lain pihak, si pemberi pinjaman menanti-nanti barangkali kendaraan yang membawa piutangnya telah datang. Ternyata ada kayu yang mengapung di dekatnya. Lalu dia mengambil kayu tersebut untuk dijadikan sebagai kayu bakar buat keluarganya. Ketika dia menggergajinya, dia menemukan uang dan selembar kertas. Kemudian si peminjam hutang datang dan memberikan seribu dinar, lalu dia berkata, “Demi Allah, saya telah bersusah payah mencari kendaraan untuk menyerahkan piutangmu. Ternyata saya tidak menemukan kendaraan sebelum saya datang sekarang ini.”
Setelah beberapa waktu kemudian, teman yang meminjam uang darinya telah sampai. Dia bertanya, “Apakah engkau pernah mengirimkan sesuatu kepadaku?”
Dia menjawab, “Saya kan sudah bilang bahwa saya tidak menemukan kendaraan sebelum saya datang sekarang ini.”
Dia berkata, “Allah telah mengantarkan darimu sesuatu yang engkau kirimkan melalui kayu dan mengalir dengan membawa seribu dinar.”
(HR. Al-Bukhari).

Senin, 18 April 2016

CINTA RABIAH AL-ADAWIYAH KEPADA ALLOH

Pada suatu hari seorang lelaki datang kepada Rabiah al-Adawiyah al-Bashriyah dan bertanya, “Saya ini telah banyak melakukan dosa. Maksiat saya bertimbun meleblhl gunung-gunung. Andaikata saya bertobat, apakah Allah akan menerima tobat saya?” “Tidak,” jawab Rabiah dengan suara sangar. Pada kali yang lain seorang lelaki datang pula kepadanya. Lelaki itu berkata, “Seandainya tiap butir pasir itu adalah dosa, maka seluas gurunlah tebaran dosa saya.
Maksiat apa saja telah saya lakukan, baik yang kecil maupun yang besar. Tetapi sekarang saya sudah menjalani tobat. Apakah Tuhan menerima tobat saya?” “Pasti,” jawab Rabiah dengan tegas. Lalu ia menjelaskan, “Kalau Tuhan tldak berkenan menerlma tobat seorang hamba, apakah mungkin hamba itu tergerak menjalani tobat? Untuk berhenti darl dosa, jangan simpan kata “akan atau “andaikata” sebab hal itu akan merusak ketulusan niatmu.”
Memang ucapan sufi perempuan dari kota Bashrah itu seringkali menyakitkan telinga bagi mereka yang tidak memahami jalan pikirannya. Ia bahkan pernah mengatakan, “Apa gunanya meminta ampun kepada Tuhan kalau tidak sungguh-sungguh dan tidak keluar dari hati nurani?” Barangkali lantaran ia telah mengalami kepahitan hidup sejak awal kehadirannya di dunia ini. Sebagai anak keempat. Itu sebabnya ia diberi nama Rabiah. Bayi itu dilahirkan ketika orang tuanya hidup sangat sengsara meskipun waktu itu kota Bashrah bergelimang dengan kekayaan dan kemewahan. Tidak seorang pun yang berada disamping ibunya, apalagi menolongnya, karena ayahnya, Ismail, tengah berusaha meminta bantuan kepada para tetangganya.
Namun, karena saat itu sudah jauh malam, tidak seorang pundari mereka yang terjaga. Dengan lunglai Ismaill pulang tanpa hasil, padahal ia hanya ingin meminjam lampu atau minyak tanah untuk menerangi istrinya yang akan melahirkan . Dengan perasaan putus asa Ismail masuk ke dalam biliknya. Tiba-tiba matanya terbelak gembira menyaksikan apa yang terjadi di bilik itu.
Seberkas cahaya memancar dari bayi yang baru saja dilahirkan tanpa bantuan. siapa-siapa . “Ya Allah,” seru Ismail, “anakku, Rabiah, telah datang membawa sinar yang akan menerangi alam di sekitarnya.” Lalu Ismail menggumam, “Amin.” Tetapi berkas cahaya yang membungkus bayi kecil itu tidak membuat keluarganya terlepas dari belitan kemiskinan. Ismail tetap tldak punya apa-apa Kecuali tiga kerat roti untuk istrinya yang masih lemah itu. Ia lantas bersujud dalam salat tahajud yang panjang, menyerahkan nasib dlrinya dan seluruh keluarganya kepada Yang Menciptakan Kehidupan.
Sekonyong-konyong ia seolah berada dalam lautan mimpi manakala gumpalan cahaya yang lebih benderang muncul di depannya, dan setelah itu Rasul hadir bagaikan masih segar-bugar. Kepada Ismail, Rasulullah bersabda, “Jangan bersedih, orang salih. Anakmu kelak akan dicari syafaatnya oleh orang-orang mulia. Pergilah kamu kepada penguasa kota Bashrah, dan katakan kepadanya bahwa pada malam Jumat yang lalu ia tidak melakukan salat sunnah seperti biasanya. Katakan, sebagai kifarat atas kelalaiannya itu, ia harus membayar satu dinar untuk satu rakaat yang ditinggalkannya.
Ketika Ismail mengerjakan seperti yang diperintahkan Rasulullah dalam mimpinya, Isa Zadan, penguasa kota Bashrah itu, terperanjat. Ia memang biasa mengerjakan salat sunnah 100 rakaat tiap malam, sedangkan saban malam Jumat ia selalu mengerjakan 400 rakaat. Oleh karena itu, kepada Ismall diserahkannya uang sebanyak 400 dinar sesuai dengan jumlah rakaat yang ditinggalkannya pada malam Jumat yang silam. Itulah sebagian dari tanda-tanda karamah Rabiah al-Adawiyah, seorang sufi perempuan dari kota Bashrah, yang di hatinya hanya tersedia cinta kepada Tuhan. Begitu agungnya cinta itu bertaut antara hamba dan penciptanya sampai ia tidak punya waktu untuk membenci atau mencintai, untuk berduka atau bersuka cita selain dengan Allah.
Tiap malam ia bermunajat kepada Tuhan dengan doanya, “Wahai, Tuhanku. Di langit bintang-gemintang makin redup, berjuta pasang mata telah terlelap, dan raja-raja sudah menutup pintu ger- bang istananya. Begitu pula para pecinta telah menyendiri bersama kekasihnya. Tetapl, aku kini bersimpuh di hadapan-Mu, mengharapkan cinta-Mu karena telah kuserahkan cintaku hanya untuk-Mu.”
Fariduddin al-Attar menceritakan dalam kitab Taz-kiratul Auliya bahwa Rabiah pandai sekali meniup seruling. Untuk jangka waktu tertentu ia menopang hidupnya dengan bermain musik. Namun, kemudian ia memanfaatkan kepandaiannya untuk mengiringi para sufi yang sedang berzikir dalam upayanya untuk menekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu ia mengunjungi masjid-masjid, dari pagi sampai larut malam. Namun, lantaran ia merasa dengan cara itu Tuhan tidak makin menghampirinya, maka ditinggalkannya semua itu.
Ia tidak lagi meniup seruling, dan ia tidak lagi mendatangi masjid-masjid. Ia menghabiskan waktu dengan beribadah dan berzikir. Setelah selesai salat isa, ia terus berdiri mengerjakan salat malam. Pernah ia berkata kepada Tuhan, “Saksikanlah, seluruh umat manusia sudah tertidur lelap, tetapi Rabiah yang berlumur dosa masih berdiri di hadapan-Mu. Kumohon dengan sangat, tujukanlah pandangan-Mu kepada Rabiah agar ia tetap berada dalam keadaan jaga demi pengabdiannya yang tuntas kepada-Mu.”
Jika fajar telah merekah dan serat-serat cahaya menebari cakrawala, Rabiah pun berdoa dengan khusyuk, “Ya, illahi. Malam telah berlalu, dan siang menjelang datang. Aduhai, seandainya malam tidak pernah berakhir, alangkah bahagianya hatiku sebab aku dapat selalu bermesra-mesra dengan-Mu. illahi, demi kemuliaan-Mu, walaupun Kautolak aku mengetuk pintu-Mu, aku akan senantiasa menanti di depan pintu karena cintaku telah terikat dengan-Mu.”
Lantas, jika Rabiah membuka jendela kamarnya, dan alam lepas terbentang di depan matanya, ia pun segera berbisik, “Tuhanku. Ketika kudengar margasatwa berkicau dan burung-burung mengepakkan sayapnya, pada hakikatnya mereka sedang memuji-Mu. Pada waktu kudengar desauan angin dan gemericik air di pegunungan, bahkan manakala guntur menggelegar, semuanya kulihat sedang menjadi saksi atas keesaan-Mu.
Tentang masa depannya ia pemah ditanya oleh Sufiyan at-Thawri: “Apakah engkau akan menikah kelak?” Rabiah mengelak, “Pernikahan merupakan keharusan bagi mereka yang mempunyai pilihan. Padahal aku tidak mempunyai pilihan kecuali mengabdi kepada Allah.” “Bagaimanakah jalannya sampai engkau mencapai martabat itu?” “Karena telah kuberikan seluruh hidupku,” ujar Rabiah. “Mengapa bisa kaulakukan itu, sedangkan kami tidak?” Dengan tulus Rabiah menjawab, “Sebab aku tidak mampu menciptakan keserasian antara perkawinan dan cinta kepada Tuhan.”
sumber

Sabtu, 09 April 2016

Apa faedahnya kita menghadiri majelis haul ?

Maka jawabnya, banyak faedahnya. Pada ghalib (yang nyata)-nya, acara yang dilakukan di dalam majelis haul adalah:
1. Membaca DzikruLlah secara beramai-ramai, seperti biasanya ketika haul Imam Syaikh Abu Bakar bin Salim akan dibacakan Wirdul Sughra, Wirdul kubro Syaikh Abu Bakar bin Salim dan Maulid Adh-Dhiyaul Lami' susunan Al-Habib 'Umar ibn Muhammad ibn hafizh
2. Membaca Yasin atau mengkhatam al-Quran dan pahalanya dihadiahkan kepada shohibul haul.
3. Membaca manaqib shohibul haul,
4. Dapat duduk bersama ulama dan mendengar nasihat dan peringatan daripada mereka5. Membaca petikan dari kitab-kitab karangan shohibul haul, dan banyak lagiiii ........
1. BerdzikruLlah.Kelebihan berdzikruLlah ini sangat banyak.
Bacalah di dalam kitab Fadhilat Dzikir oleh Syeikhkul Hadits Maulana Zakaria al-Kandahlawi. Di dalam kitab tersebut ada dijelaskan lebih dari 70 faedah atau keutamaan dari berdzikir. Di sini kami sampaikan sedikit diantara mengenai fadhilat keutamaannya dan juga menjadi dalil berdzikir secara bersama-sama (jama’ah).
Di antaranya:إذا مررتم برياض الجنة فارتعوا. قيل: وما رياض الجنة يارسول الله؟ قال: حلق الذكرArtinya: “Apabila kalian melalui suatu taman syurga, maka hendaklah kalian berhenti”. Mereka bertanya: “Apakah taman syurga itu, wahai Rasulullah? Baginda صلى الله عليه وآله وسلم menjawab: Halaqah (kumpulan) dzikir” (Hadits riwayat at-Tirmidhi)
Sabda Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلملا يقعد قوم يذكوون الله تعالى إلا حفتهم الملا ئكة، وغشيتهم الرحمة، ونزلت عليهم السكينة، وذكرهم الله فيمن عندهArtinya: “Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah Ta’ala, melainkan mereka akan dikelilingi oleh para malaikat dan akan dilimpahi rahmat serta akan diturunkan ke atas mereka ketenangan dan Allah akan menyebut mereka di hadapan para malaikatNya" (Hadits riwayat Muslim)
أن النبي خرج على حلقة من أصحابه فقال: ما يجلسكم؟ قالوا: جلسنا نذكر اللهَ ونحمده. فقال: إنه أتاني جبريل، فأخبرني أنّ الله يباهي بكم الملائكةArtinya: “Bahwa suatu ketika Nabi صلى الله عليه وآله وسلم keluar dan melalui suatu halaqah dari para shahabatnya. Baginda صلى الله عليه وآله وسلم bersabda: Apakah yang menyebabkan kalian duduk beramai-ramai? Para shahabat رضي الله عنهم menjawab: Kami berdzikir serta memuji Allah. Maka Baginda صلى الله عليه وآله وسلم bersabda: Sesungguhnya Jibril عليه السلام telah datang kepadaku dan mengkhabarkan kepadaku bahwasanya Allah Ta’ala membanggakan kalian di hadapan para malaikatNya (Hadits riwayat Muslim)
مامن قوم اجتمعوا يذكرون الله لا يريدون بذلك إلا وجه تعالى إلا ناداهم مناد من السماء: قوموا مغفورا لكم، قد بدلت سيئاتكم حسناتArtinya: “Tidaklah suatu kaum yang berkumpul untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala, (yang mana mereka) tidak menginginkan sesuatu kecuali keredhaanNya, melainkan ada suara yang menyeru mereka dari langit: Berdirilah kalian dalam keadaan diampunkan kesalahan kalian, sesungguhnya keburukan yang kalian lakukan telah digantikan dengan kebaikan. (Hadits riwayat Ahmad, ath-Thabarani dan Abu Ya’la)
Keutamaan majelis zikir• Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan
kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi:
Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab : Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara/merugi orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)
Anjuran untuk ingat (berzikir) kepada Allah Taala•
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)
Cukuplah sekadar beberapa hadits untuk menyatakan kelebihan berdzikiruLlah.
2. Mendoakan shohibul haul, bacaan tahlil atau surah yasin atau mengkhatam al-Quran yang mana pahalanya dihadiahkan kepada shohibul haul.
Mengenai menghadiahkan bacaan tahlil, bacaan al-Quran ke mayyit, maka, disisi pendapat jumhur ulama ahlus sunnah wal jamaah, perbuatan ini dianjurkan dan sampai pahala yang dihadiahkan kepada orang yang telah mati. Persoalan ini sudah sering dibahaskan. Maka kami rasa tidak perlu lagi untuk diperjelaskan.
Hanya ingin mengungkapkan sedikit perkataan ulama tentang perkara tersebut, sebagaimana di dalam terjemahan Ajwibah al-Ghaliyyah karya Habib Zein bin Sumaith: “Tersebut Di dalam kitab al-Majmu’ syarah al-Muhazzab oleh Imam an-Nawawi (15/522): “Berkata Ibn Nahwi di dalam Syarah al-Minhaj: Di dalam mazhab Syafi’i, menurut qaul yang masyhur, pahala bacaan tidak sampai. Tetapi menurut qaul yang mukhtar, sampai pahala apabila dimohonkan kepada Allah agar disampaikan pahala bacaan tersebut”.Dalam menanggapi qaul yang masyhur tersebut, maka Syaikhul Islam, Syaikh Zakaria al-Anshari mengatakan di dalam kitabnya Fathul Wahhab (2/19):
وماقاله من مشهور المذهب محمول على ماإذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو ثواب قرائته لهArtinya: Apa yang dikatakan sebagai qaul masyhur di dalam mazhab Syafi’i itu dalam pengertian: Jika al-Quran itu dibaca dengan tiada kehadiran orang mati (tidak dibaca di hadapan orang mati) dan tidak meniatkan pahala bacaan itu bagi orang mati.”Maka jika dibaca dengan di niatkan sebagai pahala, Insya Allah layaknya sebuah doa, pasti Allah mengabulkannya.
3. Membaca Manaqib
Perkataan manaqib itu adalah bentuk jamak dari mufrod manqobah, yang di antara artinya adalah cerita kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang. Jadi membaca manaqib, artinya membaca cerita kebaikan amal dan akhlak terpujinya seseorang. Oleh sebab itu kata-kata manaqib hanya khusus bagi orang-orang baik dan mulia. Maka hukumnya juga harus bahkan dianjurkan, kerana manaqib menceritakan teladan yang baik untuk diikuti. Apa faedahnya membaca manaqib dan memperingati orang-orang sholeh?
Maka faedahnya membaca manaqib dan mengingati orang-orang sholeh adalah sepertimana yang tersebut di dalam sebuah hadits riwayat ad-Dailami didalam Musnad al-Firdaus daripada Sayyidina Muadz رضي الله عنهذكر الأنبياء من العبادة وذكر الصالحين كفارة وذكر الموت صدقة وذكر القبر يقربكم من الجنةMaksudnya: Mengingati para Nabi adalah ibadah, mengingati orang-orang sholeh adalah kaffarah (bagi dosa), mengingati mati adalah sedekah dan mengingati qubur mendekatkan kalian semua kepada syurga. (menurut Imam asy-Sayuthi didalam al-Jami’ asy-Shoghir dan al-Munawi didalam Faidhul Qadir)
Muhammad bin Yunus رحمه الله تعالى berkata:ما رأيت أنفع للقلب من ذكر الصالحينArtinya: Tiada melihat aku akan sesuatu yang terlebih manfaat bagi hati daripada mengingati riwayat hidup orang-orang sholeh.
Sufyan bin Uyainah رحمه الله تعالى mengatakanعند ذكر الصالحين تنزل الرحمةArtinya: Tatkala menyebut orang-orang sholeh akan bercucuran rahmat.
Imam Junaid al-Baghdadi رحمه الله تعالى pula berkata: Hikayat (kisah orang-orang sholeh) itu adalah merupakan tentera dari tentera-tentera Allah Ta’ala dimana Allah menetapkan hati para auliyaNya dengan kisah-kisah tersebut. Maka ditanyai oleh orang kepada Imam Junaid: Apakah engkau mempunyai asas menyokong katamu itu? Maka beliau menjawab: Dalil atau landasan hukum bagi kenyataannya itu adalah firman Allah [bermaksud]: Dan semua kisah-kisah Rasul-rasul itu, kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad), yang dengannya Kami teguhkan hatimu. (Surah Hud:120).
Imam Abu Hanifah.rhm berkata: Kisah-kisah para ulama dan kebaikan-kebaikan mereka lebih aku sukai daripada banyaknya (masalah) fiqih, kerana kisah-kisah tersebut mengandungi adab-adab dan akhlaq mereka.
Waallahu'alam Bishowab...

MENGENAL RASULULLAH SAW MELALUI CINTA KEPADA AHLUL BAITNYA

Segala puji bagi Allah SWT Pencipta manusia yang bersuku-suku dan berkelompok-kelompok. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang yang paling dimuliakan kelompok dan golongannya, leluhurnya dan keturunan setelahnya. Semoga tercurahkan juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga kelak nanti.
Allah SWT menciptakan manusia beraneka ragam, dan menjadikannya bergolongan-golongan dan berkabilah-kabilah, tidak lain tujuannya agar saling mengenal satu dengan yang lainnya. Diantara golongan tersebut ada yang dijadikan oleh Allah lebih mulia daripada golongan yang lain. Dan hal itu merupakan fadl ikhtisos (keistimewaan khusus) yang Allah anugerahkan kepada hamba yang dipilih-Nya.
Sebagaimana Allah telah menjadikan semua masjid di dunia ini sama di dalam keutamaan dan kemuliaannya, akan tetapi Allah memberi keutamaan lebih kepada Masjidil Haram, Masjid Al-Aqsa dan Masjid Nabawi. Begitu pula Allah menjadikan semua nasab dan keturunan manusia di dunia ini sama di dalam derajatnya, akan tetapi Allah melebihkan derajat dan keutamaan kepada nasab Ahlul Bait yang bersambung kepada Baginda Muhammad SAW. Hal ini bukan menunjukkan ketidak adilan Allah dengan membedakan satu golongan terhadap golongan yang lain, namun inilah letak keadilan Allah yang telah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.
Dan sesuatu yang bergandeng namanya dengan sesuatu yang mulia pasti akan menjadi mulia. Bukankah Masjid Nabawi yang bergandeng namanya dengan Nabi Muhammad SAW menjadi mulia karena Nabi? Begitu pula nasab keturunan beliau menjadi mulia sebab beliau SAW. Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِين
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam dan Nuh dan keluarga Ibrahim dan keluarga Imran dari segenap umat manusia”[1]
Jika Allah telah memilih keluarga Ibrahim dan keluarga Imran diantara segenap manusia apakah Allah tidak akan memilih keluarga Nabi Muhammad SAW sedangkan beliau adalah sebaik-baik Nabi dan Rasul ?[2]
Para ulama telah sepakat bahwa Ahlul Bait Rasulullah adalah mereka keturunan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA, keturunan Sayyidina Abbas bin Abdul Mutthalib, keturunan Sayyidina 'Aqil bin Abi Thalib dan keturunan Sayyidina Jakfar bin Abi Thalib. Merekalah yang dimaksud oleh Allah SWT dalam Al-Quran[3] :
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Sesungguhnya Allah ingin menghilangkan kotoran (kotoran yang bersifat maknawi seperti syirik dan kejekan) dari kalian wahai para Ahlul Bait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya”[4]
Rasul SAW telah mewasiatkan kepada umatnya perihal Ahlul Bait. Beliau tinggalkan 2 perkara yang dengan keduanya Umat Muhammad tidak akan tersesat selama-lamanya, beliau SAW bersabda :
أَمَّا بَعْدُ أَلاَ أَيُّـهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوْشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رَسُوْلَ رَبِّيْ فَأَجِيْبُ وَأَنَا تَارِكٌ فِيْكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَاُب اللهِ فِيْهِ الْهُدَى وَالنُّوْرُ فَخُذُوْا بِكِتَابِ اللهِ وَاسْتَمْسَكُوْا بِهِ فَحَثَّ عَلَى كِتَابَ اللهِ وَرَغِّبْ فِيْهِ ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ
“Adapun setelahnya.., ketahuilah wahai manusia sesungguhnya aku hanya seorang manusia yang diberi risalah oleh Tuhanku kemudian aku menyampaikannya. Dan aku tinggalkan untuk kalian 2 perkara yang agung : yang pertama adalah Kitab Allah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah Kitab Allah (Al-Quran) dan berpegang teguhlah kalian dengannya; dan (yang kedua) Ahlul Baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah terhadap Ahlul Baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah terhadap Ahlul Baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah terhadap Ahlul Baitku”[5]
Beliau SAW menjadikan kecintaan terhadap Ahlul Bait sebagai tangga mencapai kecintaan kepada beliau. Banyak hadist-hadits yang menganjurkan agar Umat Muhammad mencintai Ahlul Bait, hal ini tidak lain karena mulianya Baginda Muhammad SAW dan keturunannya, beliau bersabda :
أَحِبُّوْا للهَ لمِاَ يَغْدُوْكُمْ بِهِ مِنْ نِعَمِهِ وَ أَحِبُّوْانِيْ بِحُبِّ اللهِ وَ أَحِبُّوْا أَهْلَ بَيْتِيْ بِحُبِّيْ
“Cintailah Allah sebagaimana ia telah memberikan nikmat kepada kalian, dan cintailah aku (Rasulullah) karena kecintaan kalian kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan kalian kepadaku”[6]
Apabila seseorang cinta kepada orang lain, pasti sesuatu yg dicintai orang tersebut akan mencintainya juga. Seperti para sahabat baginda Muhammad, mereka menggapai kecintaan Nabi dengan teguhnya keimanan dan besarnya kecintaan mereka kepada keluarga Nabi. Coba lihat bagaimana Sayyidina Abu bakar As-Shiddiq menyeru kepada umat ini :
ارْقُبُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِ بَيْتِه
“Jagalah, hormatilah dan muliakanlah Ahlul Bait (keluarga) Rasulullah SAW” [7]
Maka lihatlah bagaimana orang-orang dahulu cinta kepada Ahlul Bait. Mereka mengorbankan semuanya untuk meraih kecintaan kepada para keturunan Rasulullah SAW, hingga mereka mendapatkan anugerah dari Allah sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasul-Nya. Cukuplah perkataan seorang ulama yang berkata :
فَازَ كَــلْبٌ بِحُبِّ أَصْحَابِ كَهْفٍ # فَكَيْفَ أَشْقَى بِحُبِّ آلِ مُحَــمَّدِ
“Seekor Anjing menjadi beruntung karena cinta kepada Ashabul Kahfi #
Bagaimana mungkin seseorang akan celaka dengan mencintai keluarga Muhammad SAW”
Dikisahkan bahwa dahulu seorang ulama yang bernama Syekh Muhammad bin Abu Bakar Abbad ketika ada seorang keturunan Rasul yang masuk ke Kota Syibam di Negeri Yaman, meski beliau tidak mengetahui kedatangannya dan tidak mendengar kedatangannya, beliau berkata kepada pembantunya : “Lihatlah kalian di Kota ini, apakah ada seorang dari Bani 'Alawi (Keturunan Rasulullah yang lebih dikenal dengan sebutan Sayid atau Habib) yang masuk ke dalam Kota ini beberapa hari kemarin?”. Apabila ada, maka beliau akan membantunya dan memenuhi kebutuhannya. Ketika beliau ditanya : “Dari mana engkau mengetahui hal itu wahai syekh?” Beliau menjawab : “Sungguh aku mencium bau harum Rasulullah SAW masuk ke dalam kota ini”.[8]
Itulah keutamaan yang Allah berikan kepada orang yang bersungguh-sungguh mencintai keluarga Nabi. Tidak akan pernah celaka orang yang mencintai keturunan beliau. Sebab hakekat cinta tersebut untuk meraih cinta Rasul SAW. Dan dengan kecintaan kepada beliau akan mendatangkan cinta dari Allah SWT
Semoga Allah SWT menganugerahkan kepada kita kecintaan hakiki kepada keluarga Nabi hingga membuahkan cinta dari Nabi Muhammad kepada kita. Amin..
[1] Q.S. Al-Baqarah : 33
[2] Az-Zahrah Al-Athirah fi Hadits Al-‘Ithrah, hal : 82
[3] Sirah Alu Bait An-Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Ahbab Ar-Rasul, hal : 12
[4] Q.S. Al-Ahzab : 33
[5] Shahih Muslim, hadits : 2408, hal : 1312
[6] Tuhfah Al-Ahwadzi bisyarh Jami’ At-Tirmidzi, Juz 1, hal : 198
[7] Shahih Al-Bukhari, Juz 3, Hadits : 3713, hal : 579
[8] Dhuhur Al-Haqaiq, hal : 171
====Alwafa biahdillah====
©Pecinta Riyaadhul Jannah •5B240254
"CARA UNTUKMENDEKATI ALLAH SWT IALAH DENGAN MEMANDANG ORANG-ORANG SHOLEH DAN KITA DIPANDANG  OLEH MEREKA" (AL HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD)

5 malam mulia

Saudaraku, Jangan lupa malam ini adalah malam 1 Rajab, yang mana doa kita ,-Insya ALLAH- akan di ijabah oleh ALLAH SWT. RASULULLAH SAW bersabda,
" خَمْسُ لَيَالٍ لا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ : أَوَلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ "
Artinya: "Ada 5 malam yang (insya ALLAH) doa-doa tidak akan ditolak,,
1.Malam 1 Rajab
2.Malam nisfu Sya'ban
3.Malam Jumat
4.Malam Idul Fitri
5.Malam Idul Adha."
Bagaimanakah menyambut malam pertama Bulan Rajab?
عن أنس بن مالك قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال: «اللهم بارك لنا في رجب، وشعبان، وبلغنا رمضان»
Diriwayatkan daripada Sayyidina Anas bin Malik R.A beliau berkata: bahwasanya apabila telah masuk Bulan Rajab Rasulullah saw berdo'a : " Ya Allah limpahkanlah berkah kepada kami pada Bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah (panjangkan umur) kami ( untuk memasuki) Bulan Ramadhan "

Agar mudah melewati shirath

[Sulthanul ilmi Alhabib Salim Bin Abdullah Asy-Syathiri ....]
---------------------------------------
Al habib Salim pernah berkata, "Siapa yang membaca wirid/amalan ini setelah sholat fardhu Subuh , tanpa merubah posisi duduk tawaruk (tahiyat akhir) sebanyak 4 x dengan membaca:
ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ . ﺇﻟﻬﺎ ﻭﺍﺣﺪ ﺍ ﻭﺭﺑﺎ ﺷﺎ ﻫﺪﺍ ﻭﻧﺤﻦ ﻟﻪ ﻣﺴﻠﻤﻮﻥ ٤ X
Asyhadu aL-Laa iLaaha iL-La-LLohu wahdahu La syarikalah. iLaa haan wa-hidan wa rob-ban sya-hidan wa nahnu Lahu muslimun 4x (Hamba bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, yang Maha Esa , tiada sekutu bagiNya, Tuhan yang Maha Ahad (satu), Tuhan yang Maha Menyaksikan, kepadaNya-lah kami berserah diri)
Maka jembatan shirathal mustaqim yang panjangnya bisa ribuan tahun, di hari kiamat kelak, akan dipendekkan oleh Allahu subhanahu wa ta'ala sehasta (sepanjang lengan orang dewasa), sehingga kita bisa melompat dengan mudah ke jannah disebrangnya, bagi siapa saja yang mau istiqomahkan dalam mengamalkannya/
membiasakannya. Semoga kita semua dapat senantiasa mengamalkannya...
Aamiin.

sumber

Doa Akhir Jumat, Sholat, Amalan & Puasa Bulan Rajab

Doa Akhir Jumat, Sholat, Amalan & Puasa Bulan Rajab 

A. Doa Akhir Jumat Bulan Rajab

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ra memberikan ijazah kepada Habib Umar bin Muhammad Maulakhela untuk membaca: 
Ahmadur rosuulullooh Muhammadur rosulullooh (Artinya: Ahmad adalah Rasulullah. Muhammad adalah Rasulullah) sebanyak 35 kali di hari Jumat terakhir bulan Rajab ketika khotib sedang duduk di antara 2 khutbah (berkhutbah).

Beliau ra berkata, “Barang siapa membaca kalimat di atas pada Jumat terakhir bulan Rajab, ketika khotib sedang duduk di antara 2 khutbah (berkhutbah), maka selama setahun tangannya tidak akan pernah kosong dari rezeki.”



B. SHOLAT SUNAT PADA BULAN RAJAB


Shalat sunnat ini dilaksanakan pada malam tanggal 1, malam Jum'at pertama, malam tanggal 15 dan malam terakhir tanggal 29/30 bulan rajab.

Adapun cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. PADA MALAM TANGGAL 1 BULAN RAJAB

1) Melaksanakan shalat sunnat sebanyak 10 raka'at (5 kali salam)

2) Niatnya :

Rajab_1

Usholli sunnatan syahri rojaba rok'ataini lillahita'ala.

3) Bacaaannya tiap ba'da Fatihah:

- Surat al-Ikhlas 3x.

- Surat al-Kafirun 3x.

4) Setelah salam akhir membaca do'a:

Rajab_2

Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah. Lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun. Laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Allahumma laa maani'a limaa a'thoita wala mu'thi lima mana'ta wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu.

2. PADA MALAM JUMAT PERTAMA BULAN RAJAB

1) Melaksanakan shalat sunnat sebanyak 12 raka'at (6 kali salam)

2) Niatnya sama dengan di atas.

3) Bacaaannya tiap ba'da Fatihah:

- Surat al-Qodar 3x.

- Surat al-Ikhlas 12x.

4) Setelah salam akhir membaca sholawat sebanyak 70 kali:

Rajab_3

Allohumma sholli 'ala muhammadininnabiyyil ummiyi wa 'alaa alihi wasallim.

5) Kemudian sujud sambil membaca tasbih sebanyak 70 kali:

Rajab_4
Subbuhun quddusun robbul malaaikati warruhi.

6) Kemudian duduk sambil membaca tasbih sebanyak 70 kali:

Rajab_5

Robbigfir warham watajawwaz 'amma ta'lamu fainnaka antal 'azizul a'dzhim.

7) Kemudian sujud lagi sambil membaca tasbih seperti pada sujud pertama.

Rajab_4
8) Selanjutnya setelah bangkit dari sujud yang kedua membaca do'a rajab:

Rajab_11

Alloohumma thohhir lisaanii minal kidzbi wa qolbii minnifaaqi wa'amalii minarriyaa-i wabashorii minalkhiyaanati fa-innaka ta'lamu khoo-inatal a'yuni wamaa tukhfish shuduur.
Catatan: 
Do'a Rajab ini sebaiknya juga dibaca pada setiap berdo'a. 


3. PADA MALAM TANGGAL 15 BULAN RAJAB

Pelaksanaannya sama seperti pada malam tanggal 1.

Setelah salam akhir membaca do'a:

Rajab_6

Laa ilaaha illalahu wahdahu la syariikalah Lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun. Laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Ilaahan waa hidan ahaadan shomadan fardan witron lam yattakhidz shoohibatan wa laa waladan.

4. PADA MALAM TANGGAL 29/30 BULAN RAJAB

Pelaksanaannya sama seperti pada malam tanggal 1.

Setelah salam akhir membaca do'a:

Rajab_7

Laa ilaaha illalahu wahdahu la syariikalah Lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun. Laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Wa shollallohu 'ala sayyidina muhammadin wa 'alaa alihitthohiriina wa lahaula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil adzhim.
 

4. BACAAN TASBIH PADA BULAN RAJAB
 

1) Tanggal 1-10:

Rajab_8
Subhaanalloohhil hayyil qoyyuum 100x.

2) Tanggal 11-20:

Rajab_9
Subhaanalloohhil ahadish
shomad 100x.

3) Tanggal 21-30:

Rajab_10
Subhaanalloohhir ro-uuf 100x.


C. KELEBIHAN BULAN REJAB ( AMALAN dan 
     Dzikir  Di Bulan REJAB )
 
 
Beberapa hadist Rasulullah saw menunjukkan kelebihan bulan Rejab:

1. Hendaklah kamu memuliakan bulan Rejab, niscaya Allah memuliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari Qiamat.

2. Bulan Rejab bulan Allah, bulan Sya’ban bulanku, dan bulan Ramadhan bulan umatku.

3. Kemuliaan Rejab dengan malam Isra’ Mi’rajnya, Sya’ban dengan malam nisfunya dan Ramadhan dengan Lailatul-Qadarnya.

4. Puasa sehari dalam bulan Rejab mendapat syurga yang tertinggi (Firdaus).Puasa dua hari dilipatgandakan pahalanya.

5. Puasa 3 hari pada bulan Rejab, dijadikan parit yang panjang yang menghalangnya ke neraka (panjangnya setahun perjalanan).

6. Puasa 7 hari pada bulan Rejab, ditutup daripadanya 7 pintu neraka.

7. Puasa 16 hari pada bulan Rejab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga, dan menjadi orang yang pertama menziarahi Allah dalam syurga.

8. Kelebihan bulan Rejab dari segala bulan ialah seperti kelebihan Al-Quran keatas semua kalam (perkataan).

9. Puasa sehari dalam bulan Rejab seumpama puasa empat puluh tahun dan iberi
minum air dari syurga.

10. Bulan Rejab Syahrullah (bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Puasa dalam bulan Rejab, wajib bagi yang ber puasa i. Diampunkan dosa-dosanya yang lalu. Dipelihara Allah umurnya yang tinggal.Terlepas daripada dahaga di akhirat.

11. Puasa pada awal Rejab, pertengahannya dan pada akhirnya, seperti puasa sebulan pahalanya.

12. Siapa bersedekah dalam bulan Rejab, seperti bersedekah seribu dinar, dituliskan kepadanya pada setiap helai bulu roma jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu derjat, dihapus seribu kejahatan

“Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rejab/ Isra Mi’raj akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa.”

- “Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rejab akan mendapat kemuliaan di sisi ALLAH SWT.” “Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rejab, maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat.”

- “Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, permintaannya akan dikabulkan.”

- “Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga.”

- “Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya.”

Amalan dan Dzikir Di Bulan Rajab

Di bulan Rejab terdapat amalan khusus dan amalan umum. Amalan khusus adalah amalan yang dilakukan pada hari atau malam tertentu di bulan Rejab. Adapun amalan umum adalah amalan yang dilakukan selama di bulan Rejab. Amalannya sebagai berikut:

Pertama: Rasulullah saw juga bersabda: “Bulan Rejab adalah bulan permohonan pengampunan bagi ummatku, maka hendaknya mereka memperbanyak istighfar di dalamnya.” Yakni:

" Astaghfirullâha wa atûbu ilayh "
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya

Kedua: Dalam suatu riwayat disebutkan: Bagi yang tidak mampu berpuasa agar memperoleh pahala puasa di bulan Rejab, maka hendaknya setiap hari ia membaca tasbih berikut 100 kali:

" Subhânal ilâhil jalîl, subhâna Man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal a’azzil akram, subhâna Man labisal ‘izzi wa huwa lahu ahlun."

Mahasuci Tuhan Yang Maha Agung, Maha suci yang tak layak bertasbih kecuali kepada-Nya, Maha suci Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Maha suci Yang Menyandang keagungan dan hanya Dia yang layak memilikinya.

Ketiga: Membaca:

" Yâ Dzal jalâli wal-ikrâm, yâ Dzan na’mâi wal-jûd, yâ Dzal manni wath-thawl, harrim syaibatî `alan nâri."

Wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia, wahai Pemilik kenikmatan dan kedermawanan, wahai Pemilik anugerah dan karunia, selamatkan putihnya rambutku dari api neraka.

Keempat: Rasululah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rejab Istighfar berikut sebanyak 100 kali dan mengakhirnya dengan bersedekah, Allah akan mengakhirinya dengan rahmat dan maghfirah. Barangsiapa yang membacanya 400 kali, Allah memcatat baginya pahala 100 syuhada’:

" Astaghfirullâha lâilaha illa Huwa wahdahu lâ syarîkalah, wa atûbu ilayh."
Aku memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, aku bertaubat kepada-Nya.”

Kelima: Membaca Lailâha illallâh (1000 kali).
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rejab Lâilâha illallâh sebanyak seribu kali , Allah mencatat baginya seratus ribu kebaikan dan membangunkan baginya seratus kota di surga.”

Keenam: membaca Astaghfirullâh wa atûbu ilayh, pagi dan sore sebanyak (70 kali), dan diakhiri dengan membaca doa:

" Allâhummaghfirlî wa tub `alayya "
Ya Allah, ampuni aku dan bukakan pintu taubat bagiku.

Dalam suatu hadis dikatakan: Barangsiapa yang membaca Istighfar pagi dan sore sebanyak 70 kali dan kemudian diakhiri dengan doa tersebut dengan mengangkat tangannya, jika ia mati di bulan Rejab matinya diridhoi oleh Allah dan tidak disentuh oleh api neraka karena berkah bulan Rejab.

Ketujuh: membaca istighfar berikut sebanyak seribu kali agar diampuni dosanya oleh Allah Yang Maha Penyayang:

" Astaghfirullâha Dzal jalâli wal-ikrâm min jamî`idz dzunûbi wal-âtsâm "
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia dari semua dosa dan kesalahan.

Kedelapan: membaca Surat Al-Ikhlash sebelas ribu kali atau seribu kali atau seratus kali.
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Ikhlash seratus kali pada hari Jum’at bulan Rejab, ia akan memperoleh cahaya yang mengantarkan ke surga.”

Kesembilan: Dalam suatu hadis disebutan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan Rejab, dan melakukan sholat sunnah empat rakaat (2 kali salam). Rakaat pertama setelah Fatihah membaca ayat Kursi seratus kali, dan rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash dua ratus kali, maka saat matinya ia akan menyaksikan tempatnya di surga atau diperlihatkan kepadanya.”

Kesepuluh: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan sholat sunnah empat rakaat (2 kali salam) pada hari Jum’at di bulan Rejab antara sholat Zuhur dan Ashar; setiap rakaat setelah Fatihah membaca ayat Kursi tujuh kali dan Surat Al-Ikhlash, kemudian sesudah salam membaca Astaghfirullâhalladzî lâilâha illâ Huwa wa as-aluhut tawbah (10 kali), Allah mencatat baginya dari hari itu (hari ia melakukan sholat) sampai hari kematiannya setiap hari seribu kebaikan; memberinya untuk setiap ayat yang ia baca satu kota di surga dari yaqut merah; untuk setiap hurufnya satu istana di surga dari mutiara; diberinya pasangan bidadari dan diridhoi tanpa sedikitpun murka; dan Allah mencatatnya sebagai orang-orang ahli ibadah, dan mengakhiri hidupnya dengan kebahagiaan dan pengampunan yang terbaik.”

Kesebelas: Puasa tiga hari: hari kamis, Jum’at dan Sabtu.
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa pada Kamis, Jum’at dan Sabtu di bulan-bulan yang mulia, Allah mencatat baginya ibadah sembilan ratus tahun.”

Kedua belas: Sholat enam puluh rakaat selama bulan Rejab; setiap malam dua rakaat, setiap rakaat setelah Fatihah membaca Surat Al-Kafirun (3 kali) dan Surat Al-Ikhlash (sekali). Sesudah salam membaca doa berikut sambil mengangkat tangan:

Lâilaha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyî wa yumît, wa Huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, wa ilayhil mashîr, walâ hawla wala quwwata illâ billahil `aliyyil `azhîm. Allahumma shalli `alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa âlihi.

Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia Yang Hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, kepada-Nya kembali segalanya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan keluarganya.

Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa orang yang melakukan amalan tersebut Allah mengijabah doanya dan memberinya enam puluh pahala haji dan umrah.

Ketiga belas: Rasulullah saw bersabda: “orang yang membaca Surat Al-Ikhlash (100 kali) dalam sholat sunnah dua rakaat di malam bulan Rejab, nilainya sama dengan berpuasa seratus tahun di jalan Allah, dan memberinya seratus istana di surga, setiap istana bertetangga dengan para Nabi (as).”

Keempat belas: Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca setiap hari dan malam di bulan Rejab, Sya’ban dan Ramadhan Surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing (3 kali), kemudian membaca masing-masing (3 kali):

Subhânallâhi wal-hamdulillâhi, wa lâilâha illallâh wallâhu akbar, walâ hawla walâ quwwata illâ billâhil `aliyyil `azhîm.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung

Allâhumma shalli `alâ Muhammadin waâli Muhammad
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

Allâhummaghfir lil-mu’minîna wal-mu’minât
Ya Allah, ampuni kaum mukminin dan mukminat

Kemudian membaca istighfar berikut (400 kali):

Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,

maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak tetesan hujan, daun-daun pepohonan, dan buih di lautan.”

D. Puasa Rajab


Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Muharram yang artinya dimulyakan (Ada 4 bulan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulya lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram(mulya)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah Riwayatnya al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi saw, 'Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.' Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"

Menurut al-Syaukani (Naylul Authar, dalam bahasan puasa sunat) ungkapan Nabi "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.

Adapun beberapa hadis lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab. Seperti berikut ini: 

  • "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
  • Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid: Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
  • "Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
  • Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi saw berkata: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."
Hadis-hadis tersebut dha'if (kurang kuat) sebagaimana ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi.

Ibnu Hajar, dalam kitabnya "Tabyinun Ujb", menegaskan bahwa tidak ada hadis (baik sahih, hasan, maupun dha'if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang menghususkan bulan Rajab dengan puasa.

Ditulis oleh al-Syaukani, dlm Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis yang umum (spt yang disebut pertamakali di atas) itu cukup menjadi hujah atau landasan. Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.

Keutamaan Rumah Yang Dibacakan Maulid Didalamnya

Berkata Imam abdurrahman bin abu bakar bin muhammad, Jalaluddin Assayuthi, dalam kitab nya  "alwasail fi syarhi syamail" :
وقال سلطان العارفين في كتابه الوسائل في شرح الشمائل : ما من بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة بأهل ذلك المكان وعمهم الله بالرحمة والمطوقون بالنور يعني جبريل وميكائيل وإسرافيل قربائيل وعينائيل والصافون والحافون والكروبيون فإنهم يصلون على من كان سببا لقراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم

قال : وما من مسلم قرئ في بيته مولد النبي إلا رفع الله تعالى القحط والوباء والحرق والآفات والبليات والنكبات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص عن أهل ذلك البيت فإذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير وكان في مقعد صدق عند مليك مقتدر


"Tidak ada dari rumah, masjid,atau tempat-tempat,apa saja yg di sana dibacakan maulid nabi, melainkan malaikat mendatanginya dan Allah turunkan rahmatnya dan berdatangan dgn membawa nur malaikat jibril,mikail, isrofil, qorbail, ainail, dan bershof shof berbaris2 malaikat2 yg banyak,mereka mendoakan atas karena disana ada orang yang membaca maulid nabi muhammad,

Beliau berkata lagi : 
Tidak ada dari orang islam yg dirumah nya dibaca maulid nabi, melainkan terangkat dari rumah itu dan penghuni rumah itu akan kesusahan, wabah penyakit, kebakaran, penyakit-penyakit, bala bencana, marah-marah, hasud, penyakit ain, pencurian perampokan , apabila ia mati,maka Allah ringankan nanti untuk menjawab munkar nakir, dan ia berada ditempat yang ia senangi disisi tuhan yg maha kuasa.
sumber

Jumat, 08 April 2016

Kisah nyata mimpi dari putri AlHabib Salim Assyatiry

اللهم صل علي سيدنا محمد
Kisah nyata mimpi dari putri AlHabib Salim Assyatiry
Tadi malam aku bermimpi....
Aku seolah saat itu aku sudah mati, aku bisa melihat orang orang yang menangisi kepergianku, saat itu aku mengalami rasa takut yang luar biasa, tatkala mulai di tinggalkan sendirian dalam liang lahat, ketika keluargaku pun ikut meninggalkan kuburanku dgn tangisan, aku berkata pada mereka dengan air mata yang mengalir
"abah..! ummah..! kakak..! adik..! jangan tinggalin aku sendiri disini, aku takut.."
tapi mereka tidak mendengar sama sekali, ketakutanku itu semakin menjadi ketika waktu maghrib sudah mulai datang dan aku berada di tempat yang gelap seorang diri.

Aku mendengar suara langkah. Karena menyadari akan ada sesosok makhluq Allah yang akan menghampiriku, membuatku tambah ketakutan, dan akupun memejamkan mataku seraya mendengar suara yang berkata : "Ikutlah denganku"
aku masih terdiam karena ketakutan, dan dia berkata lagi "tak usah takut, ikutlah denganku, disini bukan tempatmu".

Akupun mengikutinya, kami terbang ke suatu ruangan yang dipenuhi dengan aktifitas kesibukan membawa banyak kertas. Aku bertanya padanya : Tempat apakah ini?
Dia : ini adalah tempat dimana do'a insan dikumpulkan.
Aku : apa isi kertas itu?
Dia : isi kertas itu adalah do'a 
Aku : apa itu do'a setiap insan di setiap waktu?
Dia : ini bukan hanya do'a setiap insan, tapi do'a seluruh makhluq Allah.
Aku : apa setiap do'a akan naik kesini?
Dia : tidak, hanya do'a yang mengucapkan Shalawat atas Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam-lah yg hanya akan sampai kesini, ayo mari.... ! ikutlah denganku!

Akupun terbang mengikuti wanita itu dan sampailah kami di suatu ruangan dimana ruangan itu tertata dengan rapi.
Aku : bagaimana dengan tempat ini? Hanya tampak ada sedikit malaikat yang bertugas disini di banding tempat yang sebelumnya?
Dia : Ya, tempat ini dikhususkan untuk pengiriman rezeki ke seluruh alam atas izin Allah.
Aku : Subhaanallah ! apa ini juga termasuk pengiriman mushibah juga azab kpd mahluq-Nya?
Dia : disini hanya mencatat apa yang Allah kehendaki, malaikat disini hanya menjalankan tugas menurunkan rezki dan musibah atas Izin-Nya.

Ayo ikutlah lagi denganku ke tempat berikutnya! Aku di ajak terbang ke suatu ruangan yang sepi. Hanya ada 1 malaikat yg bertugas disana.
Aku : mengapa dia sendirian?
Dia : ini adalah ruangan khusus dimana malaikat ini bertugas mencatat dan menerima ungkapan SYUKUR & TERIMAKASIH dari hamba Allah
Aku : apakah ini juga mencakup seluruh alam?
Dia : tentu
Aku : mengapa sesedikit ini? bukankah banyak sekali hamba Allah yang bersyukur?
Dia : banyak dari mereka yang bersyukur hanya dengan lisan saja, tidak melibatkan ungkapan yang tulus dari hati atas pemberian Rabb-Nya.
Aku menangis saat itu mengetahui aku termasuk orang yang miskin dalam bersyukur.
Aku : mengapa kau begitu mengetahui tentang hal ini?
Dia : ayahku yang memberitahukan ini kepadaku.
Aku : apakah kau juga memberitahukan hal ini kepada selain aku? Mengapa sosok bidadari seperti engkau begitu peduli dgn pendosa seperti diriku?
Dia : (tersenyum) tidak, hanya orang2 tertentu, ... aku peduli padamu
Aku : sungguh Mulia Engkau, Rahmat Allah atasmu & keluargamu.

Dia : kemarilah anakku !
Aku : Mengapa engkau memanggilku dengan sebutan anakmu?
Dia : karrna engkau memang anakku, darah dagingku.

Aku : aku ini putri dari pernikahan Sayyid Salim Asy Syathiri dgn Syarifah Humaira Al Haddad, akulah darah daging mereka....
(kami menangis)

Dia : akulah ibu dari ayah ibumu dan kakekmu berasal.....
Akulah Fathimah Al Batul ......
Sontak aku terbangun dari mimpi itu dengan air mata kerinduan ....
Kerinduan kepadamu Wahai Putri Rasulullah 
Aku tak akan lupa, masih terbayang mimpi itu,
masih terbayang indah wajahnya,
masih terbayang suara lembutnya..

اللهم صل وسلم وبارك وكرم على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله الطيبين واصحابه اجمعين ...

Bau Busuk di Kuburan Sang Penegak Hukum

Dalam kitab Nashâihul ‘Ibâd, Syaikh Nawawi al-Bantani mengungkap kisah seorang pencuri kain kafan dan seorang hakim dalam sebuah negara.
Drama keduanya bermula ketika hakim yang dikenal sangat saleh itu merasakan detik-detik akhir usianya.
Sang hakim gundah, terutama soal nasibnya nanti selepas prosesi pemakaman dirinya.
akankah kain kafannya selamat dari tindak pencurian sebagaimana banyak kasus yang menimpa tetangganya saat itu? Ia tahu siapa yang biasa melakukannya. Maka dipangillah tukang nyolong kain mayat tersebut.
“Aku telah menyiapkan sejumlah uang seharga kain kafanku. Ambilah, tapi tolong jangan koyak kuburanku.”
Si pencuri kain kafan mendengarkan dengan baik pesan sang hakim. Ia menyanggupi permintaannya.
Si pencuri ternyata tak sungguh-sungguh memegang janjinya setelah hakim itu meninggal dunia. Di benaknya terlintas godaan mencuri kain kafan sang hakim.
Istrinya sempat meredam niat buruknya ini, tapi gagal. Proses penggalian kubur pun berlangsung.
Dalam aksi nekatnya inilah tukang curi kain kafan mendapatkan pengalaman ajaib.
Telinganya seperti mendengar suara dua malaikat. Ia seolah dibimbing merekam peristiwa yang tak lazim dapat ditangkap indra itu.
“Ciumlah bau kakinya (hakim),” ujar malaikat satu kepada yang lain.
“Tidak ada yang aneh. Dia tidak menggunakan kedua kakinya untuk maksiat.”
Penciuman terus berlanjut pada kedua tangan dan mata. Hasilnya sama. Tak ditemukan kejanggalan karena si hakim mampu menjaga tangan dan penglihatannya dari perbuatan haram.
Malaikat lalu mulai memeriksa kedua telinga si hakim. Satu telinga masih luput dari masalah, tapi tidak untuk telinga bagian lain.
“Apa yang kau temukan?” tanya mailakat satu kepada yang lain.
“Sebuah bau busuk.”
“Kau tahu bau apa ini? Ini bau perbuatan si hakim yang cenderung mendengarkan satu pihak ketimbang yang lain dalam penyelesaian kasus sengketa dua pihak. Tiup!”
Begitu tiupan diembuskan, api tiba-tiba memenuhi kuburan. Dan sejak peristiwa itulah pencuri kain kafan mengalami kebutaan.
Syaikh Nawawi tak mencantumkan riwayat secara rinci perihal kisah dramatis ini.
Beliau hanya menyebutnya berasal dari cerita sebagian ulama terdahulu. Syaikh Nawawi mengulasnya ketika menjelaskan balasan kehidupan setelah mati.
Cerita di atas setidaknya berpesan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh sikap tidak adil dalam penegakan hukum tak hanya menimpa pada orang lain tapi juga diri sendiri.
Citra positif di mata orang lain sebagai orang saleh tak akan mampu mengapus risiko dan tanggung jawab akibat kebusukan perilaku yang disembunyikan.
Bukankah pengadilan sebenarnya justru terjadi setelah kehidupan di dunia ini?
Wallahu`alam

Kebesaran Hati As-Sayyid Al-Habib Muhammad Alawi al-Maliki

Majalah Aljami’ah Almadinah Almunawwaroh, pernah memuat sebuah artikel dari seorang pakar, yaitu Dr. Abdul Qodir Assindi (Madinah) yang berisi kecaman, hinaan, dan penghakiman terhadap pemikiran dan pribadi Sayyid Muhammad Alawi Almaliki, sebagai propaganda yang mengarah pada perbuatan bid’ah. Tentu saja artikel itu mendapat banyak perhatian publik sekaligus mengundang keresahan umat. Sehingga beberapa ulama’ dan tokoh-tokoh pembesar menelpon seraya menghibur Sayyid Muhammad “jangan risau dan tidak usah menghiraukan tulisan Assindi”, tidak ketinggalan beberapa santri beliau juga merasa geram dengan ulah Assindi.
Namun Syaikh Muhammad hanya menanggapi dengan senyum. Selang satu bulan berikutnya, Sayyid Muhammad mengajak beberapa santri pergi ke Madinah, sebelum berangkat beliau mmerintahkan agar memasukkan lembaran-lembaran uang kertas ke dalam tas. Sesampainya di jalanan kota Madinah, beliau berhenti di sebuah rumah. Para santri tidak ada yang tahu rumah siapa itu. Setelah disambut oleh tuan rumah, terlihat adanya perbincangan yang cukup akrab antara Sayyid Muhammad dan tuan rumah, sehingga terkesan keduanya sudah kenal lama dan akrab.
Maaf, Apakah benar ini rumah tuan Dr. Abdul Qodir Assindi?. Tanya Sayyid Muhammad.
Iya betul. Saya sendiri. Jawab tuan rumah.
Kalau begitu, mohon terimalah ini. Kata Sayyid Muhammad sambil menyerahkan satu tas uang yang sudah dipersiapkan dari rumah.
Rupanya keduanya belum saling mengenal, dan ternyata rumah itu adalah rumah Dr. Abdul Qodir Assindi yang beberapa waktu lalu telah mengecam habis-habisan Sayyid Muhammad lewat tulisannya di Majalah Aljami’ah Almadinah Almunawwaroh.
Setelah memberikan tas yang berisi uang tersebut, Sayyid Muhammad langsung berpamitan, Sehingga Dr. Abdul Qodir Assindi belum berkesempatan menanyakan nama tamunya. Ia juga sama sekali tidak menyangka bahwa tamu yang datang memberinya uang dalam jumlah yang cukup banyak itu adalah Sayyid Muhammad, orang yang telah ia cabik-cabik nama baik dan harga dirinya di media.
Tidak lama kemudian, terlihat Assindi lari mengejar dan menghampiri Sayyid Muhammad yang saat itu masih ada di jalan depan, lalu ia merangkul Sayyid Muhammad dan memeluknya erat, sambil sesunggukan ia berkata, “Anda tentu Sayyid Muhammad Almaliki, kini saya yakin sepenuh hati, bahwa anda adalah keturunan Rasulullah, sebab tidak ada yang membalas cacian dan hinaan dengan hadiah, kecuali ia adalah keturunan Rasulullah. Saya tidak meragukan lagi keagungan pribadi Anda wahai Sayyidi.
Assindi larut dalam haru, ada rasa tak percaya, ada kekesalan, ada rasa malu, ada kekaguman yang besar, semua berpadu dalam satu nuansa yang membawa jiwa dan hatinya menjadi yakin bahwa orang yang dihadapannya adalah benar-benar orang pilihan, berhati mulia dan mempunyai pribadi yang mengagumkan. Sayyid Muhammad bagi Assindi adalah orang yang memiliki kebesaran hati yang sepadan dengan ketinggian ilmunya, begitu legowo memaafkan dirinya yang jelas-jelas telah mempermalukannya melalui media. Anggapan dan tuduhan sebagai penyebar bid’ah hanyalah kebohongan semata. Sungguh luar biasa.
Para santri yang saat itu diajak Sayyid Muhammad ke Madinah yang ternyata untuk menemui Dr. Abdul Qodir Assindi merasa kagum dan bangga atas apa yang mereka saksikan. Sang guru telah mempertontonkan sesuatu yang luar biasa, sebuah keteladanan di hadapan mereka. Lisanul hal afshohu min lisanil maqol.
Waallohu a’lam....

Bulan Rajab Adalah Kunci dari Bulan-Bulan Berikutnya

*Sang Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz*
(Bulan Rajab Adalah Kunci dari Bulan-Bulan Berikutnya)
--------------------------------------------------
Dengan karunia dari Allah SWT kita akan segera memasuki bulan Rajab yang penuh berkah.
Baginda Nabi SAW bersabda: “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”. (Imam Al Suyuti).
Fakta bahwa Rajab adalah bulan Allah berarti layak dihormati, Baginda Rasulullah SAW sangat menghormati bulan Rajab. Ketika bulan Rajab datang beliau akan mencari berkah, dengan mengatakan:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا في رَجَبٍ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِّغْنا رَمَضَانَ
Ya Allah berkati kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan semoga kami bisa sampai pada Ramadhan, (Imam Ahmad),
Rajab adalah kunci dari bulan-bulan terbaik yang datang mengikuti sesudahnya, Imam Abū Bakar al-Warrāq berkata, “Di bulan Rajab kamu menanam bibitnya, di bulan Sya’ban kamu merawat dan menyiraminya, dan di bulan Ramadhan adalah waktu panen”, beliau juga berkata,“Rajab seperti angin, Sya’ban adalah awan mendung, dan Ramadhan hujannya”.
Di bulan Rajab kedua orang tua Rasulullah SAW menikah dan di bulan yang sama ibunda Sayyidah Aminah hamil janin manusia pilihan terbaik yang pernah diciptakan Allah yaitu baginda Rasulullah SAW.
Dari para ulama kita tahu bahwa Isra’ Mi’raj juga terjadi pada malam 27 Rajab. Itulah malam dimana Rasulullah menerima kemuliaan teragung yang pernah diberikan kepada ciptaanNya.
Malam pertama bulan Rajab, kita disarankan untuk fokus beribadah kepada Allah di malam pertama Rajab. Telah diriwayatkan bahwa baginda Rasul SAWbersabda, “Ada lima malam mulia yang do’anya ‘tidak ditolak: malam pertama Rajab, malam kelima belas dari Sya’ban (nisfu Sya’ban), Kamis malam (malam Jumat), malam sebelum Idul Fitri dan malam sebelum Idul al-Nahr (Adha)” (Imam Al Suyuti).
Sayyiduna `Ali Karramallahu Wajhahu senantiasa menghabiskan empat malam dalam ibadah: malam pertama Rajab, malam sebelum dua `Id, dan malam 15 Sya’ban. Untuk alasan ini para ulama dari Tarim mengadakan majlis khusus dzikirullah pada malam pertama bulan Rajab dan diikuti dengan mengadakan maulid besar keesokan harinya.
Rajab, Bulan Istighfar (mohon Pengampunan). Cara terbaik untuk mempersiapkan hati untuk menerima ganjaran kemuliaan dari Allah adalah mensucikan diri melalui pertobatan.
Telah diriwayatkan: “Mohon banyak pengampunan dari Allah di bulan Rajab karena dalam setiap jam (dalam bulan Rajab) Allah membebaskan orang orang dari neraka” (Imam Al Dailami).
Untuk alasan ini para ulama mengatakan bahwa Rajab adalah bulan mencari pengampunan, Sya’ban adalah bulan menganugerahkan sholawat dan salam kepada Nabi, dan Ramadhan adalah bulan Al Qur’an.
Waallahu'alam...

PESAN SAYYIDIL HABIB UMAR BIN HAFIDZ DI BULAN RAJAB

11. AMAL 
hendaknya diraih di bulan Rajab ini :
يغتنم المسلم فضيلة هذا الشهر الكريم بعدة أمور، من أهمها:
Hendaknya bagi setiap kaum Muslimin untuk tidak menyia nyiakan keutamaan bulan yang sangat mulia ini dengan beberapa perkara, diantaranya:
1- كثرة الاستغفار وتحقيق التوبة النصوح
1.Perbanyak membaca Istighfar dan bertaubat dengan sebenar benarnya taubah.
2- العزم الصادق في الإقبال على الله بفعل الطاعات، وترك المعاصي والمخالفات.
2.Kesungguhan didalam mengejar ridho ALLAH Subhanahu wa Ta'ala dengan melaksanakan keta'atan, dan meninggalkan kemaksiatan yang dilarang ALLAH.
3- النظر في أحواله وإصلاحها وإقامتها على منهج المتابعة للنبي محمد صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم
3.Menginterospeksi keadaan dirinya kemudian memperbaikinya serta membangun kehidupannya di atas peneladanan Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa ala alihi wa sohbihi wa sallam.
4- تفقُّد شأنه في الفرائض وكيفية أدائها وسننها ورواتبها وحضور القلب فيها.
4.Memperhatikan keadaan dirinya dalam menjalankan kewajiban yang ALLAH wajibkan kepadanya secara detail dan di dalam menjalankan sunnah-sunnah serta rawatib, dan memperhatikan kehadiran hatinya didalam menjalankan semua itu.
5- الحرص على الصف الأول في الجماعة، والحرص على التكبيرة الأولى مع الإمام فلا تفوته.
5.Berusaha untuk selalu sholat berjamaah di shaf pertama. dan berusaha untuk selalu mendapatkan takbiratul ihram setelah imam.
6- أن يتفقد نفسه في القرآن ونصيبه من تلاوته وتدبره، والحرص على العمل بما فيه.
6.Hendaknya memiliki saham yang besar didalam membaca Al Qur'an, mentadabburi ayat-ayatnya, serta dalam mengamalkan tuntunannya.
7- المحافظة على الأذكار في الصباح والمساء وبعد الصلوات، وفي الأحوال المختلفة.
7.Merutinkan pembacaan dzikir di pagi dan sore hari dan dzikir seusai sholat lima waku.
8- أن يتفقَّد نفسه في المعاملة مع الأهل والأصحاب والأصدقاء والأقارب والجيران، ومع عامة الخلق وخاصتهم.
8.Memperhatikan dirinya dalam bergaul yang baik dengan rumah tangga, sahabat, teman, keluarga, tetanggga dan kepada seluruh mahluk.
9- صيام ما تيسر من أيام الشهر، وخصوصا الاثنين والخميس والأيام البيض.
9.Berpuasalah di bulan ini, khususnya dihari Senin dan Kamis, dan juga di AYYAMUL BHIDH (13, 14, 15 di bulan Hijriah).
10- أن يكون له نصيب من الصدقات والتفقُّد للفقراء والمساكين، والإحسان إليهم.
10. Hendaknya memiliki saham besar dalam bersedekah dan memenuhi hajat orang-orang faqir dan miskin, dan berbuat paik kepada mereka.
11- اغتنام هذه الليالي في العبادة، خصوصا وقت السحر، فينبغي في مثل هذا الشهر أن يكون له حال حسن في المعاملة مع السحر، ليدخل في دائرة من أثنى عليهم الرب الأكبر في القرآن بالاستغفار في الأسحار، قال تعالى ( وبالأسحار هم يستغفرون) وقال سبحانه وتعالى: ( والمنفقين والمستغفرين بالأسحار ) وقال تعالى ( إنهم كانوا قبل ذلك محسنين كانوا قليلا من الليل ما يهجعون وبالأسحار هم يستغفرون ).
11.Hendaknya mengambil kesempatan emas dimalam malam bulan rajab ini untuk beribadah, khususnya di waktu akhir malam, maka alangkah baiknya jika di bulan ini kita berada di dalam keadaan yang mulia disaat akhir malam, dimana ALLAH berfirman: -(dan di saat sahar (akhir malam) mereka meminta pengampunan)- dan ALLAH juga berfirman: -(orang yang selalu menginfakkan hartanya dan yang meminta pengampunan di malam hari)-, dan ALLAH juga berfirman -(Sesungguhnya mereka sebelumnya adalah orang orang yang baik, yang sedikit dari malam-malamnya tertidur dan di malam hari selalu beristgfar meminta pengampunan ALLAH)-.
نسأل الله أن يوفر حظنا من هذه الليالي وهذا الشهر، وأن يجعلنا من المقبولين المسعودين في الدنيا والآخرة.
Kami memohon kepada ALLAH untuk memberikan bagian besar dari kemuliaan malam-malam bulan yang mulia ini, dan menjadikan kita dari hamba-hamba yang diterima ibadahnya dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان وأعِنا على الصيام والقيام.

sumber

KISAH MBAH MANGLI DAN ABAH GURU SEKUMPUL

Pernah suatu ketika Abah Guru kedatangan seorang tamu dari magelang jawa tengah, nama tamu tersebut adalah Kyai Hasan Asykari, biasa di panggil Kyai/Mbah Mangli. Beliau adalah seorang ulama besaar, ribuan murid beliau, beliau dikenal sebagai seorang Wali dari Wali-wali Allah, salah satu karomah beliau adalah; apabila mengadakan pengajian, beliau tidak pernah menggunakan pengeras suara, namun anehnya dari ribuan jemaah beliau tak satu pun yang tak mendengar suara beliau…
Subhanallah..!
Kedatangan Kyai Mangli di sambut Abah Guru dengan hangat, kala itu Kyai Mangli menginap di rumah Abah Guru, Abah Guru pun menyediakan sebuah kamar buat sang Kyai tidur dan beristirahat. Pada waktu malam, Abah melewati kamar yang digunakan Kyai Mangli untuk istirahat, dan pada saat itu pintu kamar itu terbuka…Abah Guru melihat Kyai Mangli tidur di lantai, tidak di kasur/ranjang yg sudah di sediakan,…
Abah Guru sangat menjaga adab beliau kepada seorang kyai sepuh, maka Abah Guru pun juga tidur dan berbaring dilantai di depan kamar tidur yg di tempati Kyai Mangli, hal ini karena tawadhu dan menghormati tamunya…
Subhanallah…!
Dua orang Auliya Allah Ta’ala yang sama-sama luar biasa akhlaknya

sumber

Sabtu, 02 April 2016

Makna Hadits : “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan … “

ASY-SYAIKH ‘UBAID BIN ‘ABDILLAH AL-JABIRY hafizhahullah menjawab
Bahwa ketika aku memaparkan hadits ini maka aku katakan yang dimaksud adalah  kebaikan yang sempurna dan menyeluruh.Inilah yang wajib dipahami.
Kemudian kita ketahui, di antara masyarakat awam kaum muslimin, yang tidak termasuk para penuntut ilmu, maka mereka terbagi menjadi   dua golongan:
Golongan Pertama:
Golongan yang memiliki semangat untuk duduk dengan para ulama dan mengambil faedah dari dari mereka.Dia berada di atas kebaikan dan  istiqomah. Golongan yang seperti inilah yang mendapatkan bagiannnya (yang baik) insya Allah.
Golongan Kedua :
Orang yang berpaling, yang tidak ada sedikitpun kecintaan terhadap ilmu, bahkan kejahilan senantiasa bercokol dalam dirinya.Sampai-sampai dia tidak bisa membaca Al-Fatihah dengan baik, padahal itu termasuk salah satu rukun sholatnya.Maka golongan inilah yang riskan dalam bahaya.
sumber

Jumat, 01 April 2016

Habibana Munzir al Musawa tentang Tarekah Alawiyah dan tentang baiat di Tarekah Alawiyah

"majelis rasulullah saw bukan ajang tarekat manapun, majelis taklim ini adalah Medan Dakwah Nabi saw, untuk siapa saja, semua yg diajarkan adalah bimbingan Rasul saw, semua yg disampaikan adalah yg sejalan dengan dakwah Rasul saw secara umum, bukan untuk kelompok tertentu.
dan saya bukan pula mursyid, istilah ini rasanya sudah tidak pernah terdengar dalam kalangan Tarekat alawiyyah, yg dikenal hanya Ulama, Fuqaha, Kyai, dll "
----------------
pertanyaan :
habib apakah bisa sy dekat dengan ALLAH SWT tanpa mengikuti thariqoh?
Jawaban habibana:
thoriqoh/tarekat, bukan merupakan hal yg harus, ini hanya salah satu cara untuk lebih mudah mencapai khusyu dan keridhoan Allah swt., bukan hal yg wajib atau mesti.
-----------------
saudaraku yg kumuliakan,
Dalam tarekat alawiyah yg ada adalah Ijazah, bukan bai'at, karena tarekat ini beda dg yg lainnya, tarekat ini berjalan sesuai hadits dan sunnah nabi saw, maka siapapun yg ingin megikutinya, mengambil sebagian saja, atau sesaat ikut2an saja, atau mengambil keseluruhannya, tak perlu dg bai;at, dan pada dasarnya hampir seluruh indonesia ini bahkan hampir seluruh dunia sudah berjalan dg tarekat alawiyah, yaitu maulid, ratib, tahlil, wird allathif, itu semua adalah bimbingan tarekat alawiyah, ia adalah induk dari semua tarekat lainnya, karena semua guru guru pembuat tarekat mestilah bersanad kepada tarekat alawiyah.
Induk semua tarekat ini, yaitu Tarekat Alawiyah tak perlu dg bai'at, yg ada hanyalah Ijazah sanad guru saja, yg besambung hingga Rasulullah saw.
----------------------
Dalam tarekat alawiyah yg ada adalah Ijazah, bukan bai'at, karena tarekat ini beda dg yg lainnya, tarekat ini berjalan sesuai hadits dan sunnah nabi saw, maka siapapun yg ingin megikutinya, mengambil sebagian saja, atau sesaat ikut2an saja, atau mengambil keseluruhannya, tak perlu dg bai;at, dan pada dasarnya hampir seluruh indonesia ini bahkan hampir seluruh dunia sudah berjalan dg tarekat alawiyah, yaitu maulid, ratib, tahlil, wird allathif, itu semua adalah bimbingan tarekat alawiyah, ia adalah induk dari semua tarekat lainnya, karena semua guru guru pembuat tarekat mestilah bersanad kepada tarekat alawiyah.
Induk semua tarekat ini, yaitu Tarekat Alawiyah tak perlu dg bai'at, yg ada hanyalah Ijazah sanad guru saja, yg besambung hingga Rasulullah saw.
semua dzikir, ratib atau apapun yg kita baca tanpa ijazah tidak sia sia, tak perlu izin dan ijazah untuk mengamalkan hal hal yg sunnah, seperti ratib, Alqur'an, dan dzikir dzikir sunnah lainnya, namun ijazah sangat perlu bila ingin mengamalkna dzikir dzikir khusus lainnya, bila saya perjelas misalnya spt ini :
anda ingin mengamalkan shalat malam sebanyak 100 rakaat setiap harinya, nah.. hal seperti ini boleh tanpa ijazah, namun lebih baiknya anda mencari guru untuk minta ijazah, karena Guru akan melihat apakah amalan itu cocok bagi anda atau akan mengganggu aktifitas anda, tentunya guru akan melihat keadaan anda, apakah sibuk bekerja atau santai, kalau sibuk bekerja maka tentunya guru akan melarang anda dan mungkin menggantikannya dg amalan lainnya,
kiranya hal semacam itulah diperlukannya ijazah, kalau amal amal sunnah maka hal itu tak perlu ijazah, karena sudah Ijazah langsung dari Rasulullah saw untuk mengamalkan sunnah beliau saw.
yg ada pada amalan sunnah itu bukan ijazah, tapi sanad, nah sanad ini memang sangat baik karena akan menambah cepatnya terkabul amalan kita oleh Allah swt bila kita sudah punya ijazah sanadnya, misalnya sanad membaca Alqur'an, sanad berdzikir, sanad bertasbih, dan doa doa lainnya.
karena sanad adalah menguatkan dan memastikan kebenaran apa apa yg kita amalkan, suci dari amal yg dipalsukan, yg mana bisa saja pada suatu amalan yg dipalsukan dan diada adakan, namun dengan adanya sanad maka hal itu dapat dihindari.
Allahuma soli ala sayidina Muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim
silahkan tag dan share
semua jawaban diatas di rangkum dari http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php…
dengan kata kunci baiat
sumber