HOME | CARI ARTIKEL DI SINI

Senin, 29 Februari 2016

Cuplikan Kisah ‘ulama yang Fajir

Malik bin Dinar mengatakan bahwa dia termasuk orang yang terkabul doanya. Mereka (orang-orang Bani Israil) mengajukannya setiap kali ditimpa kesulitan. Suatu ketika, dia diutus oleh Nabi Musa ‘alaihissalam mengajak salah seorang penguasa Madyan kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Raja itu memberinya harta, lalu diapun meninggalkan ajaran Musa  ‘alaihissalam dan mengikuti agama raja itu.

Melalui jalur ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas, beliau mengisahkan:
Ketika Nabi Musa  ‘alaihissalam datang ke wilayah kekuasaan seorang penguasa yang bengis bersama para pengikutnya, para kerabat dan anak paman Bal’am datang menemui Bal’am lalu berkata: “Musa itu orang yang keras dan mempunyai pasukan yang besar. Kalau dia menang tentulah dia akan membinasakan kami. Maka doakanlah kepada Allah agar Dia menjauhkan Musa beserta pasukannya.”
Kata Bal’am: “Sesungguhnya, kalau aku berdoa kepada Allah agar menghalau Musa dan orang-orang yang bersamanya, tentulah hilang dunia dan akhiratku.”
Tapi mereka terus menerus membujuknya hingga diapun menuruti permintaan mereka. Dikisahkan, setiap kali dia mendoakan kejelekan terhadap Nabi Musa dan pasukannya, maka doa itu justru menimpa Bal’am dan orang-orang yang membujuknya. Begitu seterusnya, wallahu a’lam.

Kisah Raja Zalim dan Raja Adil

RasuluLLAH pernah menceritakan suatu kisah.
Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat zalim. Hampir setiap orang pernah merasai kezaliman yang dilakukannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini ditimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Di bawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.
Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahawa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar khabar ini. Meskipun raja menyedari bahawa ketika ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan namun dipaksanya juga semua orang untuk mencari ikan tersebut. Aneh dan ajaib…. walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemui . Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.
Pada lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal dengan keadilan dan kebijakasanaannya. Ia sangat disayangi oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang adil dan bijaksana itu jatuh sakit. Kesimpulan para tabib itu sama dengan tabib raja zalim tadinya, iaitu ubatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Mereka sangat yakin raja kesayangan mereka akan segera pulih kembali.
Akan tetapi, lain pula yang terjadi. Ikan yang sepatutnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun kelihatan..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para penyelamnya, namun ikan itu tidak ditemui. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun mangkat…
Dikisahkan pula bahawa para malaikat pun hairan dengan dua kejadian tersebut. Akhirnya mereka menghadap ALLAH dan bertanya, “Ya Tuhan kami, apakah sebabnya Engkau menghantar ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat;
manakala pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?”
Tuhan pun berfirman, “Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Kerana itu Aku balas kebaikannya itu, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku nanti, tidak ada lagi apa-apa kebaikan sedikitpun (yang belum mendapat ganjaran) yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan dia pada neraka yang paling bawah !
Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, kerana itu Aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya , kerana hukuman atas dosanya telah Ku tunaikan seluruhnya di dunia!”

Sabtu, 20 Februari 2016

Al Alim Al Allamah Al Arifbillah K.H. AMIN SEPUH

Al Alim Al Allamah Al Arifbillah K.H. AMIN SEPUH
(Babakan Ciwaringin Cirebon)
------------------------
Diceritakan disebuah majelis, almarhum KH. Abdul Mujib Ridlwan, Putra KH. Ridlwan Abdullah Pencipta lambang NU, mengajukan sebuah pertanyaan, “Kenapa Perlawanan Rakyat Surabaya itu terjadi 10 November 1945, kenapa tidak sehari atau dua hari sebelumnya padahal pada saat itu tentara dan rakyat sudah siap?”
Melihat tak satupun diantara yang hadir dalam majelis itu dapat menjawab, pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Kiai Mujib, “Jawabannya adalah saat itu belum diizinkan Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari untuk memulai pertempuran, Mengapa tidak diizinkan? ternyata Kiai Hasyim Asy’ari menunggu kekasih Allah dari Cirebon yang akan datang menjaga Langit Surabaya, Beliau Adalah KH. ABBAS ABDUL JAMIL dari pesantren buntet Cirebon dan KH AMIN SEPUH dari Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.
KH Amin Sepuh adalah seorang ulama legendaris dari Cirebon, selain dikenal sebagai ulama, beliau juga pendekar yang menguasai berbagai ilmu bela diri dan kanuragan, Beliau juga seorang pakar kitab Kuning sekaligus jagoan perang.
Kiyai Amin bin Irsyad, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kiyai Amin Sepuh, lahir pada Hari jum’at 24 Djulhijjah 1300 H, bertepatan dengan tahun 1879 M, di Mijahan Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. Beliau adalah AHLUL BAIT, dari silsilah Syaikh Syarif Hidayatullah. (Baca Siilsilah Bani Amin, KH. Mudakkir)
Kiyai Amin kecil yang belajar kepada ayahnya kiyai Irsyad(wafat di Mekkah) adalah contoh santri kelana tolen, yang berkelana ke berbagai tempat untuk menuntut ilmu dari para ulama yang mumpuni. Setelah dirasa cukup menguasai dasar-dasar ilmu agama dari sang ayah, dan ilmu kanuragan tentunya, beliau dipindahkan kepesantren Sukasari, Plered, Cirebon dibawah asuhan Kiyai Nasuha, setelah itu pindah kesebuah pesantren di daerah Jatisari di bawah bimbingan Kiyai Hasan.
Beliau juga sempat mesantren di Pesantren Kaliwungu Kendal (kakak angkatan KH.Ru’yat), lalu ke Pesantren Mangkang Semarang.
Berikutnya Beliau pindah kesebuah pesantren Jawa Tengah Tepatnya daerah Tegal, yang diasuh oleh Kiyai Ubaidah. Lalu pindah lagi kepesantren yang waktu itu sangat kondang di Jawa Timur, yakni Pesantren Bangkalan Madura, belajar pada Hadratusy Syeh KH. CHOLIL, beliau dibawah asuhan Kiyai Hasyim Asy’ari, pendiri NU (waktu itu KH. Hasyim Asy’ari masih Tahassus/Ustadz pada KH Cholil). Yang kemudian diteruskan di Pesantren Tebuireng Jombang, Beliau takhassus/mengabdi pada KH. Hasyim Asy’ari, karena sama-sama alumni KH. Cholil Bangkalan.

KH Ridwan Abdullah

KH Ridwan Abdullah.
(Sang Pencipta Lambang Nahdathul Ulama)
Banyak jasa beliau di bumi
Indonesia terutama di kalangan Jam’iyah
Nahdlatul Ulama. Dalam kancah ulama
NU, beliau dikenal sebagai pencipta
lambang NU(Nahdathul Ulama)

sumber

Al Imam Al Quthb Al Habib Nuh bin Muhammad Al Habsyi (Singapore)

Dikisahkan bahwa Kyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah as-Suhaimi memang selalu mengamalkan bacaan maulid Junjungan Nabi s.a.w., tetapi kadangkala beliau meninggalkannya.
Pada satu malam, beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan Junjungan Nabi s.a.w. dan Habib Nuh yang ketika itu sudah pun berpulang ke Rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi Baginda Nabi s.a.w. yang sedang berjalan di hadapan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Ya Rasulullah, marilah kita ziarah rumah kawan saya Muhammad Suhaimi.”
Tetapi Junjungan Nabi s.a.w. enggan berbuat demikian sambil bersabda: “Saya tak hendak menziarahinya karena Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya.” Habib Nuh merayu kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni.” Setelah itu barulah Junjungan Nabi s.a.w. mau masuk dan duduk di dalam rumah Kyai Agung. Inilah kisah mimpi Kyai Agung, selepas isyarat mimpi itu, maka Kyai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan maulid, 'hatta' (walaupun) dalam pelayaran sekalipun dan walaupun hanya 2 atau 3 orang sahaja dalam majelis pembacaan tersebut.
Ini cerita mimpi, percaya atau tidak terpulanglah, kuceritakan kisah ini sebagai pengenalan kepada ketinggian maqam (derajat) seorang waliyullah yang bermakam di Singapura. Beliau yang kumaksudkan dan kuharapkan keberkatannya bagi diriku dan ahli keluargaku serta sekalian muslimin adalah al-Ghauts al-Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang hidup sekitar tahun 1788 M – 1866 M.
Nasab dan keturunan
Nama lengkap beliau adalah As-Sayyid Habib Nuh bin Muhammad al-Hadi bin Ahmad Al-Habsyi.
Nasab Beliau yang mulia adalah
Al-Wali al-Ghauts Fard al-Habib Nuh bin
Muhammad bin
Ahmad bin
Idrus bin
Hadi tsani bin
Ahmad shohib Syi'ib bin
Muhammad ash-Shagir bin
Alwy bin
Abu Bakar al-Habsyi bin
Ali al-Faqih bin
Ahmad bin
Muhammad Assadullah bin
Hasan at-turabi bin Ali Al Faqih bin
Sayyidina al-Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin
Ali Ba’Alawy
Beliau datang dari Kedah adalah merupakan seorang yang berbangsa arab, berasal dari Yaman dan asal-usul keturunan beliau juga adalah dari keturunan Rasulullah saw melalui nasab Zainal Abidin bin Sayidina Hussein ra. Tidak banyak informasi yang diketahui tentang kehidupan awal beliau. Beliau hidup sekitar tahun 1788 M - 1866 M, datang dari keluarga empat saudara pria yaitu Habib Nuh, Habib Ariffin dan Habib Zain (keduanya meninggal di Penang) dan Habib Salikin, yang meninggal di Daik, Indonesia.
Dari pernikahannya dengan Syarifah Hamidah yang berasal dari Provinsi Wellesley, Penang, Malaysia, mereka dikaruniai hanya seorang anak perempuan bernama Sharifah Badaniah. Sharifah Badaniah kemudian menikah dengan Sayyid Muhammad bin Hassan Al-Syatiri di Jelutong, Penang. Pasangan ini kemudian memberikan Habib Nuh hanya seorang cucu perempuan bernama Sharifah Ruqayah. Dia menikah dengan Sayyid Alwi bin Ali al-Junied dan mereka memiliki lima anak, dua pria dan tiga perempuan bernama Sayyid Abdul Rahman, Sayyid Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.
Dari banyak sumber yang diperoleh, Habib Nuh tiba ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya saat itu mencapai tiga puluhan tahun. Meskipun Beliau menghabiskan sisa usianya di Singapura dan meninggal dunia di sana, beliau banyak berjalan, terutama ke Johor Bahru dan negeri-negeri lain di Malaysia untuk berdakwah. Beliau adalah seorang yang sangat religius. Waktu malamnya ia gunakan untuk shalat sampai terbit fajar. Dan dia sering berkunjung ke makam-makam (kuburan), selalu mendoakan jiwa yang telah meninggalkan jasad. Dia selalu berjalan bersama-sama teman dekatnya, kecuali bila dia secara spesifik meminta untuk seorang diri. [5]
Habib Nuh bin Muhammad Al Habsyi lahir di atas kapal laut pada tahun 1788 (1202 Hijriah). Dia adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Orang tuanya adalah orang Arab dari Hadramaut, daerah Arabia selatan yang sekarang dikenal sebagai Yaman. Menurut Syaikh Hasan Al-Khatib, pengurus dari Maqam Habib Nuh, yang mendengar dari Habib AlKhair, istri Habib Muhammad melahirkan ketika badai besar dan menghantam kapal. Ini adalah saat yang kritis dan kapal terancam terbalik. Pada waktu itu, Habib Muhamad (ayahanda Habib Nuh) membuat Nazar kepada Allah SWT, bahwa jika bayi itu lahir dengan selamat, ia akan beri nama bayi itu "Nuh" dalam mengingat Nabi Nuh.as (Noah) yang membawa cahaya rahmat dalam kapalnya. Tak lama kemudian, Habib Nuh lahir dengan selamat ke dunia ini.
Menurut beberapa beberapa sumber, ayah Habib Nuh itu, Habib Muhammad Al Habsyi bekerja sebagai pejabat istana di bawah Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II. Kursi pemerintah Kedah kemudian di Kota Kuala Muda. Ketika istrinya meninggal Habib Muhammad Al Habsyi menikah dengan Sayidah Fathimah, janda dari Sayyid Yassin Al Anggawi yang terbunuh di Limbong Kapal saat diserang Siam Kedah pada tahun 1821. Setelah menikah, keluarganya pindah ke Penang-Malaysia. Habib Nuh juga memiliki saudara dengan nama Sharifah Alwiyah keturunan yang saat ini masih berada di Penang.
Kedatangan di Singapura
Sekitar tahun 1819, Habib Nuh telah diundang ke Singapura oleh Habib Salim bin Abdullah Ba Sumayr, setelah pulau itu menjadi koloni Inggris. Habib Nuh tinggal di sini ( di Singapura) selama sekitar 50 tahun. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ia tinggal di Kampung Kaji ( samping Masjid Al-Sultan )
Beliau datang dan terkenal karena menjadi majdhub '' karena ia melakukan hal-hal yang luar biasa". Dia mencintai anak-anak yang suka menemaninya kemana pun ia pergi.
Di antara kebiasaan terpuji adalah Beliau sering mendistribusikan makanan kepada orang miskin. Seringkali, ia akan masuk toko, mengambil semua uang dari laci kas dan melemparkannya kepada anak-anak yang sedang menunggu. Mereka, para pemilik toko menyadari keadaan Habib Nuh yang suci tidak membuat usaha apapun untuk menghentikannya, dan Subhanallah, mereka yakin dan pasti digantikan oleh Allah dengan kemakmuran dalam bisnis mereka setelahnya, oleh karenanya justru banyak toko yang berharap di datangi oleh al-Habib Nuh dan diambil uangnya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak disukai oleh penguasa kolonial Inggris yang mencoba untuk menempatkan Habib Nuh kedalam penjara beberapa kali. Namun, setelah melakukan hal ini berkali-kali, mereka akhirnya menyerah dan meninggalkannya sendirian. Alasannya? Setiap kali ia ditangkap, dan dimasukkan ke dalam penjara, ia misterius menghilang dari selnya dan terlihat diluar berjalan bebas. Ini adalah salah satu tanda-tanda kewalian Beliau, pelayanan-pengabdian mereka, para wali kepada Allah telah membebaskan mereka dari manusia.
Beliau sering memberi saran kepada masyarakat. Beliau menyuruh teman-temannya untuk selalu menunjukkan kasih sayang, untuk meningkatkan pengetahuan agama mereka dan konsisten dalam belajar Al-Quran.
Habib Nuh sering bangun di malam hari untuk melakukan shalat sampai fajar. Dia sering mengunjungi kuburan kaum muslimin di tengah malam untuk membaca ayat-ayat Al-Quran sampai fajar menyingsing. Habib Nuh kemudian pindah ke Marang Road, dekat Masjid Temenggong. Beliau akan khalwat (tetap dalam kesendirian untuk dzikrullah) di puncak Gunung Palmer, yang lalu disebuah hutan tebal menghadap ke laut luas. Mungkin ini adalah satu cara bagi beliau untuk lebih mendekatkan lagi dirinya kepada Allah SWT.
Banyak orang pada siang hari berbondong-bondong untuk melihatnya dan mencari berkah dari doa beliau yang tulus. Karena mereka adalah kebanyakan orang-orang yang akan berhari-hari lama di kapal untuk berlayar, perjalanan dengan kapal sering berbahaya dan butuh beberapa bulan untuk berlayar dari Singapura ke Jeddah, Saudi. Habib Nuh diminta berdoa untuk perjalananan yang aman bagi mereka.
Karamah
Di sini, saya ingin berbagi bersama pembaca tentang kemuliaan yang Allah karuniakan kepada beliau. Banyak Karamah yang dibuktikan oleh mereka yang hidup sezaman dengan beliau. Tapi, tidak banyak yang dapat menyelami perannya sebagai orang spiritual yang selalu dirinya senantiasa bersama dengan Allah SWT. Karena peran sebagai Rijalullah atau Rijalul ghaib ini sangat simbolis dan sulit dipahami melalui bahasa dan pengertian yang lahir, sedangkan tugas mereka juga besar. Antara karunia Karamah yang diberikan Allah SWT adalah seperti berikut;
1. Menghadiri Sidang Wali-wali. [6]
Mengenai keistimewaan dan ketinggian kedudukan Habib Nuh, Pakcik Muhammad Abu Bakar, 102 tahun, khadam (pembantu) kepada Syeikh Haji Said Al Linggi r.h.m. menceritakan satu peristiwa yang berlaku ke atas gurunya yang ada kaitan dengan As Sayid Habib Nuh:
Pada satu hari seperti biasa Syeikh Muhammad Said masuk ke bilik, melakukan suluk khusus selepas sembahyang jemaah Ashar. Seperti biasa juga, Pakcik Muhammad menunggu di luar bilik kalau-kalau beliau dipanggil masuk oleh gurunya untuk suatu keperluan. Tetapi pada petang itu beliau tidak dipanggil, dan gurunya keluar dari bilik suluk itu apabila hampir masuk waktu Maghrib dan terus sembahyang jemaah Maghrib bersama anak-anak muridnya.
Malam itu Syeikh Said tidak mengajar. Selesai sembahyang sunah, beliau bercakap dengan Pakcik Muhammad secara empat mata.
“Engkau tahu aku pergi ke mana tadi?” kata Syeikh Said.
“Saya tidak tahu,” jawab Pakcik Muhammad dengan penuh adab.
“Aku pergi bersidang di Bukit Qhauf. Aku dan Habib Nuh saja yang mewakili umat sebelah sini. Rasulullah SAW juga hadir, dan engkau jangan cerita berita ini kepada sesiapa sebelum aku wafat.”
Pakcik Muhammad Abu Bakar menyimpan amanat ini sehingga beliau memberitahu penulis sewaktu di temui di rumahnya di Seremban pada tahun 1991. Syeikh Said Linggi meninggal dunia pada tahun 1926. Menurut Pakcik Muhammad, Bukit Qhauf itu letaknya di luar dari pada alam Syahadah. Wallahua’lam.
“Walaupun persidangan itu dihadiri oleh Rasulullah SAW, tetapi Beliau diwakilkan oleh orang lain, tak tahulah siapa orang istimewa itu,” tambah Pakcik Muhammad. “Bila ditanya siapa orang yang memimpinkan majelis itu, Syeikh Said tidak memberitahu.”
Syeikh Said juga memberitahu bahwa majelis yang dihadiri oleh beliau dan Habib Nuh adalah persidangan wali-wali yang membincangkan antara lain tentang satu wabah yang akan turun, yakni wabah cacar. Dan para wali yang bersidang itu mohon bala' itu supaya tidak turun. Alhamdulillah, makbul. Tetapi menurut Pakcik Muhammad, “tempiasnya” masih mengenai banyak orang sehingga banyak yang mati terutamanya orang-orang kafir. [Wabah cacar pada masa itu merupakan penyakit yang sangat bahaya dan belum ditemui obatnya].
“Saya tiga hari pingsan dan bahu saya masih berparut diserang wabah cacar itu. itupun Syeikh Said yang mengubatnya,” kata Pakcik Muhammad sambil menunjukan parut cacar di atas bahunya.
Cerita ini menggambarkan peranan tersembunyi As Sayid Habib Nuh sebagai “pencatur dunia”, yang mana kenyataan ini sukar diterima oleh mereka yang hanya menggunakan akal menilai sesuatu kebenaran.
2. Menundukan Gubernur Yang Angkuh. [7]
As Sayid Habib Nuh dikaruniai Allah berbagai karamah sebagai tanda kemuliaan dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada dirinya. Berbagai cerita mengenai kewalian dan karamah beliau dibawa dari mulut ke mulut sehinggalah kepada Sayid Hassan Al Khattib, penjaga makam Habib Nuh.rhm Di antaranya adalah seperti berikut :
As Sayid Habib Nuh bersikap tidak menghormati terhadap orang-orang yang angkuh dengan kekayaan atau jabatan duniawi. Begitulah, walaupun orang menghormatinya atau takut kepada Sir Crawford, Gubernur Singapura, ketika itu tetapi Habib Nuh tidak takut kepada wakil penjajah itu.
Dalam satu peristiwa, Gubernur Crawford marah dan menghina Habib Nuh karena beliau tidak menghormatinya. Tiba-tiba saja kereta kuda yang dinaiki Gubernur itu terlekat di bumi dan tidak dapat bergerak. Gubernur naik marah dan bertanyakan hal itu kepada pengiringnya. Tetapi pengiring itu bertanya kepada tuan gubernurnya, “Tahukah tuan siapakah orang yang tuan marah dan hina itu?”
Gubernur menjawab, “Itu orang gila.”
“Sebenarnya dia bukan gila tetapi dia orang baik dan ada karamah. Lihat, bila tuan marah kepada dia, dia sumpah dan sekarang kereta tuan tidak dapat bergerak,” jelas pengiringnya.
Gubernur menjadi takut dan akhirnya meminta maaf dengan Habib Nuh. Setelah Habib Nuh menepuk-nepuk kaki kuda itu, barulah kuda itu berjalan pantas seperti biasa. Sejak itu Gubernur sadar betapa As Sayid Habib Nuh mempunyai kelebihan luar biasa.
Bagaimanapun, pada satu ketika Gubernur terus bersikap congkak dan sombong, dan memerintahkan orang-orangnya menangkap Habib Nuh dan mengurung di dalam penjara dengan kaki dan tangannya dirantai. Tindakan keras ini diambil, kerana As Sayid Habib Nuh tetap enggan menghormati wakil penjajah yang beragama Kristen itu. Anehnya, para pengawal penjara kemudian melihat Habib Nuh di luar penjara, tangan dan kakinya tidak dirantai. Walaupun ditangkap semula, dia tetap dapat keluar dan kelihatan seolah-olah tidak ada apa-apa yang berlaku padanya akhirnya beliau dibebaskan sepenuhnya.
3. Kapal Pelayaran, Terbakar Dan Karam. [8]
Dalam satu peristiwa lain, ketika sebuah kapal hendak berlayar, muncul Habib Nuh di perlabuhan. Habib Nuh menahan barang-barang yang berharga daripada dibawa bersama dalam pelayaran itu. Orang-orang yang terlibat tidak senang dengan sikap beliau itu tetapi beliau tetap bertegas;
“Tidak boleh barang-barang yang berharga itu dibawa.”
Setelah lama berbantah-bantahan, akhirnya orang ramai terpaksa akur dengan kemauan Habib Nuh itu, dan pemilik barang-barang tersebut tidak jadi mengirim barangnya dengan kapal itu.
Beberapa hari kemudian, penduduk Singapura mendapat berita bahawa kapal yang berlayar itu terbakar dan tenggelam di tengah lautan. Barulah tuan punya barang-barang tersebut sadar hikmah dibalik larangan Habib Nuh itu. Beliau bersyukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT.
4. Habib Nuh Meminta Untuk Melaksanakan Nazar dan Niat.
Dalam satu peristiwa lain, ada seorang saudagar ingin melanjutkan pelayarannya ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul badai. Dalam suasana cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari badai tersebut dan dia bernazar, jika sekiranya dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Setelah sepuluh tahun berlalu, dia pun pulang dari pelayaran itu. Habib Nuh pergi menemuinya dan menuntut kain seperti yang diniatkannya itu. Orang itu terperanjat karena dia tidak pernah menyatakan niatnya itu kepada siapapun dan dia sendiri sudah lupa dengan niatnya itu karena terlalu lama, tetapi Habib Nuh datang mengingatkannya akan niat baiknya itu. [9]
Habib Nuh juga dikenal memiliki kelebihan untuk tahu masa depan. Dia tampaknya tahu jika seseorang itu sakit, membutuhkan dia atau memaksudkan beliau. Pada satu waktu, seorang India Muslim balik ke India berdasarkan jalan laut untuk mengunjungi keluarganya. Dia telah berniat bahwa jika dia kembali ke Singapura dengan selamat, dia akan menghadiahkan kepada Habib Nuh satu hadiah. Bila dia pulang, dia terkejut bila melihat Habib Nuh sudah siap menunggunya di tepi laut.
Habib Nuh kata kepadanya "Saya percaya bahwa engkau sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada saya." Terkejut, India Muslim itu mengatakan, "Katakan kepada saya wahai tuan yang bijaksana, apakah yang tuan hajati dan saya akan dengan senang hati menghadiahkan kepada tuan."
Habib Nuh menjawab, "Saya menginginkan beberapa gulung kain kuning untuk disedekahkan kepada orang miskin, yang membutuhkannya dan anak." Sambil memeluk Habib Nuh, India Muslim itu berkata, "Demi Allah, saya sangat senang untuk menghadiahkan kepada seorang pria yang dirahmati Allah, karena baik budinya terhadap umat manusia. Berilah pada saya tiga hari untuk menghadiahkannya kepada tuan. "
Dia telah menunaikan janjinya dalam masa yang dijanjikan. [10]
5. Bertemu Di Kota Mekah. [11]
Beliau diberkahi oleh Allah SWT kemampuan untuk ghaib, dan dilihat kembali di tempat-tempat yang jauh. Ada yang memberitakan bahwa Beliau telah terlihat sedang shalat di Masjid Agung Makkah, Masjidil Haram tanpa secara fisik pergi ke sana. Pada satu waktu, ia pernah mengatakan kepada calon haji bahwa mereka akan bertemu di Makkah. Bila jemaah itu sampai di sana, dia disambut oleh Habib Nuh sendiri. Menurut orang-orang yang hidup sezaman dengan Habib Nuh, mereka pernah bertemu atau berada dengannya di beberapa tempat dalam satu waktu yang sama. Kejadian seperti ini tidak aneh bagi wali-wali Allah.
6. Tabib Yang Berkat Dan Hebat.
Habib Nuh juga terkenal sebagai tabib yang hebat, terutama pada anak-anak yang memang disukainya. Pernah ia menyembuhkan seorang anak yang terluka di kakinya dengan hanya menempatkan tangan-tangan beliau di atas luka itu dan membaca doa. Dalam waktu singkat, anak itu sudah bisa berlari kembali tampaknya tidak apa-apa yang terjadi ke atasnya. Bapak anak-anak itu sangat senang, dia telah memberikan uang kepada Habib Nuh, tapi Habib Nuh memberikan uang itu kepada yang membutuhkan.
Habib Nuh sanggup mengarungi badai untuk pergi mengobati anak yang sakit. Dia pernah berjalan ke Paya Lebar dari rumah beliau di Telok Blangah, ketika hujan lebat untuk mengobati seorang anak. Bila ia sampai di rumah anak itu, orangtua anak itu terkejut melihat pakaian Habib Nuh langsung tidak basah.
7. Air berubah menjadi Susu. [13]
Dalam satu insiden lain, Habib Nuh telah dikejutkan oleh tangisan terus menerus dari anak tetangganya. Bila dia pergi ke sana, ia menemukan bahwa keluarga itu sangat miskin dan tidak mampu membeli makanan untuk anak yang kelaparan itu. Dia mengalirkan airmata bila mendengar cerita itu, lantas mengambil satu tempurung kelapa, menuangkan air ke dalamnya dan membaca doa. Dengan kehendak Allah, air itu berubah menjadi susu untuk diminum oleh anak tersebut.
8. Mimpi Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah As-Suhaimi Ba Syaiban[14]
Dikisahkan bahwa Kyai Agung Muhammad bin 'Abdullah as-Suhaimi Ba Syaiban memang selalu mengamalkan bacaan mawlid junjungan nabi saw, tetapi kadangkala beliau meninggalkannya. Pada satu malam, ia bermimpi dan di dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan junjungan nabi Muhammad saw dan Habib Nuh yang ketika itu sudah kembali ke rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi baginda nabi saw yang sedang berjalan di depan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada baginda nabi saw: "Ya RasulAllah, marilah kita ziarahi rumah teman saya Muhammad Suhaimi." Tapi junjungan nabi saw enggan melakukannya sambil bersabda: "Saya tidak ingin menziarahinya karena Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya." Habib Nuh mengimbau baginda nabi saw: "Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni." Setelah itu barulah junjungan nabi saw ingin masuk dan duduk di dalam rumah Kyai Agung. Inilah kisah mimpi Kyai Agung, setelah sinyal mimpi itu, maka Kiai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan mawlid, sehingga dalam pelayaran sekalipun dan meskipun hanya 2 atau 3 orang saja dalam acara pembacaan tersebut. (Seperti yang telah dikisahkan diatas)
9. Keberkatan Menyayangi Kanak-kanak[15]
Antara sifat yang menonjol pada diri As Sayid Habib Nuh adalah beliau sangat menyayangi anak-anak. Sering orang bertemu Habib Nuh bersama dikelilingi oleh anak-anak. Ini sesuatu yang ganjil. Kadang-kadang beliau singgah di toko-toko bersama kelompok anak dan anak itu mengambil seberapa banyak makanan yang ada tanpa apa-apa bayaran.
Anehnya, ke semua tuan toko tidak melarang perbuatan itu. Karena mereka yakin toko mereka akan mendapat keberkatan jika dikunjungi oleh Habib Nuh bersama kelompok anak tersebut. Ini terbukti, setiap toko orang Islam yang didatangi oleh Habib Nuh bersama anak, kemudian menjadi maju dan tidak putus-putus dikunjungi pelanggan.
Sayid Habib Nuh sayang kepada kanak-kanak karena mereka adalah Ahlul Jannah (ahli Syurga). Kelakuan Sayid Habib Nuh itu agak aneh bagi seorang yang sudah tua. Memang itu di antara keanehan Habib Nuh, seorang yang mempunyai keistimewaan yang terlindung dari Allah SWT.
10. Tebuan Menghormati Jenazah Beliau[16]
Diceritakan ketika keranda jenazah beliau diusung untuk ke makam pusaranya, mereka yang mengusungnya terpaksa membawa keranda tersebut melalui ke satu lorong kecil. Di mana kiri dan kanan sepanjang perjalanan di lorong kecil tersebut kedapatan penuh dengan pohon bambu Cina serta dedaunnya yang panjang. Saat melewati lorong itu, keranda menabrak sarang tawon sehingga sarang itu pecah. Tapi tawon-tawon itu tidak sedikit pun menganggu orang yang mengiringi jenazah itu.
11. Pusara Terselamat Dari Letupan Bom dan Pemugaran.
Karamah beliau tidak habis di situ saja. Selama Perang dunia kedua, ketika Telok Blangah dibom dengan hebatnya oleh Jepang, tidak ada satu bom pun singgah di pusara Habib Nuh. Dan ketika pemerintah Singapura ingin membangun satu jalan raya di Tanjung Pagar, akhirnya jembatan telah dirancang untuk menekuk melingkarinya, tingginya hampir sama dengan posisi makam.
12. Hujan bagi nelayan
Satu lagi kejadian yang terjadi, pada suatu hari satu rombongan nelayan-nelayan melayu dari area Pasir Panjang telah menemukan Habib Nuh. Mereka mengadu bahwa air di sumur-sumur mereka mulai kering karena kemarau. Habib Nuh membawa mereka ke sebuah surau dimana Habib Nuh menengadahkan dua tangan dan memohon Rahmat dari ALLAH, saat doa sedang dibaca tiba-tiba langit yang cerah dan terang benderang berubah menjadi gelap dan terus hujan turun perlahan lahan selama beberapa jam. Melihat hujan turun, seorang dari rombongan tersebut yang berada dalam surau menangis terisak isak. Habib Nuh tanyakan kepada orang tersebut "Kenapa kamu menangis?" Maka orang tersebut menjawab "Saya terlalu gembira karena hujan telah turun". Habib Nuh memberitahu orang tersebut dan lain-lain yang masih berada dalam surau tersebut, "Inilah kekuasaan ALLAH jika kamu sembahkan dengan ikhlas sepanjang waktu, maka segala permintaan kamu akan dikaruniai ALLAH ".
13. Mengabari orang akan meninggal
Pada suatu hari satu rombongan orang orang telah mengunjungi kediaman Habib Nuh, mereka menunggu di ruang rumah karena waktu itu Habib Nuh sedang sholat Ashar.Setelah sholat Habib Nuh keluar menemukan tamu tersebut, sewaktu beliau berjabat tangan dengan orang ke dua dari rombongan tersebut. Habib Nuh telah merenung ke wajahnya dan berkata "Lebih baik kamu pulang, karena ibumu sedang kritis akan meninggal". Orang tersebut ditemani oleh Habib Nuh dan ketika mereka tiba di rumahnya ditemukan ibunya baru saja meninggal dunia.
Makam beliau terletak di 37 Palmer Road, Tanjong Pagar, Singapura 079424, biasa jam ziarah buka pukul 09.00 sampai 20.00 malam waktu Singapura. Keistimewaan Habib Nuh al-Habsyi makin tersohor apabila kerajaan Singapura sewaktu pembuatan jalan raya mencoba untuk memindahkan makam beliau tetapi gagal. Sebuah bangunan makam yang menarik yang menyerupai Mesjid lengkap dengan tempat tinggal Imam, telah di bangun di area perkuburannya. Bilik atau "chamber" yang mengelilingi area perkuburannya telah dibangun oleh Tuan Syed Muhammad bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Abdillah As Shofie Asseggaff (yang dikenal dengan nama Nong Chick) pada tahun 1890 M/1307 H, setelah itu bangunan makam yang memiliki 49 anak tangga telah diperindah dan diperbaiki dari waktu ke waktu oleh dermawan dermawan Islam.

Beberapa peninggalan Al Imam Al Ali bin Muhammad AlHabsyi

Beberapa peninggalan Al Imam Al Quthbul Wujud Asy-Syahir Al Ali bin Muhammad AlHabsyi(Shahibul Maulid Simthud Durror) yang di rawat hingga kini oleh Munsib AlHabsyi Sewun yang merupakan cicit beliau sendiri yaitu AlHabib Ali bin Abdulgadir bin Muhammad bin Ali bin Muhammad AlHabsyi
sumber

Nasehat Baginda Yang Mulya Rasulullah SAW kepada Imam Ali bin Abi Thalib Ra

*Wahai Ali,
Barangsiapa makan barang yang halal, jernilah agamanya, lembut hatinya dan terbuka do'anya
Barangsiapa makan barang yang subhat, keruh agamanya dan gelap hatinya.
Barangsiapa makan barang yang haram matilah hatinya. menipis agamanya, lemah keyakinannya, Allah tutup do'anya dan akan mengurang ibadahnya.
*Wahai Ali,
Senantiasa orang yang beriman itu tambah meningkat dalam agamanya selama ia tidak makan barang yang haram,
Dan Barangsiapa yang menjauhkan diri dari Ulama, maka akan mati hatinya ( padam cahaya hatinya ),
dan akan buta ia terhadap perkara-perkara ibadah kepada Allah S.W.T.
*Wahai Ali,
Jauhilah olehmu kemaharan,
karena sesungguhnya kemaharan itu dari Syaithan,
dan dia akan menguasai dirimu ketika engkau dalam keadaan marah itu.
Jauhilah olehmu dari sumpahan orang yang teraniaya,
karena sesungguhnya Allah S.W.T. akan mengabulkan sumpah itu,
sekalipun dia orang kafir, karena kekafiran itu akan tetap pada dirinya.
(Mutafaq'alaih)

cintailah aku agar kalian memperoleh cinta Allah

Imam at Tirmidzi dan Imam ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Cintailah Allah agar kalian memperoleh sebagian nikmat-Nya, cintailah aku agar kalian memperoleh cinta Allah, dan cintailah keluargaku (ahlul baitku) agar kalian memperoleh cintaku.
sumber

Al Habib Salim Bin Hafidz

Al Alim Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Salim Bin Hafidz bin Syaikh Abu Bakar bin Salim
-----------------------------
Habib Salim Bin Hafiz Bin Syaikh Abu Bakar bin Salim adalah datuk kepada Habib ‘Umar bin Muhammad Bin Hafiz yang masyhur dewasa ini. Beliau lahir di Bondowoso, Pulau Jawa pada 25 Syawwal 1288H / 6 Januari 1872M. Kemudian beliau dibawa ayahandanya balik ke Kota Misythah, Hadhramaut ketika beliau berusia kira-kira 8 tahun. Beliau menerima didikan awal daripada ayahnya dan beberapa ulama di Kota Misythah antaranya dengan Mu’allim ‘Abud bin Sa’id BaSyu’aib dan Mu’allim ‘Abdullah bin Hasan BaSyu’aib. Pada 1304H, beliau meneruskan pencarian ilmunya dengan mendatangi Kota Tarim al-Ghanna. Di kota berkat ini, beliau menimba pengetahuan agama daripada para ulama di sana antaranya Mu’allim ‘Abdullah bin Ahmad BaGharib dan Habib ‘Abdur Rahman bin Muhammad al-Masyhur. Selain Kota Tarim, beliau turut mengadakan perjalanan sama ada untuk mendalami ilmunya juga untuk menyebarkan ilmu dan dakwah ke Seiwun, Du’an, al-Haramain, Zanzibar, Mombasa, India dan tidak ketinggalan tanah kelahirannya, Pulau Jawa.
Di negeri-negeri yang dikunjunginya, beliau tidak melepaskan peluang untuk mengadakan pertemuan dan menjalinkan hubungan dengan para ulama dan awliya’ yang menetap di sana. Hasil pertemuan dan hubungan ini, baik berupa wasiat, nasihat dan ijazah beliau kumpulkan dalam satu catatan yang dinamakannya “Minhah al-Ilah fil ittishal bi ba’dhi awliya”. Habib Salim terkenal sebagai seorang ulama yang bersifat khumul yang tidak suka namanya dikenali orang. Apa yang penting baginya ialah keredhaan Allah s.w.t., dan bukannya penghargaan manusia. Di akhir hayatnya, sifat khumul ini semakin terserlah bila beliau sentiasa berusaha bersungguh-sungguh untuk menyembunyikan dirinya dalam majlis-majlis umum dengan duduk di shaf yang paling belakang. Beginilah sikap beliau sehingga beliau dipanggil pulang ke rahmatUllah pada tahun 1387H di Kota Misythah. Walaupun beliau tidak meninggalkan karya ilmiyyah yang banyak, tetapi perjuangannya diteruskan zuriatnya antaranya oleh anandanya Habib Muhammad bin Salim dan kini teruskan oleh cucu-cucunya para guru guru mulia: Habib ‘Umar bin Muhammad dan Habib ‘Ali Masyhur bin Muhammad dan Habib 'Attas bin Muhammad...

DO’A SEBELUM MEMBACA SHALAWAT

DO’A SEBELUM MEMBACA SHALAWAT
(DO’A Al IMAM Al QUTHB GHAUST AL HABIB ‘ABDULLAH BIN ‘ALWI AL-HADDAD)
اللّٰهُمَّ اِنِّيْ نَوَيْتُ بِصَلَاةِ هَذِهِ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, اِمْتِثَالًا لِأَمْرِكَ, وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ, وَاتِّبَاعًا لِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَمَحَبَّةً فِيْهِ, وَشَوْقًا اِلَيْهِ, وَتَعْظِيْمًا لِحَقِّهِ, وَتَشْرِيْفًا لَهُ, وَلِكَوْنِهِ اَهْلًا لِذٰلِكَ, فَتَقَبَّلْهَا اللّٰهُمَّ بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ وَاِحْسَانِكَ, وَأَزِلْ حِجَابَ الْغَفْلَةِ عَنْ قَلْبِيْ, وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ زِدْهُ شَرَفًا عَلَى شَرَفِهِ الَّذِىْ اَوْلَيْتَهُ, وَعِزًّا عَلَى عِزِّهِ الَّذِىْ اَعْطَيْتَهُ, وَنُوْرًا عَلَى نُوْرِهِ الَّذِىْ مِنْهُ خَلَقْتَهُ, وَاَعْلِ مَقَامَهُ فِيْ مَقَامَاتِ الْمُرْسَلِيْنَ, وَدَرَجَتَهُ فِيْ دَرَجَاتِ النَّبِيِّيْنَ, وَأَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ, وَرِضَاهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ, مَعَ الْعَافِيَةَ الدَّآئِمَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَالْمَوْتَ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ, وَكَلِمَةِ الشَّهَادَةِ عَلَى تَحْقِيْقِهَا, مِنْ غَيْرِ تَبْدِيْلٍ وَتَغْيِيْرٍ, وَاغْفِرْلِيْ مَاارْتَكَبْتُهُ, بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ عَلَيَّ, إِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Duhai Allah, sesungguhnya aku berniat untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW ini demi melaksanakan perintahMu, membenarkan kitabMu, mengikuti nabiMu Muhammad SAW, karena aku mencintai, merindukan, mengagungkan, dan memuliakan Beliau SAW serta karena Beliau SAW memang sangat pantas untuk mendapatkan shalawat tersebut. Oleh karena itu, duhai Allah dengan kemurahan, karunia, kedermawaan, dan kebaikanMu, terimalah shalawat yang akan kubaca ini, singkirkanlah hijab kelalaian yang meliputi hatiku dan jadikanlah aku sebagai salah seorang hambaMu yang shaleh.
Duhai Allah, berilah Beliau SAW kemuliaan di atas kemuliaan yang telah Engkau anugerahkan kepada Beliau, cahaya di atas cahaya yang darinya Engkau ciptakan Beliau dan tinggikan derajat Beliau di atas derajat para rasul dan para nabi.
Duhai Allah, Tuhan alam semesta, berilah aku surga, keridhaanMu dan keridhaan Beliau, teriring keselamatan dalam agama, dunia, maupun akhirat yang selalu menyertaiku. Duhai Allah, karuniakanlah aku kematian dalam keadaan berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah, dan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, serta dapat mengucapkan kalimat syahadat dengan benar tanpa sedikitpun perubahan. Ampunilah segala dosa yang pernah ku lakukan, berkat kemurahan dan kebaikanMu semata, sesungguhnya Engkau Maha Memberi dan Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam Allah semoga senantiasa tercurah kepada Sayyidina Muhammad beserta segenap keluarga, shahabat, dan seluruh pengikut Beliau. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Sabtu, 06 Februari 2016

Dahsyatnya Suara Baginda Yang Mulya Rasulullah SAW

Baginda Rasulullah SAW memang memiliki banyak mukjizat. Hampir semua mukjizat para Nabi berada pada diri Rasulullah SAW. Salah satu mukjizat Rasul adalah memiliki suara yang cukup dahsyat, bahkan suara Rasulullah SAW bisa di dengar dari jarak yang jauh sekali.
Pengeras suara juga tidak ada, namun kok bisa didengar oleh banyak manusia dari jarak yang cukup jauh suara Beliau itu, sungguh mukjizat yang tiada tara.

Banyak di antara mukjizat Nabi Muhammad SAW yang seringkali ditunjukkan kepada para sahabat. Salah satunya adalah mukjizat Rasulullah SAW yang memiliki suara yang merdu sekali, sehingga nyaman dan indah didengar oleh telinga.
Seperti halnya penuturan Anas ra dalam sebuah riwayatnya, Rasulullah SAW bersabda,
"Bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan bermuka tampan dan bersuara merdu. Sedangkan Nabimu adalah yang terbagus raut mukanya dan merdu suaranya,"
(HR. At-Tirmidzi).
Suara Rasulullah SAW ternyata tidak hanya merdu saja, namun juga memiliki kekuatan suara yang cukup dahsyat sehingga orang-orang jauh pun bisa mendengar suara beliau.
Banyak Riwayat yang Mengisahkan
Istri Beliau, Rasulullah SAW yang bernama Aisyah, pernah menceritakan bahwa pada suatu ketika, tepatnya pada hari Jumat, Rasulullah SAW sedang duduk di atas mimbar di masjid. Ketika itu Rasulullah SAW bersabda kepada para manusia,
"Duduklah kalian."
Sabda Rasulullah yang demikian itu ternyata tidak hanya didengar oleh orang-orang yang berada di masjid itu saja, akan tetapi didengar pula oleh Abdullah bin Rawahah yang pada saat itu sedang berada di wilayah Bani Graham. Saat itu Abdullah bin Rawahah pun langsung duduk di tempat yang jaraknya cukup jauh dari masjid itu. Padahal saat itu belum ada pengeras suara seperti saat ini.
Dalam riwayat lainnya, Abdurrahman bin Mu'adz yang juga termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW sedang menceramahi para sahabat-sahabatnya di Mina.
Rasulullah SAW bersabda,
"Bawalah kerikil untuk melempar."
Demikian ucap Rasulullah SAW ketika membimbing para sahabat untuk beribadah.
Sementara itu Abdurrahman sendiri ketika itu berada jauh dari Rasulullah SAW, namun ia bisa mendengar suara beliau ketika mengajari para sahabat tentang tata cara beribadah.
Tidak hanya itu, pada suatu ketika, Bara' bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah berceramah kepadanya dan para sahabat di sekelilingnya. Namun suara Rasulullah SAW ketika itu ternyata mampu didengar oleh para muslimah yang berada dalam kamar pingitan mereka.
Suara Dapat Didengar dari Jarak Cukup Jauh
Pengalaman lainnya juga diungkapkan oleh Ummu Hani. Ia menuturkan bahwa pada suatu malam ketika dirinya sedang membaringkan punggung di rumahnya. Suasana ketika itu cukup sepi, namun tiba-tiba ia mendengar suara Rasulullah SAW. Ummu Hani merasa heran, dari itu ia mencoba mencari-cari Rasulullah SAW di rumahnya. Namun ternyata Rasulullah SAW tidak ada di rumahnya saat itu.
Pada saat yang bersamaan, ternyata Rasulullah SAW ketika itu sedang berada di sisi Ka'bah. Sedangkan rumah Ummu Hani dan Ka'bah memiliki jarak yang cukup jauh sekali.
Ummu Hani menceritakan apa yang disabdakan Nabi adalah sebagai berikut.
Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai orang-orang yang beriman, dengan lidahnya dan tak memurnikan keimanan dari hatinya, janganlah kalian memfitnah kaum muslimin dan janganlah kalian mencari-cari cacatnya. Dan barangsiapa yang cacatnya dicari-cari oleh Allah SWT, maka Dia akan membuka kejelekan di tengah rumahnya."
Subhanallah...
Ucapan Rasulullah SAW tersebut mampu menembus dinding pembatas rumah-rumah para penduduk ketika itu. Sehingga banyak muslimah yang berada di dalam kamarnya juga mampu mendengar apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tersebut, termasuk Ummu Hani. Padahal jarak mereka dengan Rasulullah SAW cukup jauh dan tidak ada pengeras suara.
Subhanallah....
sumber

Salah Satu Mukjizat Rasulullah Saw

Guru Mulia Al-Habib Umar bin Hafidz:
-- Salah Satu Mukjizat Rasulullah Saw --
Suatu hari karena terlalu lapar, Sayyidina Abu Hurairah terpaksa menahan para Sahabat yang lewat di hadapannya
Beliau sengaja bertanya pada mereka (Sahabat) tentang Ilmu atau ayat Al-Quran yang dia sendiri sudah tau jawabannya

Tujuan Beliau melakukan hal itu adalah dengan harapan ada Sahabat yang membawa Beliau ke rumah dan memberi makan
ada beberapa orang Shabat yang terkenal lewat Sayyidina Abu Bakar menjawab pertanyaan Beliau lalu pergi, Sayyidina Umar menjawab pertanyaan Beliau dan pergi
dan kemudian datanglah kepada Beliau Sayyidina Rasulullah Saw, lalu Sayyidina Abu Huairah menyapa Rasulullah Saw dan Baginda tersenyum.
Baginda berkata kepada Beliau "marilah bersama aku" Baginda Saw membawa Beliau ke rumahnya, Baginda tau akan keadaan Abu Hurairah ketika itu
dan Beliau pun masuk ke rumah Rasulullah Saw, tetap adakah ditemukan sebuah meja yang penuh hidangan untuk Beliau?
(tidak sebagaimana biasanya) Baginda Saw bertanya kepada keluarganya apakah ada sesuautu yang bisa dimakan?
Jawab keluarga Baginda cuma ada semangkuk susu yang dihadiahkan orang kepada Baginda, mendengar hal tersebut Sayyidina Abi Hurairah merasa gembira.
Akhirnya Beliau dapat minum susu tadi untuk menghilangkan rasa kelaparan
tetapi Rasulullah saw berkata: "ya Abu Hurairah pergilah engkau kepada ahlul suffah dan bawa mereka kemari"
para Ahlu Suffah berjumlah 70 orang bahkan ketika mereka ramai berkumpul jumlahnya mencapai 300 orang
Maka jawab Abu Hurairah: 'kalau begitu baiklah wahai Rasulullah..'
beliau pun pergi menjemput mereka sambil berfikir sendirian
'bertapa saya sangat membutuhkan tuk minum susu tadi karena rasa kelaparan yang aku alami.. jika aku menjemput para ahlu suffah
dan yang dihidangkan adalah susu yang tadi, pasti tidak ada yang tersisa'
Beliau pun dengan taat menjeput mereka , jumlahnya bukan satu, dua , tiga atau empat orang tetapi keseluruhan 80 orang
kata Beliau: ' Ya Rasulullah aku telah membawa mereka kesini'
Rasulullah pun menyuruh Beliau memanggil mereka masuk ke dalam 10 orang demi 10 orang, Beliau pun taat
10 orang masuk ke dalam, Rasulullah pun mengambil semangkuk susu tadu dan memberi mereka minum Sayyidina Abu Hurairah hanya dapat melihat mereka minum selesai kelompok pertama minum, mangkuk itu masi penuh dengan susu kelompok ke dua pun minum, mangkuk tadi masi juga penuh
kelompok ke tiga dan semua setiap sepuluh orang pun minum , sedikitpun tidak berkurang susu tadi
Kata Abu Hurairah : 'menakjubkan, masi ada harapan untuk aku minum susu tadi'
kelompok ke dua pun minum susu itu
Abu Hurairah melihat sendiri setiap orang yang meminum susu tadi, ajaibnya susu itu tidak sedikitpun berkurang
maka dua puluh orang telah minum, Abu Hurairah pun merasa ada harapan baginya.
Setelah habis semua orang yang minum susu tadi Rasulullah berkata: "sekarang cuma tinggal kita berdua.. minumlah"
kata Rasulullah. kata Abu Hurairah: 'minumlah terlebih dahulu ya Rasulullah'
kata Rasulullah: "Tidak, tuan rumah senangtiasa yang terakhir"
"sekarang minumlah engkau". kata Rasulullah.
Maka Beliau pun mengambil mangkuk susu tadi, kata Abu Hurairah: 'telah aku minum sampai puas', Beliaupun beri susu tadi kepada Rasulullah
Baginda saw berkata :"minum lah lagi". Beliaupun minum sekali lagi , maka Abu Hurairah sangat kenyang
Ketahuilah bahwa ketika itu sesudah musim kelaparan...
Jadi bukanlah Abu Hurairah terlalu kenyang, terlalu kenyang hanya menjadi bid'ah jika telah menjadi kebiasaan dan Beliau pun memberi mangkuk tadi, kata Rasulullah: "minumlah lagi" Belaiu pun minum untuk kali ke tiga sampai pada hadnya, sehingga terlalu kenyang
Kata Beliau: 'ya Rasulullah, sungguh aku telah kenyang sampai aku merasakan susu tadi keluar melalui jari jemariku, tidak ada ruang lagi dalam perutku untuk di di isi lagi'
Rasulullah Saw pun tertawa dan berkata: "Sekarang biar aku yang minum"
dan Baginda pun meminum mangkuk susu tadi. Sallahu'alaihi wasalam..
Ini adalah sekilas kisah Hidup Baginda Sallahu 'alaihi wasalam.
Baginda Saw, adalah pemberi Risalah kebenaran, dengan penuh kesabaran ketika dalam keadaan kelaparan baginda menyampaikan Risalah
kita sekarang merasakan nikmat yang merupakan hasil daripada penyampaian nya segala kebaikan timur dan barat adalah hasil perjuangan nya
Baginda adalah pembawa Risalah ini, dan Hal tersebut adalah kedudukan Beliau Saw, Shalawat dan salam keatas Baginda dan keluarganya

Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim
sumber

Kamis, 04 Februari 2016

Kata Kata Mutiara Habib Munzir Al-Musawa :

1.cobalah mengamalkan maulid dhya\’u;llami (Cahaya yg berpijar). anda akan sering berjumpa dan berjabat dg Rasul saw. dan melihat gambaran firdaus
2.iman itu naik dan turun, dan jika sedang saat menurun demikian hingga meninggalkan shalat atau malas melakukannya, ingatlah mati..,
3.setiap nafas kita adalah selangkah menuju kematian, dan kematian kita membayangi kita lebih dekat dari bayangan kita sendiri, dan akan datang Sang Pemisah ruh dg jasad, ia adalah tamu kita yg terakhir dalam hidup ini, Malaikat Izrail as
4.Perbanyaklah dzikir hati dg Laa ilaaha illallah didalam hati.., inilah dzikir agung yg membuka seluruh sifat mulia dalam jiwa kita dan menutup segala sifat tercela.
5.dan jangan Lupa membaca Aqur\’an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Alqur\’an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur\’an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya.
6.metode nabawi adalah metode yg tersukses dalam mengajar, yaitu dg kelembutan dan kasih sayang, murid yg membandel bersabarlah, panggillah, ajaklah mengobrol dg santai seakan ia tidak bersalah, hingga ia akrab dg anda, maka ia akan mundur dan malu dari sifat pembangkangannya.
7. jadikan keluarga anda keluarga indah yg bercahaya nabawi, cinta sunnah dan ibadah, maka keberkahan akan ditumpahkan pada hari hari anda.
8.sebaik baik rumah tangga yg sakinah ialah dengan mempelajari sunnah Rasul saw, maka metode nabawi adalah cara terbaik untuk menjadikan rumah tangga kita sejahtera dunia dan akhirat
9.sampaikan dakwah dg kelembutan dan kedamaian, metode nabawiy ini sangat efektif membenah jiwa ummat dan anda akan lihat mereka berduyun duyun mengunjungi majelis, mereka mendambakan ketenangan, kesejukan, dan hal itu yg sangat dibutuhkan masyarakat saat ini
10. menguatkan iman adalah dengan melakukan hal hal yg dapat membuat terang benderangnya jiwa kita dengan cahaya khusyu hingga enggan berbuat dosa dan gemar berbuat pahala, diantaranya dg seringnya menghadiri majelis taklim, Alqur,an, dzikir, pergaulan dengan teman teman yg baik dan banyak lagi
11.haji dan umroh yg mabrur akan memunculkan perbuatan2 mulia dan ibadah yg lebih setelah kepulangannya, ketenangan hati dan keimanan yg lebih kuat
12, sungguh tiada hadiah lebih agung dari doa, Rasul saw bersabda: Tiadalah seorang muslim berdoa untuk saudara muslimnya kecuali malaikat berkata : amin dan bagimu seperti doamu pada saudaramu (Shahih Muslim)
13.orang yg rindu pada Rasul saw maka ia telah dirindukan oleh Rasul saw.
14.Nahi Mungkar adalah melarang perbuatan jahat dan maksiat, dengan lisan, dengan harta, dengan siasat, dg jabatan, dan bukan dengan menghancurkan. demikian Nabi kita saw mengajarkan kita berlemah lembut pada sesama muslimin,karena kekerasan hanya akan menimbulkan perpecahan dan kebencian, bukan menghasilkan ketaatan dan ketakwaan"
15.akhlak yg indah bisa membuat orang meninggalkan semua maksiatnya dan bertobat.., nah.. warisilah kemuliaan akhlak sang Nabi saw wahai saudaraku
16,perbanyaklah shalawat pada Nabi saw, karena orang yg banyak bershalawat pada Nabi saw, ia dibimbing hidupnya oleh beliau saw
17.ingatlah bahwa semua aib orang yg kita lihat, jangan menghinanya, mungkin kita pernah berbuat hal itu atau yg lebih dari itu, jika tidak, mungkin Allah sdh mengampuni dosanya yg besar dan belum mengampuni dosa kita yg kecil
18.memperbanyak shalawat pada Nabi saw mencintai Nabi saw akan membuat anda banyak dicintai orang, atasan, bawahan, keluarga, teman, bahkan orang yg belum anda kenal.
19.jika ada yg mencaci/memfitnah kita jangan dibalas, doakan ia, karena cacian dan fitnahnya menghapus dosa kita dan membuat kita lebih dicintai Allah swt, jika kita membalasnya maka kita sama pula keburukannya dg orang itu.
20.jika anda berhadapan dg guru yg shalih, alim dan ahli makrifah, mendal;am dalam syariah, duduklah dg hati yg dikosongkan darisegala fikiran, duduklah seperti orang yg tidak punya apa apa, miskin dan faqir dihadapan Raja yg dermawan yg sedang membagikan mutiara mutiara ilmu dhahir dan batin.
mka ilmu dhahir dan batinmu akan diisi bagaikan bejana kosong diisi air hingga penuh
21.kemuliaan sunnah yg diamalkan seorang hamba jauh lebih mulia dari semua keramat, karena 1000X berjalan diatas air dan 1000X terbang ke langit sekalipun tak ada artinya dibanding satu kali kita sujud kepada Allah swt dalam khusyu, karena sujud kita itu bisa membuat kita semakin dekat pd Allah swt
--------------------------------------------------------------------------------
sumber www.majelisrasulullah.org

Sayyidah Nafisah dan Imam Syafi'i

Sayyidah Nafisah Ath-Thahirah bintu Al Imam Hasan Al-Anwar bin Imam Zaid Al-Ablaj bin Imam Hasan Sibthi bin Imam Ali bin Abi Thalib
-----------------------------
selama hidupnya beliau telah mengkhatamkan al-Quran sebanyak 4000 kali. Selain itu, meskipun tinggal jauh dari tanah suci, beliau melakukan ibadah haji sebanyak 17 kali.
Sayyidah Nafisah dan Imam Syafi'i
Sejarah sepakat mengatakan bahawa Sayyidah Nafisah semasa dengan Imam Syafie. Keduanya saling menghormati. Di ceritakan bahawa Imam Syafie meriwayatkan hadis dari Sayyidah Nafisah. Setiap berkunjung ke kediaman Sayyidah Nafisah Imam Syafie dan pengikutnya sangat menjunjung tinggi adab sopan santun terhadap beliau.
Imam Syafie setiap tertimpa penyakit selalu mengirim utusan ke Sayyidah Nafisah agar berkenan mendoakannya dengan kesembuhannya. Dan benar, setelah itu Imam Syafie mendapatkan kesembuhan. Ketika Imam Syafie tertimpa penyakit yang menyebabkan beliau wafat, Sayyidah Nafisah berkata pada utusan Imam Syafie: "Semoga Allah memberikan kenikmatan pada Syafie dengan melihat wajahNya yang mulia.”

mencari dan mendatangi orang sholeh

Al Alim Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri
Salah satu tradisi atau kebiasaan kami adalah bahwa setiap kali kami mendengar ada orang saleh di mana saja, kami akan mencari dan mendatanginya..untuk meminta doa-doanya, saran dan pandangannya.
Pada perjalanan baru-baru ini ke Republik Chechnya, Al Alim Al Habib Ali Al-Jufri (semoga Allah melindungi dan menjaganya selalu), bertemu dengan Syekh Sayyid Salim, yang berusia lebih dari 90 tahun. Beliau tinggal sendirian di pegunungan dan menghabiskan waktunya dalam ibadah dan mengingat Allah. Makan dari hasil berkebunnya dan minum dari ternak susu sapi nya.
Habib Ali mengatakan bahwa cahaya ibadah bisa dilihat di wajahnya dan kesederhanaan dari kesalehannya. Ketika Habib Ali meminta Syaikh ini untuk membuat doa, ia menjadi begitu asyik bercakap-cakap dengan Allah sehingga ia tidak menyadari ada orang di sekelilingnya. Seolah-olah dia sendirian di rumah pegunungannya itu. hanya ketika seseorang mengingatkan dia di mana dia dan dengan siapa dia berada, barulah beliau menutup doanya.
Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi para shalihiin dari umat ini dimana saja mereka berada.Aamiin...

Waktu Adalah Pedang

- Kalam Al Imam Al Quthb Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al Atthas (Huraidhah,Hadramaut)-
------------------------------------------
Nun di Huraidah. Di pedalaman lembah Hadramaut yang gersang namun penuh kesejukan itu, dua abad silam, seorang wali besar sedang khidmat menggoreskan penanya. Ia adalah Al Quthb Al Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib Al-Attas,Guru Besar dan Guru Futuh Al Imam Al Quthbul Wujud Al Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (Shahibul Maulid Simthud Durror)
Beliau menulis surat untuk Sejawatnya, al-'Arif Billah Habib Aqil bin Idrus bin Aqil yang tinggal di kota Inat. Surat yang memendarkan cahaya. Bertabur nasehat-nasehat yang menyentakkan kesadaran. Terangkai dalam kalimat-kalimat liris nan sejuk di jiwa. Alhamdulillah. Forsan Salaf berhasil menelisik manuskrip bersejarah itu. Dan kini kami ketengahkan petilan-petilan surat itu dalam bentuk terjemahan.
"Hadapkanlah jiwa dan ragamu kepada Allah SWT, sepenuhnya. Kerahkan segenap upaya dan niat. Niscaya, Ia akan menggamitmu 'tuk menjadi salah seorang wali-Nya. Lalu, Ia akan mengucurkan karunia demi karunia yang bakal mendamaikan kedua pelupuk mata dan kepundan hatimu."
Demikianlah nasehat pertama yang terajut dalam surat itu. Suatu motivasi yang sangat menggugah. Untuk Habib Aqil khususnya, untuk kita umumnya. Habib Abu Bakar kemudian meneruskan, "Engkau pernah mewartakan, bahwa kini Engkau telah menertibkan mejelis telaah kitab dan belajar mengajar. Aduhai, sungguh kabar yang memercikkan bahagia. Andai aku berada di tengah-tengah kalian sana, tentu, aku kan beroleh limpahan keberuntungan."
"Keutamaan ilmu, wahai sayid, tak ada yang bisa menandinginya. Allah SWT menfirmankan,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Dalam firman lain, Allah SWT memuji manusia yang berilmu,
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."
Sekaitan hal itu, Rasulullah SAW memaklumatkan, "Barangsiapa dikehendaki Allah untuk menjadi orang baik, maka, ia akan diberi pemahaman dalam ilmu agama."
"Peliharalah waktu. Waktu laksana sebilah pedang. Jika Engkau tidak menebaskannya, ia yang akan menebasmu. Sejatinya, segala cita dapat digapai dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin."
"Camkan sungguh-sungguh. Manfaatkanlah waktu. Sebab dengan itu, limpahan berkah bisa kau raih. Dan berkat keberkahan waktu, Engkau bisa menyaksikan ihwal-ihwal luar bisa yang begitu banyak, yang tak mungkin terdedah dalam tulisan ini. Sebenarnya, cukup dengan isyarat, orang-orang berhati bijak pasti memahaminya."
Kalimat demi kalimat terus mengalir di matras kertas itu. Penulis nampaknya menekankan paragraf yang mengulik rahasia waktu tersebut. Alangkah benar sang habib. Waktu sangatlah berharga. Teramat berharga untuk disia-siakan. Begitu dilewatkan, ia akan sirna untuk selama-lamanya.
Baris berikutnya, beliau sedikit menyentil masalah pentingnya perhatian terhadap anak-anak. "Curahkan perhatian kepada anak-anakmu. Awasilah segala tindak-tanduk mereka. Agar kelak mereka bisa membahagiakan hatimu."
IHYA ULUMIDDIN
"Tekunlah menelaahi kitab-kitab bermanfaat, terutama karya para sadah Alawiyin. Ketahuilah, karya-karya mereka adalah anggur yang sangat lezat."
Sebuah Wasiat tentang pentingnya melestarikan ilmu salaf. Kemudian Habib Abu Bakar menuangkan apresiasinya yang mendalam terhadap kitab ihya ulumiddin karya Imam al-Ghozali.
"Menelaahi kitab ihya ulumiddin dan mendalami semesta hikmahnya sangat dianjurkan para salaf. Konon, ruh penulis Ihya senantiasa hadir di setiap majelis pembacaan kitab itu. Rahasia ini kusingkap dari guru-guruku. Telaahi lebih jauh pada pasal mahabbah dan syauq, maka, Engkau akan mendapati inti dan rahasia besar yang terpendam. "
"Syukurilah curahan nikmat-nikmat-Nya padamu berupa rasa cinta kepada orang-orang baik dan fiil-fiil baik. Manakala kau bersyukur, Ia akan menambah kenikmatan padamu. Tambahan nikmat itu bisa berupa nikmat bathin dan dhahir. Pemberian-Nya tidaklah sama dengan pemberian kita. Pemberian kita terbatas dalam angka-angka. Sedang pemberiannya tak terbatas."
"Berprasangka baiklah terhadap hamba-hamba Allah. Sebab rahasia-rahasia-Nya senantiasa terpendam dalam diri mereka. Sudut-sudut bumi takkan pernah kosong dari hamba-hamba pilihan yang memanggul rahasia itu. Sepotong syair mengalun syahdu,
"Andai bukan karena mereka di tengah-tengah manusia, niscaya bumi dan gunung-gunung itu kan luluh lantak oleh terpaan dosa-dosa"
Kemudian Habib Abu Bakar menutup suratnya dengan muhasabah (intropeksi). Ia mengajak shohibnya itu untuk merenungi sisa-sisa umur.
"Ketahuilah wahai kekasihku. Umur kita telah dekat. Saat ini kita telah menapaki usia tujuh puluhan. Hati ini telah terkunci rapat untuk dunia. Dunia, bagi diri kita, hanyalah untuk mengenyangkan perut yang kelaparan, menyukupkan orang-orang yang kekurangan, meringankan beban fakir miskin, dan berbagai amal kebaikan. Adapun untuk selain itu, tak terbetik minat sedikit pun pada dunia."
Surat di atas tertulis pada 20 Sya'ban 1280 Hijriyah. Tertandai nama Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas. Yang menerima surat, Habib Aqil bin Idrus bin Aqil, belakangan mesanggrah di kota Surabaya dan meninggal di kota itu pada bulan Ramadhan 1316 Hijriyah. Ia di makamkan di sebelah timur makam Habib Syeh bin Ahmad Bafaqih.

BEBERAPA AMALAN MELANCARKAN REZEKI

* Al-habib abdullah al-haddad berkata: "beribadah setelah melakukan shalat subuh mempunyai keutamaan tersendiri untuk mendatangkan rizki lahiriah. Adapun beribadah setelah melakukan sholat ashar mempunyai keutamaan tersendiri untuk mendatangkan rizki batiniah. Perbuatan yang seperti itu biasa dilakukan oleh para tokoh 'arifin billah yang mengerti. Sebagaimana dalam sebuah hadis menuturkan: 'sesungguhnya seorang yang duduk ditempat shalatnya dan berdzikir kepada Allah swt setelah melakukan Shalat Subuh, maka ia akan mendapat rizki lebih cepat dari seorang yang berkelana untuk mencari rizki."
* Habib Umar Bin Hafidz menyarankan agar setiap pagi kita membaca 100x :
ﻳﺎ ﻓَﺘَّﺎﺡ
ﻳﺎ ﺭَﺯَّﺍﻕ
ﻳﺎ ﻛﺎﻓﻲ
ﻳﺎ ﻣُﻐْﻨِﻲ
Ya Fattāh,
ya Razzāq,
ya Kāfī,
ya Mughnī
Duhai Maha Pembuka Rahmat,
Maha Pemberi Rizqi
Maha Pemberi Kecukupan
Maha Pemberi Kekayaan.
Jangan lalai dari sholat Ḍuḥā.
membaca Surat al-Wāqi`ah setiap hari (ba'da Aṣr)
baca 100 x dalam sehari:
ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﻤَﻠِﻚُ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﺍﻟْﻤُﺒِﻴﻦ
Lā ilāha illAllāhu-l-Maliku ‘l-Haqqu ‘l-Mubīn
“Tiada Tuhan Selain Allah, Raja, al Haqqul Mubiin
(Ba'da sholatul dzuhr).
Juga 100x dalam sehari:
ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪ
Subḥānallahi wa bi hamdihi, subḥānallahi-l-
`Aẓim, astaghfirullah
(Sebelum atau sesudah sholat sunnah 2 rakaat Subuh)
* Penyebab terkuat melancarkan Rezeki itu adalah sebagaimana yang telah di tuturkan Oleh Orang-orang yang Arif.
Menegakkan Shalat dengan penuh pengagungan dan Khusyu',
Membaca Surah Al-waqi'ah terlebih di waktu malam,
Membaca Surah Yasin, dan Tabarak di waktu subuh,
Hadir ke Masjid sebelum adzan, senantiasa berada dalam keadaan suci,
Melaksanakan Shalat sunnah Fajar dan witir di rumah,
Memakmurkan Ibadah setelah shalat subuh sampai Matahari terbit dengan beri'tikaf di masjid,
membaca Doa Ini:
Ya Kaafi, ya mugni, Ya fattah, ya Razzaq. baca berulang-ulang sebanyak yang engkau mampu.
Berkata Al-imam Asy-syafi'i Rahimahullah. empat perkara yang Mudah mendatangkan rezeki.
1. menghidupkan malam
2. benyak membaca Istigfar di sepertiga malam
3. ringan bersedekah
4. berdzikir di awal hari. dan di akhir hari (Baca doa pagi dan petang).
Empat hal yang dapat mencegah datang nya rezeki.
1. Tidur di waktu subuh
2. sedikit shalat
3. Malas
4. Khianat
* Diriwayatkan bahwa suatu ketika datang seorang lelaki mengeluhkan keadaannya kepada Rasulullah saw. Ia berkata, “Dunia ini telah berpaling dariku dan yang telah kuperoleh dari tanganku sangatlah sedikit.” Rasulullah saw bertanya kepadanya, “Apakah engkau tidak pernah membaca doanya para Malaikat dan tasbihnya seluruh makhluk yang dengan itu mereka mendapat limpahan rezeki?” Lelaki itu bertanya, “Doa apakah itu wahai Rasulullah?”
Rasulullah saw menjawab, “Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil adzim, dan beristighfarlah kepada Allah sebanyak seratus kali diantara waktu terbitnya fajar hingga menjelang waktu shalatmu, dengan itu dunia akan tunduk dan merangkak mendatangimu, dan Allah menciptakan dari setiap kalimat tersebut Malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah hingga hari kiamat dan untukmu pahalanya.”
.
‪#‎NasehatHabibUmarbinHafidz