HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Jumat, 10 Juli 2015

i’tikaf di sepuluh malam terakhir Nabi SAW

Al maghfurlah habib Munzir Almusawa alaihi rahmatullah :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan i’tikaf di sepuluh malam terakhir karena beliau menantikan malam Lailatul Qadr, maka disunnahkan I’tikaf di sepuluh malam terkhir, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan, dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. ( QS. Al Qadr : 1-5 )
Sungguh Allah menurunkan malaikat di malam keluhuran, malam Lailatul Qadr, taukah kalian apa malam lailatul qadr itu?, sungguh malam itu lebih agung dari seribu bulan, mereka yang berdoa di malam itu maka doanya lebih mulia dari doa selama seribu bulan, mereka yang sujud di malam itu lebih luhur daripada sujud dalam seribu bulan. Di malam itu turun Jibril As ke muka bumi bersama para malaikat membawa rahmat Allah subhanahu wata’ala hingga terbitnya fajar, menyelasaikan sedemikian banyak permasalahan manusia dan melimpahkan sedemikian banyak kemuliaan, semakin banyak yang beribadah di malam itu maka akan semakin banyak muncul keluhuran pada dirinya di saat itu dan saat sesudahnya dalam kehidupan di dunia dan akhirah. Dijelaskan oleh para muhaddits dalam Syarh Nawawiyah ‘ala Shahih Muslim, juga di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari dan di dalam Syarh Al Muwattha’ Imam Malik oleh Al Imam Ibn Bathal dan lainnya, bahwa malam Lailatul Qadr itu adalah malam yang tanda-tandanya adalah sunyi dan senyap, keadaannya mencekam dan berbeda dengan malam-malam lainnya, tidak panas tidak juga dingin, itulah salah satu tanda Lailatul Qadr. Dan Rasulullah telah memberitahukan waktunya dalam hadits yang telah kita baca tadi, yaitu “Temuilah malam lailatul qadr itu di malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”. Malam ini adalh malam 21 Ramadhan, malam ganjil pertama dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Lailatul Qadr itu bukanlah beberapa detik saja, tetapi sepanjang malam mulai dari terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di hari itu, maka siapa pun yang berdoa di malam itu maka akan dilipatgandakan lebih dari seribu bulan. Ada detik-detik ijabah (dikabulkan setiap doa) di malam Lailalatul Qadr itu, yaitu siapa yang berdoa apa saja di detik-detik ijabah itu, yang kebetulan melintas di usianya maka dikabulkan apa pun doanya, namun kita tidak tau kapan Lailatul Qadr itu dan kapan detik-detik ijabah itu, tetapi kita diberi akal pemikiran oleh Allah untuk memintanya, kita tidak meminta satu malam Lailatul Qadr, kita meminta setiap malam kita adalah malam Lailatul Qadr. Hadirin hadirat, apakah hal ini mustahil di hadapan Allah?! melipatgandakan setiap amal kita lebih dari seribu bulan dalam setiap malamnya, apakah Allah tidak mampu melakukan hal itu?!, hal itu tidaklah sulit bagi Allah subhanahu wata’ala, cuma siapa yang meminta setiap detik dalam setiap doanya untuk dijadikan saa’atul ijabah (detik-detik dikabulkannya doa)?!.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menanti malam Lailatul Qadr itu dan beliau beri’tikaf di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Mereka yang mampu beri’tikaf maka I’tikaflah, dan yang tidak mampu I’tikaf karena ada kesibukan lainnya maka I’tikaflah dengan hati, kurangi kesibukan, kurangi pekerjaan dan hubungan dengan makhluk kecuali dalam hal-hal yang baik, kurangi pergaulan dan percakapan yang tidak berguna, kalau bisa hilangkan, di sepuluh malam terakhir biarkan ruh dan sanubarimu i’tikaf, daripada jasadnya I’tikaf tetapi fikirannya di rumahnya memikirkan keduniaan, belum ngecat rumahnya, belum ganti baju baru anak-anaknya, dan lainnya maka jasadnya di masjid tapi ruh dan sanubarinya di dunia, maka lebih baik seandainya dia di luar tapi ruh dan sanubarinya beri’tikaf di rumah Allah, dan yang lebih afdhal jika jasad, ruh dan sanubarinya di baitullah. Hadirin hadirat, maka yang tidak mampu I’tikaf di dalam masjid maka i’tikaflah dengan hatimu di malam-malam terakhir ini, kita tidak tau apakah Ramadhan tahun depan kita masih hidup dan melewati Ramadhan lagi atau tidak, Ramadhan kali ini sudah tersisa 9 atau 8 malam lagi kita shalat tarawih setelah itu selesai tidak ada lagi tarawih, tidak ada lagi puasa Ramadhan, tidak ada lagi buka puasa bersama, sahur bersama hingga tahun yang akan datang lagi. Rasanya baru kemarin kita Nisfu Sya’ban dan sekarang kita sudah masuk malam 21 Ramadhan, esok malam ke 22 tinggal 8 hari lagi dan setelah itu kemenangan dengan dilantunkan kalimah takbir, oleh sebab itu yang ingin saya sampaikan pada malam hari ini yang terutama adalah untuk berhati-hati di malam-malam terakhir bulan Ramadhan ini, jangan justru di malam terakhir kita sibuk dengan keduniawian, sibuk dengan masalah-masalah lebaran, sungguh hal itu di no.2 kan atau di no.70 kan. Ketahuilah hadiah-hadiah dari Allah sedang berlimpah bagi yang menghendakinya, bagi yang menginginkan kesuksesan dunia dan akhirah maka hal itu sangat kecil dan tidak berarti bagi Allah untuk memberikannya kepadamu, mintalah di malam-malam ini, dan selesai Ramadhan nanti waktumu untuk terus berusaha dan berusaha, untuk di sepuluh hari terakhir ini ini tetap dalam aktifitas kita, sekolah, pekerjaan, dan lainnya namun perbanyaklah doa dan munajat, jangan semakin memimikirkan hadiah-hadiah duniawi, sungguh hadiah-hadiah Ilahi lebih agung dan luhur yang membuka kehidupanmu selanjutnya bahagia di dunia dan akhirah karena hal itu tidaklah sulit bagi Allah subhanahu wata’ala, bukan hal yang besar dan susah bagi Allah untuk memberikannya kepadamu.
MARI PERBANYAK DOA DAN IBADAH DI SEPULUH MALAM TERAKHIR DI BULAN RAMADHAN. KURANGI KESIBUKAN DUNIA MU
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar