Dari potongan Tausiyah Allahuyarham Habibana Munzir Al Musawa .
" Belahan Jiwa Rasulullah SAW "
Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw adalah orang yang barangkali jarang
disebut didalam riwayat hadits Shahih. Padahal didalam Shahih Bukhari
riwayat tentang Sayyidina Ali bin Abi Tholib lebih banyak daripada
riwayat tentang Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Yang
diriwayatkan oleh Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq jauh lebih sedikit
dibanding dengan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Tholib.
Diriwayatkan Rasul saw bersabda wahai Ali apakah kau ini ridho, gembira
karena posisimu itu posisinya Nabi Harun disisi Nabi Musa” (Shahih
Bukhari) Maksudnya sangat dekat dengan Rasul saw bukan sama – sama Nabi,
tapi sangat dekat dengan Rasulullah saw. Hadits seperti ini pernah
diucapkan kepada Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq dengan kalimat yang
berbeda. Rasul berkata kalau aku ini boleh mengambil seorang kekasih,
maka aku akan mengambil Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum sebagai
kekasih.(Shahih Bukhari) Tapi karena aku tidak diizinkan punya kekasih
kecuali Allah Jalla Wa Alla.
Jadi banyaknya hadits tentang kemuliaan Sayyidina Ali bn Abi Tholib,
Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq, Sayyidina Umar bin Khattab dan Sayyidina
Utsman bin Affan maka dikelompoklah yang disebut dengan
Khulafaurrasyidin dalam 1 kelompok dan tidak tahu mana yang paling
mulia. Yang 1 lebih cinta pada yang ini, yang lebih lebih cinta pada
yang ini, silahkan saja. Tapi keempatnya memiliki kemuliaan yang agung.
Dan Sayyidina Ali bin Abi Tholib yang paling tidak menyukai ikhtilaf.
Beliau paling benci ikhtilaf. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika
terjadi ikhtilaf didalam khalifahnya bersama Muawiyah, berkata
Sayyidina Ali bin Abi Tholib “silahkan putuskan saja oleh kalian
bagaimana maunya, kalian silahkan musyawarahkan bagaimanapun caranya
sungguh aku benci perpecahan, aku akan perjuangkan Islam dalam 1
kelompok atau aku akan mati demi membela persatuan dan wafat seperti
sahabatku yang terdahulu yaitu Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar dan
Sayyidina Utsman radiyallahu anhu ajmain”. Demikian wasiat Sayyidina Ali
bin ABi Tholib kw.
Dan tentunya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq
radiyallahu anhum yang muncul di masa sekarang dipertentangkan bahwa
Sayyidina Abu Bakar ini berbuat hal yang menyakiti Sayyidatuna Fatimah
Azzahra lantas dikaitkan dengan hadits ini “..man aghdabaha aghdhabaniy”
bahwa Sayyidina Abu Bakar pernah menyakiti hati Sayyidatuna Fatimah
Azzahra, putri Rasulullah sedang Rasulullah telah bersabda “barangsiapa
yang membuat Fatimah marah maka akan membuatku marah”. Sungguh ketika
hadits ini diperdengarkan kepada Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq, maka
Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra
meminta ridho dan restu. Demikian didalam Fathul Baari bisyarah Shahih
Bukhari. Datanglah Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq kerumah Sayyidina Ali
bin Abi Tholib “aku ini menjalankan apa – apa yang diperintahkan Rasul
saw bahwa Ahlul Bait tidak menerima shadaqah. Namun Sayyidatuna Fatimah
Azzahra tidak menerima warisan bahwa Ahlul Bait Rasul tidak mewarisi,
aku hanya pegang ucapan Rasul, tapi kalau itu sampai menyakiti hati
putri Rasul, aku mau minta maaf”. Maka diizinkanlah masuk berjumpa
Sayyidatuna Fatimah. Berkata Imam Ibn Hajar “tidak keluar Sayyidina Abu
Bakar Ashshiddiq dari rumah itu sebelum diridhai dan dimaafkan oleh
Sayyidatuna Fatimah Azzahra”.
Imam Ibn Hajar Al Asqalani dan
Hujjatul Islam Al Imam Nawawi alaihi rahmatullah mengatakan kalau
seandainya tanah waris itu ada untuk ahlulbait Rasul saw, niscaya
Saayidina Ali bin Abi Tholib akan mengeluarkannya. Zaman Sayyidina Abu
Bakar tidak diberi, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman, sudah 3 khalifah.
Dan disaat Sayyidina Ali bin Abi Tholib tidak dikeluarkan juga!! Itu
tanah fadak. Kalau itu seandainya alhaq, Sayyidina Ali bin Abi Tholib
akan mengeluarkannya. Berarti Sayyidina Ali bin Abi Tholib salah,
berarti semua Khulafaurrasyidin salah. Ini hadirin, barangkali dari
sebagian hadirin tidak memahami pembahasan ini dan pembahasan ini
penting. Karena mulai semakin marak orang – orang yang mencaci para
sahabat Rasul saw. Mencaci Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar,
Sayyidina Utsman yang mengatakan mereka itu musuh – musuh ahlulbait.
Salah besar, kenapa? karena mereka berempat ini adalah keluarga Rasul.
Sayyidina Abu Bakar ini adalah mertuanya Rasulullah saw, Sayyidina Umar
mertua Rasulullah saw, Sayyidina Utsman menantu Rasulullah saw,
Sayyidina Ali menantu Rasulullah saw, mereka ini semua keluarganya
Rasulullah saw. Mereka yang mencaci dan mengatakan ada kesalahan pada
hal ini berarti mengatakan rumah tangga Rasulullah saw kacau balau.
Mustahil!!
ini yang perlu saya perjelas tentunya kita lanjutkan
lagi betapa indahnya Sayyidina Hasan bin Ali kw ketika akan wafat
Sayyidina Hasan berkata dalam sakaratul maut, lihat jiwa yang ditarbiyah
dengan tarbiyah akhlak Nabi Muhammad saw. Sayyidina Hasan bin Ali
berkata “laqad aroftu man sammaniy wa laqad samahtuh” aku tahu siapa
yang meracuni aku tapi aku sudah maafkan. Subhanallah!! Sayyidina Hasan
bin Ali radiyallahu anhum. Mereka orang yang khusyu’, mereka orang –
orang yang banyak bermunajat. Putra Sayyidina Husein bin Ali, dialah
Sayyidina Ali Zainal Abidin yang dikenal sebagai Assajjad (orang yang
paling banyak bersujud). Gelar yang tidak pernah ada orang lain selain
beliau. Kenapa? karena sujudnya sebanyak 1000X setiap malamnya. Beliau
itu shalat malamnya 500 rakaat tiap malam, shalatnya 500 rakaat berarti
1000X kali sujud. Sujud kepada Allah. Kita tidak mampu, namun paling
tidak kita renungkan saja. Indahnya seperti apa orang yang sujudnya
1000X kepada Allah. Betapa cintanya Allah kepada orang itu, betap ia
menikmati asyiknya gerak – gerik sujudnya 1000X setiap malamnya
kehadirat Allah, betapa indahnya kelak istananya di yaumal qiyamah.
Hadirin – hadirat, Imam Ali Zainal Abidin Assajjad ketika wafat terlihat
bekas kuli di kedua pundaknya keras, bagian tubuhnya ini kasar seperti
kuli. Kalau kuli itu kan sering mengangkat berat, terlihat kulitnya itu
kasar. Itu kejadian orang bertanya – Tanya, kenapa ini? sering membawa
berat tidak pernah terlihat? beberapa hari kemudian baru diketahui bahwa
banyak orang – orang miskin datang. Darimana? kami biasanya tiap malam
ada yang mengirimi makanan, ada yang mengirimi sekarung beras, ada yang
mengirimi sekarung gandum, tapi sekarang tidak lagi setelah wafatnya
Sayyidina Ali Zainal Abidin Assajjad. Orang tidur, beliau selesai dari
ibadahnya, mulai bagi – bagi kepada fuqara tanpa ada yang tahu,
diletakkan didepan rumahnya fulan sampai berbekas dikedua pundaknya
akrena mengangkat beban yang berat. Indahnya orang – orang seperti ini.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar