HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Sabtu, 08 Agustus 2015

Cinta Kepada Sayyidina Muhammad Saw

Habibana Munzir bin Fuad Almusawa Alaihi Rahmatullah:
-- Cinta Kepada Sayyidina Muhammad Saw --
Para Sahabat radhiyallahu’anhum dan para pengikutnya, dan para Shalihin dan Muqarrabien, mereka menginginkan kebersamaan selalu dengan mausia yang paling dekat kepada Allah (yaitu) Sayyidina Muhammad saw, karena apa?,
Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw, mereka merasakan puncak kekhusyuan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw dan mereka tidak merasakan kelezatan hidup melebihi saat saat mereka bersama Rasulullah saw.
Oleh sebab itu sering kita dengar riwayat semacam Sayyidina Tsauban ra yang merasa tidak lagi menginginkan kenikmatan surga kecuali yang diinginkan adalah bersama Sang Nabi, Seperti hal hal semacam ini karena apa?
Karena mereka merasakan kelezatan saat mereka bersama Nabi Muhammad saw.., Kelezatan apa?, Tentunya kelezatan dekat kepada Allah.., kelezatan khusyu.., kelezatan tuma’ninah.., ketika mereka memandang wajah Sang Nabi dan ketika mereka bersama Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana dijelaskan didalam Majmu’zawaid dan Musnad Imam Ahmad berkata Sayyidina Abu Hurairah “Yaa Rasulullah idza ra’ynaka raqqat quluubina..!”, Wahai Rasulullah jika kami melihat wajahmu kami terangkat pada puncak kekhusyuan..,
Banyak diantara kita memandang benda, memandang gunung, memandang laut, maka terangkat (muncul) tuma’ninah dan khusyu dalam jiwa semakin ingat kepada Allah dan demikian dan lebih dan lebih memandang Nabi Muhammad saw yang menjadi lambang rahmat ilahi..,
Datanglah seseorang bertanya kepada Sang Nabi “yaa Rasulullah kapan datangnya hari kiamat?” (kita bertanya) siapa orang ini? Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan orang yang bertanya ini orang yang membuang air kecil di Masjid Nabawi. Orang yang boleh dikatakan sangat kurang ajar dan minim pemahamannya dan juga imannya, dia bertanya “kapan hari kiamat?” Rasul menjawab dengan pertanyaan “bukan kapan yang mestinya kau ketahui, apa yang kau siapkan? jangan bicarakan kapan hari kiamat karena yang diperlukan adalah persiapanmu, apa yang kau persiapkan?” ia berkata “La syai..! Tidak ada apa-apa yang kusiapkan. Maksudnya apa? Ia beramal hal yang fardhu dan memperbanyak hal yang sunnah semampunya tapi tidak punya satu amal yang ia andalkan terkecuali Mahabbatullah awa Rasul. Yang ku andalkan cinta kepada Allah dan RasulNya Muhammad saw, ini yang menjadi andalanku yang lain tidak ku andalkan walaupun akau beramal. “La syai” disini bukan berarti tidak beramal, beramal tetapi dia tidak mengandalkannya. Yang ia andalkan cintanya kepada Allah dan Rasul, maka Rasul menjawab “engkau bersama dengan orang yang engkau cintai” dijawab kabul dari cintanya kepada Allah dan Rasul diijabah langsung oleh Rasul saw. Barangkali kalau amalan lainnya belum tentu diijabah oleh Allah, tetapi cinta kepada Sang Nabi langsung dijawab oleh Rasul “anta ma a man ahbabta..!” engkau bersama dengan orang yang kau cintai.
Karena cinta ini (wahai) hadirin-hadirat adalah kiblatnya jiwa, kemana jiwa itu mengarah pasti kepada orang atau siapapun yang ia cintai. Walaupun ia menghadap kiblat tetap jiwanya akan mengarah kepada yang ia cintai, walaupun ia bersujud kepada Allah jiwanya akan bersama dengan orang yang ia cintai, beruntung orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul.
Maka berkata Sayyidina Anas ibn Malik ra “kami tidak pernah gembira dalam suatu kegembiraan selain mendengar kabar : kau akan bersama dengan orang yang kau cintai. Kabar (inilah) yang sangat menggembirakan kami, janji dari Sang Nabi dan beliau ra Sayyidina Anas berkata “dan aku mencintai Rasulullah, aku mencintai Nabi Muhammad saw, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap akan bersama mereka walaupun aku tidak mampu beramal sedahsyat amal mereka.
Ucapan Anas Ibn Malik yang dicantumkan didalam Shahih Bukhari ini diakui tentunya dan dibenarkan oleh seluruh Muhaddits dan ulama Ahlussunnah wal jamaah bahwa kecintaan kepada seseorang akan mengantarkannya bersama kelak di Yaumil Qiyamah.
Hadits ini merujuk pada satu makna : beruntung mereka yang mencintai Nabi Muhammad saw, beruntung mereka dengan keberuntungan dunia dan akhirat mereka yang mencintai Sayyidina Muhammad saw, yang mencintai Rasulullah saw, Sungguh mereka akan bersama Sang Nabi, yang mencintai para shalihin mereka akan bersama dengan orang yang mereka cintai.
Lihat arah jiwamu, palingkan kepada makhluk yang dicintai Allah, apakah shalihin, apakah syuhada, terutama Nabi mulia yang paling dicintai Allah (yaitu) Nabi Muhammad saw.
Wallahu a'lam
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa Shobihi wasalim.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar