Guru Mulia Al-Habib Umar Bin Hafidz:
-- Memperingati Hari Kemenangan Perang Badar {17 Ramadhan} bagian (2) --
Pada tanggal 17 Ramadhan, kita memperingati hari dimana terjadi Perang Badar, yang berlangsung pada hari itu di tahun kedua Hijrah. Ini adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah umat Islam, dan Allāh menggambarkannya sebagai Hari Perbedaan (antara yang hak dan yang bathil).
Sayyidi al-Habib Umar bin Hafidz sangat menekankan pada kita untuk memperingati dan menandai perayaan acara tersebut dengan mengkhatamkan Qur'an di tarawih pada malam ke-17, (di Dār al-Mustafa dibln ramadhan beliau mengimami tarawih dengan membaca 2 juz setiap malam dan mengkhatamkan di malam 17) setelah itu ada perayaan besar di Dār al-Mustafa yang dihadiri oleh ribuan murid dan masyarakat Tarim. Sisa malam dihabiskan dalam sholat, zikir dan doa, karena doa-doa dijawab dan dikabulkan ketika Qur'an dikhatamkan.
Pada hari berikutnya selepas `Ashar, syair Jāliyat al-Kadr, dibacakan, di mana nama-nama semua sahabat Nabi ﷺ yang hadir dalam Pertempuran Badar disebutkan.
Berikut ini adalah ringkasan dari khutbah jumat yang disampaikan Habib Umar, merangkum beberapa pelajaran dari Peristiwa Badar:
Beliau memulai dengan memuji Allāh dan melimpahkan sholawat pada Rasulullah ﷺ. Beliau kemudian memerintahkan dan mengingatkan kita untuk selalu bertaqwa.
KeTaqwaan Imam Muttaqiin ﷺ dan Sahabat Mulia nya diuji pada hari hari seperti ini di tahun kedua Hijrah.
Dalam bulan Sya`bān ditahun yang sama puasa dan zakat resmi diwajibkan. Nabi dan para sahabatnya kemudian mulai berpuasa Ramadhan di tahun itu dalam kondisi cuaca panas yang sangat menyengat.
Pada hari hari seperti ini belasan abad yang lalu, Nabi ﷺ Pergi meninggalkan keluarga dan rumahnya menuju ke Badar bersama dengan sekitar 313 orang sahabat. Mengapa mereka berangkat ?
Untuk memberikan kemenangan kepada agama Allāh dan menyampaikan pesan dari Tuhannya.
Terlepas dari panas dan sulitnya perjalanan itu beliau ﷺ terus berpuasa pada beberapa hari tapi juga ada beberapa hari dimana Nabi tidak berpuasa (sebagai musyafir dan juga untuk memberi contoh),.
Pada perjalanan ini Nabi mengendarai seekor unta bergantian dengan Sayyidina `Alī dan Sayyidina Mirthad bin Abi Mirthad RadhiAllahu Anhuma dan mereka masing-masing secara bergiliran naik sementara dua lainnya berjalan. Mereka berkata kepadanya: "Wahai Rasulullah, Anda teruslah di atas unta, kami akan berjalan".
Nabi ﷺ menjawab: “kalian berdua tidak lebih kuat berjalan melebihiku, dan pula aku membutuhkan ganjaran dari perjuangan yang sedang kita lakukan ini..
Dari jawabannya Nabi ﷺ mengajarkan kita beberapa pelajaran. Beliau mengajarkan kita pelajaran dalam pengorbanan dan bagaimana menghilangkan rasa kebanggaan yang berlebihan sebagai pemimpin dan kepuasan dengan amalan seseorang. Beliau dengan halus memberi alasan bahwa beliau tetap membutuhkan pahala dari Allah, terlepas dari fakta bahwa meski jika ia tetap berkendaraan dan membiarkan mereka berjalan, ia akan tetap menerima pahala atas tindakan mereka karena dia adalah salah satu yang menuntun mereka ke jalan Allāh.
Duhai orang beriman, beliau ﷺ adalah yang terbaik dari makhluk ciptaan Allah, dan beliau mengatakan: "aku juga membutuhkan pahala dari Allah",!!!
Siapakah anda yang berani berpikir bahwa anda tidak butuh pahala Allah sehingga berani meninggalkan sholat? melupakan dzikir dan menghindari majlis ilmu?
Kita membutuhkan setiap pahala dari setiap amalan di bulan Ramadhan secara khusus dan didalam seluruh sisa hidup kita. Jadi berupayalah - cobalah untuk membaca dan merenungi Qur'an, menghadiri majlis dzikir. Karena Ini adalah kebiasaan umat Islam generasi awal untuk mengadakan majlis setelah sholat tarawih dan witir, di mana keagungan, kemuliaan dan adab dari Manusia Pilihan ﷺ disebutkan.
Tak satu pun dari para sahabat yang pergi keluar pada waktu itu berharap masuk dalam pertempuran dengan kaum kafir Quraisy, (mereka berencana mencegat dan menyandara rombongan Abu Sofyan yang pulang dari misi berdagang di syams).
tapi Allāh ingin memuliakan orang-orang besar ini. Malaikat Jibril kemudian bertanya kepada Nabi ﷺ bagaimana ia dan sahabatnya menganggap pengikut perang Badar. Beliau menjawab "Mereka adalah yang terbaik dari kami",
Jibril berkata: "Demikian juga kami penduduk langit menganggap, kami yang ikut hadir di badar, sebagai yang terbaik dari kami".
Mereka mencapai peringkat ini karena mereka memberi kemenangan terbaik dan menjadi mulia dalam pandangan Allah..
Manusia secara alami cenderung memilih menanggung mana yang lebih mudah bagi jiwa dan raga mereka, tetapi di luar itu dibalik pilihan mudah mungkin ada sesuatu yang lebih besar dan sulit sedang menunggu. Jika Allāh mentakdirkan sesuatu yang sulit bagi jiwa untuk menanggung keuntungan, orang beriman selalu bahagia dan ridha dengan keputusan Allāh, dengan harapan bahwa itu lebih baik baginya. Sayyidina `Alī mengatakan:" Jika tirai (yg menutupi pandangan hikmah dibalik takdir) dihapus Anda hanya akan memilih apa yang telah ditakdirkan".
وإذ يعدكم الله إحدى الطائفتين أنها لكم وتودون أن غير ذات الشوكة تكون لكم ويريد الله أن يحق الحق بكلماته ويقطع دابر الكافرين (٧)
7. Dan (ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan bersenjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.
Para sahabat berhasil karena mereka memiliki cinta kasih pada Allah dan Rasul-Nya di dalam hati mereka. Lebih dari separuh Ramadhan telah berlalu dan banyaj dari kita belum memahami konsep ini. Ramadhan hanya datang sehingga Derajat kita bisa diangkat. Rahmat ini adalah dasar dari kemenangan dan menghormati perjanjian seseorang dengan Allāh.
Kita menyaksikan ini dalam kata-kata dari para sahabat menjelang perang Badar. Rasulullah ﷺ ingin mendengar pendapat mereka setelah menjadi jelas apa yang akan mereka hadapi (pasukan besar kafir qurays di kirim dari mekkah untuk membantu rombongan Abu Sofyan).
Sayyidunā al-Miqdād bin al-Aswad berkata: “Demi Allah, kami tidak akan katakan seperti apa yang dikatakan bani Isra`īl kepada Nabi Mūsā: pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja".(al maidah 24).
Tetapi kami akan katakan:"berangkatlah, engkau dan Tuhanmu dan berperanglah, dan kami akan berada disampingmu, berperang membelamu!".
Sayyidina Sa`ad bin Mu`ādh mengatakan: "Kami percaya pada Anda dan bersaksi bahwa risalahmu adalah kebenaran. Pergilah untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah. Mungkin Anda berharap sesuatu dan Allāh menghendaki sesuatu yang lain.
Berperanglah dengan siapa pun yang Anda inginkan dan berdamai dengan siapa pun yang Anda inginkan dan kami berada di belakang Anda. Ambillah dari harta kami, apa yang Anda inginkan dan tinggalkan apa yang Anda inginkan, dan apa yang Anda ambil adalah lebih kami sukai dari yang Anda tinggalkan. Demi Allāh, jika Anda membawa kami ke laut dan kemudian terjun ke dalamnya, kita akan mengikuti Anda. Anda telah meninggalkan beberapa orang (di Madinah).
Cinta kami untuk Anda adalah tidak lebih dan tidak kurang dari cinta mereka. "Mereka tahu bahwa cinta Allāh dan Rasul-Nya adalah dasar dari pertahanan mereka dalam kebenaran dan bimbingan", Jika mereka tahu bahwa akan ada pertempuran tidak satu orangpun akan tinggal di belakang, mereka semua akan maju bersamamu ... mungkin Allāh akan menunjukkan pada anda apa yang ada dalam diri kami, bahwa yang ada adalah sukacita untuk mata Anda, wahai Rasulullah".
Ketika Nabi ﷺ mendengar ini wajahnya bersinar seperti bulan.dan beliau berkata:
"Majulah dengan berita gembira, Allāh telah berjanji padaku, salah satu dari dua kelompok itu (kafilah dagang abu sofyan dan tentara besar kafir qurays mekkah)- baik kafilah atau tentara. Seolah-olah aku dapat melihat tempat-tempat yang tepat di mana Quraisy akan jatuh dan kalah".
Beliau ﷺ kemudian mengatur strategi dan menunjukkan tempat-tempat yang tepat sehari sebelum pertempuran.
Lihatlah perbedaan antara kedua belah pihak. Kaum Muslim hanya memiliki delapan pedang, dua kuda dan tujuh puluh unta, yang masing-masing dikendarai tiga orang bergantian. Quraisy, di sisi lain, lebih dari seribu tentara yang memiliki ratusan pedang dan tombak, dua ratus ekor kuda dan mereka akan menyembelih sembilan atau sepuluh unta setiap hari untuk makanan, belum lagi unta yang sedang digunakan untuk membawa tentara.
Quraisy mendekat medan pertempuran dengan bangga dan sombong. Berkoar tentang bagaimana mereka akan mengalahkan dan menghancurkan kaum Muslim.
Ini adalah karakteristik / adab dari orang-orang yang menentang Allāh, dan mereka lalai dari-Nya. Kaum Muslim, dengan sikap yang terbalik, mendekati medan laga dalam keadaan kerendahan hati dan takut akan Tuhan mereka, dan Allāh sepatutnya mengangkat mereka.
Allāh menggambarkan orang-orang yang Dia kasihi sebagai:
"Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
like juga: Foto Foto Habaib
Wallahu a'lam
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim.
-- Memperingati Hari Kemenangan Perang Badar {17 Ramadhan} bagian (2) --
Pada tanggal 17 Ramadhan, kita memperingati hari dimana terjadi Perang Badar, yang berlangsung pada hari itu di tahun kedua Hijrah. Ini adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah umat Islam, dan Allāh menggambarkannya sebagai Hari Perbedaan (antara yang hak dan yang bathil).
Sayyidi al-Habib Umar bin Hafidz sangat menekankan pada kita untuk memperingati dan menandai perayaan acara tersebut dengan mengkhatamkan Qur'an di tarawih pada malam ke-17, (di Dār al-Mustafa dibln ramadhan beliau mengimami tarawih dengan membaca 2 juz setiap malam dan mengkhatamkan di malam 17) setelah itu ada perayaan besar di Dār al-Mustafa yang dihadiri oleh ribuan murid dan masyarakat Tarim. Sisa malam dihabiskan dalam sholat, zikir dan doa, karena doa-doa dijawab dan dikabulkan ketika Qur'an dikhatamkan.
Pada hari berikutnya selepas `Ashar, syair Jāliyat al-Kadr, dibacakan, di mana nama-nama semua sahabat Nabi ﷺ yang hadir dalam Pertempuran Badar disebutkan.
Berikut ini adalah ringkasan dari khutbah jumat yang disampaikan Habib Umar, merangkum beberapa pelajaran dari Peristiwa Badar:
Beliau memulai dengan memuji Allāh dan melimpahkan sholawat pada Rasulullah ﷺ. Beliau kemudian memerintahkan dan mengingatkan kita untuk selalu bertaqwa.
KeTaqwaan Imam Muttaqiin ﷺ dan Sahabat Mulia nya diuji pada hari hari seperti ini di tahun kedua Hijrah.
Dalam bulan Sya`bān ditahun yang sama puasa dan zakat resmi diwajibkan. Nabi dan para sahabatnya kemudian mulai berpuasa Ramadhan di tahun itu dalam kondisi cuaca panas yang sangat menyengat.
Pada hari hari seperti ini belasan abad yang lalu, Nabi ﷺ Pergi meninggalkan keluarga dan rumahnya menuju ke Badar bersama dengan sekitar 313 orang sahabat. Mengapa mereka berangkat ?
Untuk memberikan kemenangan kepada agama Allāh dan menyampaikan pesan dari Tuhannya.
Terlepas dari panas dan sulitnya perjalanan itu beliau ﷺ terus berpuasa pada beberapa hari tapi juga ada beberapa hari dimana Nabi tidak berpuasa (sebagai musyafir dan juga untuk memberi contoh),.
Pada perjalanan ini Nabi mengendarai seekor unta bergantian dengan Sayyidina `Alī dan Sayyidina Mirthad bin Abi Mirthad RadhiAllahu Anhuma dan mereka masing-masing secara bergiliran naik sementara dua lainnya berjalan. Mereka berkata kepadanya: "Wahai Rasulullah, Anda teruslah di atas unta, kami akan berjalan".
Nabi ﷺ menjawab: “kalian berdua tidak lebih kuat berjalan melebihiku, dan pula aku membutuhkan ganjaran dari perjuangan yang sedang kita lakukan ini..
Dari jawabannya Nabi ﷺ mengajarkan kita beberapa pelajaran. Beliau mengajarkan kita pelajaran dalam pengorbanan dan bagaimana menghilangkan rasa kebanggaan yang berlebihan sebagai pemimpin dan kepuasan dengan amalan seseorang. Beliau dengan halus memberi alasan bahwa beliau tetap membutuhkan pahala dari Allah, terlepas dari fakta bahwa meski jika ia tetap berkendaraan dan membiarkan mereka berjalan, ia akan tetap menerima pahala atas tindakan mereka karena dia adalah salah satu yang menuntun mereka ke jalan Allāh.
Duhai orang beriman, beliau ﷺ adalah yang terbaik dari makhluk ciptaan Allah, dan beliau mengatakan: "aku juga membutuhkan pahala dari Allah",!!!
Siapakah anda yang berani berpikir bahwa anda tidak butuh pahala Allah sehingga berani meninggalkan sholat? melupakan dzikir dan menghindari majlis ilmu?
Kita membutuhkan setiap pahala dari setiap amalan di bulan Ramadhan secara khusus dan didalam seluruh sisa hidup kita. Jadi berupayalah - cobalah untuk membaca dan merenungi Qur'an, menghadiri majlis dzikir. Karena Ini adalah kebiasaan umat Islam generasi awal untuk mengadakan majlis setelah sholat tarawih dan witir, di mana keagungan, kemuliaan dan adab dari Manusia Pilihan ﷺ disebutkan.
Tak satu pun dari para sahabat yang pergi keluar pada waktu itu berharap masuk dalam pertempuran dengan kaum kafir Quraisy, (mereka berencana mencegat dan menyandara rombongan Abu Sofyan yang pulang dari misi berdagang di syams).
tapi Allāh ingin memuliakan orang-orang besar ini. Malaikat Jibril kemudian bertanya kepada Nabi ﷺ bagaimana ia dan sahabatnya menganggap pengikut perang Badar. Beliau menjawab "Mereka adalah yang terbaik dari kami",
Jibril berkata: "Demikian juga kami penduduk langit menganggap, kami yang ikut hadir di badar, sebagai yang terbaik dari kami".
Mereka mencapai peringkat ini karena mereka memberi kemenangan terbaik dan menjadi mulia dalam pandangan Allah..
Manusia secara alami cenderung memilih menanggung mana yang lebih mudah bagi jiwa dan raga mereka, tetapi di luar itu dibalik pilihan mudah mungkin ada sesuatu yang lebih besar dan sulit sedang menunggu. Jika Allāh mentakdirkan sesuatu yang sulit bagi jiwa untuk menanggung keuntungan, orang beriman selalu bahagia dan ridha dengan keputusan Allāh, dengan harapan bahwa itu lebih baik baginya. Sayyidina `Alī mengatakan:" Jika tirai (yg menutupi pandangan hikmah dibalik takdir) dihapus Anda hanya akan memilih apa yang telah ditakdirkan".
وإذ يعدكم الله إحدى الطائفتين أنها لكم وتودون أن غير ذات الشوكة تكون لكم ويريد الله أن يحق الحق بكلماته ويقطع دابر الكافرين (٧)
7. Dan (ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan bersenjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.
Para sahabat berhasil karena mereka memiliki cinta kasih pada Allah dan Rasul-Nya di dalam hati mereka. Lebih dari separuh Ramadhan telah berlalu dan banyaj dari kita belum memahami konsep ini. Ramadhan hanya datang sehingga Derajat kita bisa diangkat. Rahmat ini adalah dasar dari kemenangan dan menghormati perjanjian seseorang dengan Allāh.
Kita menyaksikan ini dalam kata-kata dari para sahabat menjelang perang Badar. Rasulullah ﷺ ingin mendengar pendapat mereka setelah menjadi jelas apa yang akan mereka hadapi (pasukan besar kafir qurays di kirim dari mekkah untuk membantu rombongan Abu Sofyan).
Sayyidunā al-Miqdād bin al-Aswad berkata: “Demi Allah, kami tidak akan katakan seperti apa yang dikatakan bani Isra`īl kepada Nabi Mūsā: pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja".(al maidah 24).
Tetapi kami akan katakan:"berangkatlah, engkau dan Tuhanmu dan berperanglah, dan kami akan berada disampingmu, berperang membelamu!".
Sayyidina Sa`ad bin Mu`ādh mengatakan: "Kami percaya pada Anda dan bersaksi bahwa risalahmu adalah kebenaran. Pergilah untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah. Mungkin Anda berharap sesuatu dan Allāh menghendaki sesuatu yang lain.
Berperanglah dengan siapa pun yang Anda inginkan dan berdamai dengan siapa pun yang Anda inginkan dan kami berada di belakang Anda. Ambillah dari harta kami, apa yang Anda inginkan dan tinggalkan apa yang Anda inginkan, dan apa yang Anda ambil adalah lebih kami sukai dari yang Anda tinggalkan. Demi Allāh, jika Anda membawa kami ke laut dan kemudian terjun ke dalamnya, kita akan mengikuti Anda. Anda telah meninggalkan beberapa orang (di Madinah).
Cinta kami untuk Anda adalah tidak lebih dan tidak kurang dari cinta mereka. "Mereka tahu bahwa cinta Allāh dan Rasul-Nya adalah dasar dari pertahanan mereka dalam kebenaran dan bimbingan", Jika mereka tahu bahwa akan ada pertempuran tidak satu orangpun akan tinggal di belakang, mereka semua akan maju bersamamu ... mungkin Allāh akan menunjukkan pada anda apa yang ada dalam diri kami, bahwa yang ada adalah sukacita untuk mata Anda, wahai Rasulullah".
Ketika Nabi ﷺ mendengar ini wajahnya bersinar seperti bulan.dan beliau berkata:
"Majulah dengan berita gembira, Allāh telah berjanji padaku, salah satu dari dua kelompok itu (kafilah dagang abu sofyan dan tentara besar kafir qurays mekkah)- baik kafilah atau tentara. Seolah-olah aku dapat melihat tempat-tempat yang tepat di mana Quraisy akan jatuh dan kalah".
Beliau ﷺ kemudian mengatur strategi dan menunjukkan tempat-tempat yang tepat sehari sebelum pertempuran.
Lihatlah perbedaan antara kedua belah pihak. Kaum Muslim hanya memiliki delapan pedang, dua kuda dan tujuh puluh unta, yang masing-masing dikendarai tiga orang bergantian. Quraisy, di sisi lain, lebih dari seribu tentara yang memiliki ratusan pedang dan tombak, dua ratus ekor kuda dan mereka akan menyembelih sembilan atau sepuluh unta setiap hari untuk makanan, belum lagi unta yang sedang digunakan untuk membawa tentara.
Quraisy mendekat medan pertempuran dengan bangga dan sombong. Berkoar tentang bagaimana mereka akan mengalahkan dan menghancurkan kaum Muslim.
Ini adalah karakteristik / adab dari orang-orang yang menentang Allāh, dan mereka lalai dari-Nya. Kaum Muslim, dengan sikap yang terbalik, mendekati medan laga dalam keadaan kerendahan hati dan takut akan Tuhan mereka, dan Allāh sepatutnya mengangkat mereka.
Allāh menggambarkan orang-orang yang Dia kasihi sebagai:
"Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
like juga: Foto Foto Habaib
Wallahu a'lam
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar